Filosofi Tumpeng, Simbol Kebersamaan Pemimpin dan Rakyat

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung PCNU 2 Cilacap

NU Cilacap Online – Apa itu filosofi tumpeng? Bagaimana tumpeng menjadi simbol kebersamaan antara pemimpin dan rakyat? Siapa yang tak tahu tumpeng, makanan tradisional yang terbuat dari nasi? Bentuknya kerucut menyerupai sebuah gunung dengan dihiasi aneka lauk dan sayuran. Penampilan yang unik ini membuatnya terlihat istimewa. Namun siapa yang tahu bila dibalik tampilan yang unik, tumpeng mengandung filosofi simbol kebersamaan antara pemimpin dan rakyat.

Filosofi Tumpeng ini dijelaskan oleh Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap KH Maslahudin dalam momen halal bi halal yang digelar oleh Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan (PC LP) Maarif NU Cilacap, Rabu (26/05).

Dalam acara ini sekaligus dihelat peletakan batu pertama pengembangan Gedung PCNU Cilacap 2 yang terletak di Jalan Masjid No.1/36 Cilacap, Sidanegara, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap.

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Sekretariat PCNU 2 Cilacap
Prosesi Peletakan Batu Petama Pengembangan Gedung PCNU Cilacap 2 oleh Wakil Rais PCNU Cilacap KH Maslahudin

“Tumpeng itu falsafah Jawa, artinya kon tumindak sing lempeng. Lempeng itu perilakunya jujur lurus, bener,” kata Kiai Maslah sapaan beliau.

“Karakter tumpeng itu pucuke cilik, bongkote gede. Pucuk pimpinan bagiane ya sing cilik, bongkote go sing nang ngisor ben rata. (Tumpeng itu karakternya puncaknya kecil pangkalnya besar. Artinya pimpinan itu ambil bagian sedikit saja, sisakan yang banyak untuk dibagikan kepada bawahan), inilah Filosofi Tumpeng” lanjutnya.

Kemudian Kiai Maslah menjelaskan bahwasannya tumpeng biasanya dikelilingi ambeng. Ambeng adalah singkatan among-among mubeng. Ini mengandung harapan agar rejeki senantiasa mubeng (berputar).

Ini merupakan wujud pemerataan, agar wong cilik ikut merasakan apa yang dinikmati oleh pucuk pimpinan. Kemudian, tumpeng ini punya pendamping namanya ingkung. Ingkung adalah ayam kampung yang di masa k utuh dan disajikan berdampingan dengan tumpeng. Ingkung merupakan singkatan dari ingkang linangkung. Artinya yang lebih utama.

Baca juga

“Tumpeng kuat, tumindak lempeng ben kuat. Kuat itu pemimpinnya kuat, rakyatnya kuat. Kuat ekonominya, kuat imannya, kuat segala-galanya karena sudah membangun kebersamaan. Jadi Falsafah tumpeng adalah symbol kebersamaan pemimpin dan rakyat,“ tegas Kiai Maslah.

KH Maslahudin menyampaikan hal tersebut pada saat menyerahkan potongan tumpeng kepada ketua PC LP Maarif NU Cilacap Munirianto. Prosesi potong tumpeng ini menandai diresmikannya peletakan batu pertama pembangunan Gedung PCNU Cilacap yang kedua.

Menurut penuturan Skretaris PCNU Cilacap KH Hazam Bisri kepada NU Cilacap Online, Gedung PCNU Cilacap 2 ini sebenarnya adalah gedung pertama yag dimiliki oleh PCNU Cilacap sebelum ada Gedung PCNU 1 yang berlokasi di Jalan Raya Kalisabuk.

Akan tetapi sejak adanya gedung PCNU di Kalisabuk, Gedung yang ada di Jalan Masjid ini menjadi Gedung PCNU yang kedua. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) Cilacap.

“Saat ini gedung PCNU kedua ini digunakan sebagai kantor skretariat NU Care LAZISNU dan LP Maarif NU. Nantinya setelah selesai dibangun akan difungsikan sebagai Gedung NU Care LAZISNU, LP Maarif NU, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (LAKPESDAM NU) Cilacap,” pungkas Gus Hazam (28/05).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button