Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Cilacap

NU CILACAP ONLINE – Pimpinan Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Cilacap – disingkat Muslimat NUmenjadi bagian dari Badan Otonom NU Cilacap yang beranggotakan kaum perempuan yang tersebar di 24 Pimpinan Anak Cabang dan 284 Ranting di Desa/Kelurahan di Kabupaten Cilacap;

Pengurus Muslimat di tingkat Kecamatan bernama Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU; sedangkan pengurus di tingkat Desa/Kelurahan bernama Pimpinan Ranting (PR) Muslimat NU.

Visi Misi Muslimat NU

Visi Muslimat NU adalah terwujudnya masyarakat sejahtera yang dijiwai ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkemakmuran dan berkeadilan yang diridloi Allah SWT.

Misi Muslimat NU adalah;

  1. Mewujudkan masyarakat  Indonesia khususnya perempuan, yang sadar beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  2. Mewujudkan masyarakat Indonesia khususnya perempuan, yang berkualitas, mandiri dan bertaqwa kepada Allah SWT.
  3. Mewujudkan  masyarakat  Indonesia khususnya perempuan, yang sadar akan kewajiban dan haknya menurut ajaran Islam baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
  4. Melaksanakan tujuan Jam’iyyah NU sehingga terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang merata dan diridhoi Allah SWT.

Sejarah Muslimat NU

Tentang Sejarah pergerakan wanita NU memiliki akar kesejarahan panjang dengan pergumulan yang amat sengit yang akhirnya memunculkan berbagai gerakan wanita baik Muslimat, Fatayat NU hingga Ikatan Pelajar Putri NU.

Sejarah mencatat bahwa kongres NU di Menes tahun 1938 itu merupakan forum yang memiliki arti tersendiri bagi proses katalisis terbentuknya organisasi Muslimat NU. Sejak kelahirannya di tahun 1926, NU adalah organisasi yang anggotanya hanyalah kaum laki-laki belaka.

Para ulama  NU saat itu masih berpendapat bahwa wanita belum masanya aktif di organisasi. Anggapan bahwa ruang gerak wanita cukuplah di rumah saja masih  kuat melekat pada umumnya warga NU saat itu.

Hal itu terus berlangsung hingga terjadi polarisasi pendapat yang cukup hangat tentang perlu tidaknya wanita berkecimpung dalam organisasi. Baca juga Pengurus Organisasi NU Dan Pimpinan Badan Otonom NU.

Wanita di Organisasi NU

Dalam kongres itu, untuk pertama kalinya tampil seorang muslimat NU di atas podium; berbicara tentang perlunya wanita NU mendapatkan hak yang sama dengan kaum lelaki dalam menerima didikan agama melalui organisasi NU.

Verslag kongres NU XIII mencatat : “Pada hari Rebo ddo : 15 Juni ’38 sekira poekoel 3 habis dhohor telah dilangsoengkan openbare vergadering (dari kongres) bagi kaoem iboe, …Tentang tempat kaoem iboe dan kaoem bapak jang memegang pimpinan dan wakil-wakil pemerintah; adalah terpisah satoe dengan lainnja dengan batas kain poetih.”

Sejak kongres NU di Menes, wanita telah secara resmi diterima menjadi anggota NU. Meskipun sifat keanggotannya hanya sebagai pendengar dan pengikut saja, tanpa diperbolehkan menduduki kursi kepengurusan. Hal seperti itu terus berlangsung hingga Kongres NU XV di Surabaya tahun 1940. Baca juga Fatayat NU Cilacap, Organisasi Perempuan Pemudi NU 

Dalam kongres tersebut terjadi pembahasan yang cukup sengit tentang usulan Muslimat yang hendak menjadi bagian tersendiri; mempunyai kepengurusan tersendiri dalam tubuh NU. Dahlan termasuk pihak-pihak yang secara gigih memperjuangkan agar usulan tersebut bisa diterima peserta kongres. Begitu tajamnya pro-kontra menyangkut penerimaan usulan tersebut, sehingga kongres sepakat menyerahkan perkara itu kepada PB Syuriyah untuk diputuskan.

Sehari sebelum kongres ditutup, kata sepakat menyangkut penerimaan Muslimat belum lagi didapat. Dahlanlah yang berupaya keras membuat semacam pernyataan penerimaan Muslimat untuk ditandatangani Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan KH A. Wahab Hasbullah. Dengan adanya secarik kertas sebagai tanda persetujuan kedua tokoh besar NU itu, proses penerimaan dapat berjalan dengan lancar.

Hari Lahir Muslimat NU 29 Maret

Bersama A Aziz Dijar, Dahlan pulalah yang terlibat secara penuh dalam penyusunan peraturan khusus. Kelak, yang menjadi cikal bakal Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muslimat NU di kemudian hari. Bersamaan dengan hari penutupan kongres NU XVI, organisasi Muslimat NU secara resmi terbentuk; tepatnya tanggla 29 Maret 1946 / 26 Rabiul Akhir 1365.

Setelah itu, pada tanggal 29 Maret kemudian menjadi hari lahir Muslimat NU. Yang memiliki fungsi sebagai wadah perjuangan wanita Islam Ahlus Sunnah Wal Jama`ah dalam mengabdi kepada agama, bangsa dan negara.

Sebagai ketuanya Chadidjah Dahlan asal Pasuruan, isteri Dahlan. Ia merupakan salah seorang wanita di lingkungan NU itu selama dua tahun yakni sampai  Oktober 1948. Sebuah rintisan yang sangat berharga dalam  memperjuangkan harkat dan martabat kaumnya di lingkungan NU.

Sehingga keberadaannya terakui dunia internasional, terutama dalam kepeloporannya di bidang gerakan wanita. Pada Muktamar NU XIX, 28 Mei 1952 di Palembang, NOM menjadi badan otonom dari NU dengan nama baru Muslimat NU.

Lambang Muslimat NU 

Arti Lambang :

  1. Bola dunia terletak di tengah-tengah berarti tempat kediaman untuk mengabdi dan beramal guna mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
  2. Tali yang mengikat berarti agama Islam sebagai pengikat kehidupan manusia, untuk mengingatkan agar selalu tolong menolong terhadap sesama; dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT.
  3. Lima buah bintang terletak di atas, yang  terbesar di puncak berarti : Sunnah Rasulullah SAW yang diikuti dengan setia oleh empat sahabat besar : Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali Radhiyallah’anhum.
  4. Arti seluruh bintang yang berjumlah sembilan buah yaitu : Walisongo atau Wali Sembilan yang berarti dalam berdakwah meneladani tata cara Wali Songo; dengan cara damai dan bijaksana tanpa kekerasan.

Arti Warna:

  1. Putih melambangkan ketulusan dan keihlasan.
  2. Hijau melambangkan kesejukan dan kedamaian.
  3. Tulisan Nahdlatul Ulama berarti : Muslimat NU bagian yang senantiasa meneruskan dan mencerminkan perjuangan ulama.

Strategi Muslimat NU

Untuk mencapai visi dan misi Muslimat NU menentukan strategi sebagai berikut :

  1. Mempersatukan gerak kaum Perempuan Indonesia, khususnya Perempuan Islam Ahlussunah Wal Jama’ah.
  2. Meningkatkan kualitas Perempuan Indonesia yang cerdas, trampil, dan kompetitif, sebagai bentuk tanggungjawab terhadap Agama, Bangsa, Negara. Dan membentuk generasi penerus bangsa yang taat beragama.
  3. Bergerak  aktif  dalam  kegiatan  pelayanan  masyarakat  di bidang:Peribadatan, dakwah, dan penerangan; Sosial, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan hidup. Juga Pendidikan; Hukum dan Advokasi; Usaha Kemasyarakatan lainnya yang tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.
  4. Meningkatkan jejaring dan kerjasama dengan badan-badan Lembaga/organisasi lain yang tidak bertentangan dengan visi dan  misi organisasi.

Muslimat NU Cilacap

Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Muslimat NU Cilacap menjadi bagian dari Badan Otonom NU Cilacap. Pimpinan Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Cilacap membawahi 24 Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU. Terdiri dari Adipala Bantarsari Binangun Cilacap Selatan Cilacap Tengah Cilacap Utara, Cimanggu Cipari Dayeuh Luhur Gandrungmangu, Jeruk Legi. Kemudian Muslimat NU PAC Kampunglaut, Karangpucung, Kawunganten, Kedungreja, Kesugihan, Kroya. Majenang. Maos, Nusawungu. Patimuan. Sampang, Sidareja, Wanareja.

Baca Juga >> Situs Berita Kegiatan Lembaga dan Badan Otonom NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button