Fatayat NU Cilacap: Perlindungan Pekerja Migran Nyata Berkelanjutan
Singgah ke Kedubes RI di Singapura
NU CILACAP ONLINE – Sebagai bentuk keseriusan dalam kampanye perlindungan pekerja migran secara nyata dan berkelanjutan, delegasi Fatayat NU Cilacap Goes To Singapore berkesempatan mengnjungi kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura.
Sekretaris PC Fatayat NU Cilacap Nisfatul Azizah mengatakan, agenda di hari ketiga Diskusi Meja Bundar Regional JWB ini adalah mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura.
“Kampanye Perlindungan Nyata Pekerja Migran termasuk dari Indonesia, juga menjadi concern Kedubes RI di Singapura. Apalagi, Singapura juga merupakan salah satu negara destinasi para pekerja migran Indonesia,” ungkap Nisfa.
Ragam Kasus Pekerja Migran
Seluruh peserta Diskusi Meja Bundar Regional JWB dengan didampingi staff Hustice Without Borders (JWB) Indonesia Vivi, Brigitta, dan Natasya menuju KBRI di Singapura.
“Sampai di KBRI pada pukul 09.00 dan kami langsung disambut oleh staff KBRI yaitu Bu Tantri, Bu Ade dan protokoler konsultan.” jelas Nisfa.
Dalam kesempatan ini, lanjut Nisfa, seluruh peserta sharing tentang tren kasus-kasus yang menimpa Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“Corak kasusnya beragam. Dari mulai kasus ringan seperti mencuri, tidak betah, dan tidak bisa menyesuaikan dengan budaya. Untuk kasus sedang seperti penganiayaan. Sementara untuk kasus berat seperti kekerasan yang berujung kematian, pelecehan seksual, baik yang dilakukan oleh pemberi kerja/majikan kepada pekerja migran. Atau sebaliknya oleh pekerja migran kepada pemberi kerja,” terang Nisa didampingi Mufattiah.
Mufattiah menyela dan menurutnya, seluruh peserta Diskusi Meja Bundar Regional JWB perwakilan dari Indonesia berkesempatan juga untuk sharing terkait mengurai benang kusut terkait kasus pekerja migran.
“Mata rantai kasus yang hampir mirip dan menimpa pekerja migran bisa mulai dari proses pra kedatangan. Proses kedatangan, dan pasca kedatangan di negara tujuan. Karena seringkali awal persoalan dimulai dari pra keberangkatan. Misalnya terkait pemalsuan identitas pekerja migran.,” ungkap Mufattiah.
Shelter Pekerja Migran
Setelah selesai sharing bersama tentang Penanganan Kasus Pekerja Migran di Singapura, para peserta mengunjungi shelter atau tempat penampungan pekerja migran yang bermasalah. Di dalam shelter ada sekitar 26 pekerja migran yang sedang berproses kasus hukumnya.
“Kami bertemu salah satu pekerja migran asal Cilacap. Kami sempat berbicara dan ngobrol bersama, memberikan support dan dukungan kepada pekerja migran tersebut,” jelas Nisfa
Acra di KBRI Singapura berlangsung sampai dengan pukul 14.00 waktu setempat. Setelah itu, seluruh peserta berkeliling Singapore sebelum esokĀ (hari ini) kembali Indonesia.
Kepada NU Cilacap Online, Nisfatul Azizah dan Mufattiah mengaku senang dengan kesempatan goes to Singapore.
“Banyak sekali pengalaman yang kami dapatkan. Kami juga berusaha mengikuti kegiatan sesuai jadwal. Karena ini kesempatan langka, sehingga kami berusaha untuk maksimal,” ungkapnya.
Perlindungan Berkelanjutan
PC Fatayat NU dan semua peserta dari organisasi garda depan perlinfungan pekerja mogran yang berasal dari Indonesia memandang perlu meningkatkan jejaring dalam perkuatan pekerja migran berkelanjutan.
Ada komitmen bersama untuk ikut serta mengurai benang kusut pekerja migran ini. Perlindungan berkelanjutan atas pekerja migran harus terus menjadi upaya dan praktik nyata.
“Caranya, dengan melakukan sosialisasi dan pemberdayaan di masyarakat dalam rangka meminimalisir persoalan pekerja migran,” tegas Nisfa.
Terpisah, Ketua PC Fatayat NU Cilacap Tun Habibah mengaku gembira dan bangga dengan keterlibatan organisasi yang dipimpinnya di forum Diskusi Meja Bundar Regional JWB di Singapura.
“Ini berkah dari kerja keras sahabat-sahabat Fatayat NU Cilacap semuanya. Dari awal kami memang masuk ke wilayah perlindungan pekerja migran sebagai rencana strategis Fatayat NU Cilacap,” ungkap Tun Habibah.
Ia berterima kasih dengan delegasi Goes To Singapore. Sambil berharap, kelak bisa menularkan pengalamannya kepada sahabat-sahabat Fatayat NU di Kabupaten Cilacap.
“Sementara delegasi bisa mengikuti semua agenda kegiatan, di sini, Kami juga masih melaksanakan pendampingan dan perlindungan yata pekerja migran. Ada 3 kasus pekerja migran di 3 kecamatan di Cilacap yang masih dalam upaya penyelesaian secara berkelanjutan,” pungkas Tun Habibah.
Baca juga Penguatan Kapasitas Pendampingan Pembela Hak Pekerja Migran