Cara Unik Fatayat NU Kesugihan Rayakan Harlah Ke 71
NU CILACAP ONLINE – Ini adalah puncak dari perayaan Harlah Fatayat NU dan Hari Kartini di tingkat PAC Kesugihan setelah sebelumnya dilaksanakan di tingkatan ranting.
Sore itu (25/04), Gedung Pusdiklat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap menjadi ramai dengan kehadiran puluhan pemudi. Hijab berwarna pink yang menutup mahkota, tampak serasi dipadukan dengan jaz hijau kebanggaan menambah aura kecantikan mereka.
Mereka adalah kader Fatayat asal Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kesugihan Cilacap yang hendak menggelar kegiatan dalam rangka memperingati Harlah Fatayat ke 71.
Ketua PAC Fatayat NU Kesugihan Lisa Khoiriyah menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan puncak dari perayaan Harlah Fatayat NU dan Hari Kartini di tingkat PAC Kesugihan setelah sebelumnya dilaksanakan di tingkatan ranting.
“Jadi sejak seminggu kemarin, pengurus-pengurus Ranting Fatayat se- Kecamatan Kesugihan telah melaksanakan Harlah dengan berbagai kegiatan di masing-masing ranting. Ada acara bagi takjil, semaan Alqur’an, tadarus Al-Qur’an, sampai potong tumpeng. Nah hari ini adalah puncak di tingkat PAC Kesugihan. Acara ini diikuti oleh semua pimpinan ranting bersama dengan pengurus harian PAC Fatayat NU Kesugihan untuk melaksanakan kegiatan Harlah bersama”, terang Lisa.
Adapun agenda utama pada hari itu adalah Tadarus Alquran, tahlil, buka bersama, dan shalat Maghrib Berjamaah. Di sela-sela kegiatan, ketua bidang dakwah Ning Ulfatul Hasanah menyampaikan kultum.
Baca Artikel Terkait:
Dalam kultumnya, Ning Ulfa berpesan tentang pentingnya kader Fatayat untuk selalu belajar agar bisa terus membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Di penghujung acara, peserta mendapatkan hadiah istimewa berupa pembacaan puisi berjudul “Cinta Tanpa Batas” oleh bendahara PAC Fatayat NU Kesugihan Barozah.
Untaian kata-kata indah berisi sanjungan untuk Fatayat NU dibawakan dengan penuh penghayatan membuat kader Fatayat yang hadir terpukau dan terhipnotis.
Bahkan ada di antaranya meneteskan air mata karena haru. Berikut adalah cuplikan bait pusi tersebut.
Sungguh, Khidmah kami jauh dari kata pantas
Namun cinta kami tak terbatas
Menjelma menjadi rutininitas
Dalam setiap tarikan nafas
Selanjutnya saat momen berbuka puasa dilakukan pemotongan tumpeng oleh Pembina Fatayat Kesugihan, Siti Khomsatun. Tumpeng ini terlihat unik dengan hiasan lima butir telur berwarna hijau yang ditancapkan di sekelilingnya.
Sekuntum bunga kecombrang berwarna merah muda menambah cantik dan semakin semarak dengan potongan wortel, mentimun, kacang Panjang dan berbagai lauk serta sayur kluban.
Sekilas Tentang Tumpeng
Tumpeng atau nasi tumpeng adalah makanan masyarakat Jawa yang penyajian Nasinya dibentuk kerucut dan ditata bersama dengan lauk-pauknya. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi kuning, nasi putih biasa, atau nasi uduk.
Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia sudah mengenal kegiatan ini secara umum.
Tumpeng merupakan bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional. Perayaan atau kenduri adalah wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas melimpahnya hasil panen dan berkah lainnya.
Karena memiliki nilai rasa syukur dan perayaan, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan pesta ulang tahun.
Pada saat pemotongan tumpeng biasanya pucuk tumpeng diberikan kepada orang yang penting yang dianggap paling terhormat atau dimuliakan. Kata “tumpeng” sendiri merupakan akronim dari kata “ Yen metu mempeng” yang artinya bila keluar sungguh-sungguh.
Dengan momen pemotongan tumpeng susai rangkaian acara tadarus dan doa bersama Fatayat NU Kesugihan menjadi simbol harapan agar Fatayat semakin berjaya. [Naeli Rokhmah]