Haji Riang Gembira 2023 Part 2: Umrah Wajib Jamaah KBIHUNU
NU CILACAP ONLINE – Haji Riang Gembira 2023 Part 2 memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan Umrah Wajib para jamaah haji KBIHUNU Cilacap; catatan Gus Rozi.
Hotel tempat kami menginap namanya Tharawat Al Misfalah Hotel. Saya tidak tahu kelas hotel ini, tetapi sangat nyaman, ac dingin, selimut, handuk, sabun, sampho tersedia. Kulkas juga ada. Saya sendiri tinggal di lantai 8, bersama jamaah. Jaraknya ke masjidil haram sekira 3km.
Hotel ini disewa oleh Indonesia, seluruhnya. Jadi isinya semuanya jamaah dari Indonesia, lebih khusus jamaah dari Jawa Tengah, dan lebih khusus lagi adalah jamaah haji dari kabupaten Cilacap.
Jelasnya, semua jamaah haji asal Cilacap yang berjumlah 952 menginap di hotel ini. Selebihnya adalah jamaah dari Sukoharjo, Purbalingga, dan dari kabupaten lain di Jawa Tengah.
Usai shalat maghrib kemarin (15 Juni), ketua kloter memutuskan untuk mengadakan rapat persiapan teknis melanjutkan umrah wajib, yakni thawaf, sa’i, dan tahallul. Semua petugas, karu, dan karom diundang. Istimewanya, KH Maslahuddin dari kloter 69 juga diundang.
KH Maslahuddin adalah salah seorang wakil Rais syuriyah PCNU Cilacap yang nyaris setiap tahun pergi haji. Selain beliau, ada lagi mas Arif Himawan, professional haji dan umrah dari Biro Umroh Al Mawa NU Cilacap, organisasi sayap PCNU Cilacap. Ini bisa dimaklumi karena kloter 70 SOC adalah kloter full KBIHUNU.
Problem lain adalah ketika jamaah hendak berangkat ke haram, yaitu terpisahnya satu rombongan dari rombongan lainnya, bahkan satu regu dari regu yang lain. Belum lagi yang suami istri terpisah. Keributanpun muncul.Tetapi nampaknya ini sudah diantisipasi oleh para petugas.
Problem lainnya lagi yang cukup seru adalah ketika salah seorang jamaah mogok, tidak mau bergabung dalam rombongan thawaf, padahal rombongan sudah berada di depan pintu masjidil haram.
Dia nekad memisahkan diri, lalu berdiri di pinggiran. Alasanya bikin geli. Katanya: “…umrah kok program-programnya tidak jelas…berubah-rubah terus…”.
Saya yang berada di dekatnya menengok ke ketua kloter, bapak Amrul Mukmin yang berada di belakang saya sambil bilang, pripun mas Amrul. Beliau bilang, harus ada yang nunggu, tapi saya tidak mungkin karena ini pertama. Baca juga Seputar Haji dan Umroh
Di saat yang sama, kebetulan ada mas Muzakki, yang belakangan diketahui ternyata adiknya Pak KH Dailami, aktivis PCNU Cilacap yang juga pengasuh pondok pesantren Roudlotul Jinan Gentasari Kroya. Mas Muzakki adalah santri di pesantren Syeikh Sayyid Ahmad bin Muhammad Alawi al-Maliki, Makkah al Mukarramah. Dia memastikan mau bersama, membujuk dan menemaninya.
Sementara, mas Arif Himawan yang sudah berpengalaman terus saja memimpin talbiyah dengan nyaring, membawa jamaah KBIHUNU menembus ribuan jamaah lain dan dengan pasti, merangsek memasuki mathaf.
Baca juga Peran Mulia Karu dan Karom Dalam Ibadah Haji
Sebagian jamaah histeris tak tahan menahan air mata begitu bangunan ka’bah, kiblat seluruh muslim di dunia terlihat nyata di hadapannya….dan serentak do’apun bergema: Allahumma zid hadzal bayta tasyrifan wa ta’zhiman wa takriman wa mahabatan…
Sampai di sini, suara sebagian jamaah tercekat….tangis tumpah, tak terbendung…lalu perlahan dengan suara masih tercekat melanjutkan… wa zid man syarrafahu wa karramahu min man hajjahu aw i’tamarahu tasyrifan wa takriman wa ta’zhiman wa birran… Bumi seperti bergetar mengiringi do’a-do’a penuh rindu para jamaah kepada kanjeng Nabi Muhammad saw…, kepada Allah swt… melalui ka’bah sebagai simbol baitullah…
Di mathaf, lautan manusia menyemut. Semuanya berthawaf mengelilingi ka’bah sembari mulutnya komat kamit berdo’a apa saja, sebisanya, semaunya. Ada yang membaca do’a hafalan, ada yang tak lepas dari buku sampai kucel bukunya dibolak balik, ada yang menirukan imamnya, ada yang membaca do’a di gadgetnya.
Di antara lautan manusia yang khusu’ bermunajat melangitkan do’a-d’oanya ke hadirat Ilahi agar qabul dan mewujud nyata, ada juga beberapa orang yang ngobrol dan menyempatkan untuk mematut-matut diri di hadapan gadgetnya, berselfie-selfie…lalu diam sejenak dan klik send…photopun tersebar ke mana-mana. Baca juga Haji Riang Gembira 2023 Part 1
Rombongan mulai lepas dan ucul pada pertengahan putaran pertama dari tujuh putaran seluruhnya. Pada putaran kedua dan seterusnya, rombongan semakin tersebar menjadi kelompok-kelompok. Mereka semuanya bermunajat dan taqarrub kepada Allah sesuai dengan level kekhusyu’an masing-masing. Pada putaran itu pula, keringat semakin bercucuran membasahi seluruh badan, beradu padu dengan air mata rindu yang membuncah, bukti kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya.
Setelah tujuh putaran dengan punggung kiri sejajar ka’bah, ritual thawaf berarti selesai. Rombongan juga telah berpencar entah menjadi berapa dan di mana.
Baca juga 902 Jamaah KBIHUNU Cilacap, Terbanyak Sepanjang Sejarah
Selanjutnya adalah ritual sa’i, yakni berlari-lari kecil yang dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Pada fase ini, kembali saya bergabung dengan rombongan yang tinggal berdelapan dari jumlah total 300an orang.
Rombongan ini dipimpin oleh bapak H. Rois, jamaah asal Bajingkulon Kroya. Terlihat sekali, mereka sudah pada lempoh, kakinya thiel. Jalannya tidak lagi tegap, tidak setegap ketika awal memasuki area mathaf. Keringat pun sudah habis terkuras, tersisa satu dua bulir yang menetes. Tetapi semanganya masih menyala. Semangat mereka seperti mengingat perjuangan sayyidah Hajar yang mengarungi bukit Shafa dan Marwah secara berulang, demi memperoleh air untuk anaknya, Ismail.
Ketika tujuh putaran selesai, ditandai dengan do’a, kami mengakhirinya dengan tahallul. Kami saling bercukur dan memotong rambut. Bapak H. Rois memotong rambut saya. Yang perempuan pun sama. Mereka saling memotong rambutnya.
Usai bertahallul, kami melakukan ritual berikutnya yang menandai berakhirnya seluruh rangkaian prosesi umrah, yakni photo bersama. Umrah wajib rampung dilaksanakan pada sekira pukul 01.30 dini hari, tanggal 16 Juni. Kamipun pulang ke hotel untuk merebahkan diri yang sesungguhnya. (Bersambung ke Part 3).