Ibadah Qurban Mengajarkan Kebersamaan dan Pemerataan

NU CILACAP ONLINE – Ibadah Qurban mengajarkan umat Islam tentang kebersamaan juga pemerataan. Islam itu bukan sekadar bicara ibadah atau ritual yang hanya bersifat individual seperti dzikir, shalat, puasa haji. Tetapi juga membangun Ibadah ritual sosial yaitu zakat, infak, sedekah, qurban, untuk membangun kebersamaan dan pemerataan di tengah masyarakat.

Qurban itu ritual agama kuno. “ Dulu qurban berupa manusia sebagai tumbal. Ketika sistem kerajaan, raja itu berkuasa penuh. Rakyat tidak memiliki kemampuan apa-apa ketika raja berkehendak. Bahkan, penguasa raja bisa saja memerintahkan seorang anak untuk dilempar ke jurang atau dibunuh untuk dijadikan sebagai tumbal.

Kemudian dalam sejarah diceritakan. Bahwa, Nabi Ibrahim As diperintahkan Allah Swt agar menyembelih putranya yakni Nabi Ismail anak tampan, cerdas dan terampil yang baru berumur sekitar 9 th, karena waktu itu memang tradisinya kurban dengan manusia.

Keduanya antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menyerahkan diri sepenuhnya atas kehendak Allah Swt. Akan tetapi hal tersebut dibatalkan ketika Nabi Ismail dengan ikhlas siap untuk disembelih, ternyata diganti sendiri oleh Allah dengan seekor kambing untuk disembelih. Sebuah Teladan Pengorbanan Sepanjang Masa

Dari situlah awal disyariatkannya untuk berqurban. Ibadah qurban ini juga merupakan salah satu bagian kecil dari ibadah sosial umat manusia. Agama Islam itu agama yang menghormati kebersamaan, pemerataan dan kegotongroyongan.

Islam adalah agama sosial, agama tamaddun, agama kemasyarakatan. Islam adalah agama peradaban, agama budaya, agama kemajuan, kemanusian, keadilan. Semua itu merupakan prinsip-prinsip Islam,

Di hari-hari tertentu semua umat manusia harus gembira dan senang menikmati makan enak seperti di Hari Raya Idul Adha/Kurban agar semuanya bisa makan daging. Kalau orang kaya hampir setiap hari bisa makan daging, sementara bagi yang kaum dhuafa belum tentu.

Oleh karenanya mumpung ada Hari Raya Idul Adha/kurban semuanya harus makan daging agar bisa merasakan kenikmatan hidup. Dengan adanya ibadah qurban itu artinya Islam agama yang memperhatikan pemerataan.

Rasulullah SAW bersabda:

إن الله قد أبدلكما خيرا منهما: يوم الأضحى ويوم الفطر 

Sesungguhnya Allah telah mengganti dengan dua hal yang lebih baik yaitu: Idul Adha dan Idul Fitri… (HR. Anas)

Sejarah hari raya Idul Adha dan Idul Fitri di Madinah pada masa jahiliyah ada pesta perayaan atau festival yang di sana disebut mahrojan. Kemudian datang Islam, tidak merubah acaranya, tapi isinya. “Nabi Muhammad mengatakan, mahrojannya kita teruskan, tapi acaranya beda kontennya, substansinya; Idul Fitri dan Idul Adha.”

Mahrojan pada masa Islam, diisi dengan shalat, takbir, dzikir, tidak hanya sampai di situ saja, tetapi Islam mementingkan pemerataan umat, “Kalau Idul Fitri bagi-bagi sedekah dan zakat fitrah, maka kalau Idul Adha bagi-bagi sedekah dan daging mentah”.

Siapapun yang berani qurban maka tidak akan menjadi korban, maksudnya: barang siapa yang berani mengorbankan hewan di hari raya Idul Adha, maka akan selamat tidak akan menjadi korban manakala Allah menurunkan berbagai bencana dan musibah. Amiin.

Artikel Ibadah Qurban Mengajarkan Kebersamaan dan Pemerataan ditulis oleh KH Maslahudin Jailani, Wakil Rais Syuriyah PCNU Cilacap [Admin]

Baca juga Tak Dapat Hewan Qurban, Santri Di Cipari Menyembelih Ayam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button