Haji Riang Gembira 2023 Part 4: Umrah dan Miqat di Tan’im

NU CILACAP ONLINE – Haji Riang Gembira 2023 Part 4 catatan Gus Rozi kali ini mengambil topik tentang Umrah Sunnah dengan Miqat di Tan’im di mana jamaah calon haji KBIHUNU Cilacap yang tergabung di kloter 69 dan 70, Minggu, 18 Juni 2023 melaksanakan umrah sunnah secara bersama. Ini adalah kali pertama dua kloter digabung.

Penggabungan ini menjadi moment indah yang menyatukan seluruh jamaah calon haji KBIHUNU 2023 dalam sebuah Kebersamaan dan menjadi ujud kekompakan.

Umrah, Miqat Tan’im

Umrah sunnah adalah bonus bagi jamaah yang diprogramkan oleh KBIHUNU. Sebanyak tiga kali bonus umrah diberikan kepada jamaah. Bonus ini masih ditambah dengan bonus lain berupa city tour mengelilingi situs-situs bersejarah di Makkah, seperti jabal rahmah atau bukit cinta (tempat bertemunya Adam dan Hawa dalam suasana penuh cinta), dan lain-lain.

Persiapan umrah sunnah dimulai pada pukul 19.30 di lobby dan halaman hotel tempat menginap. Panitia dari crew KBIHUNU bertindak sigap mengomando jamaah agar memasuki bus yang sudah disediakan. Tepat pada pukul 20.00, bus-bus sewaan KBIHUNU mulai bergerak menuju Tan’im.

Tan’im adalah salah satu kota yang menjadi miqat (saat dimulainya ihram) favorit jamaah umrah asal Indonesia karena jaraknya yang paling dekat dengan Masjidil Haram, sekitar 7-8 km. Selain Tan’im adalah Ji’ranah yang berjarak sekitar 30km dari Masjidil Haram dan Hudaibiyah atau Bir Ali di dekat Madinah. Yang disebut terakhir ini yang terjauh, sekitar 400km.

Masjid Sayyidah Aisyah

Di Tan’im ini para jamaah memulai prosesi umrah dengan niat ihram dan berpakaian ihram, lalu shalat sunnah dua rakaat. Prosesi ini dilakukan di masjid Tan’im atau lebih dikenal dengan masjid sayyidah Aisyah.

Penamaan masjid Aisyah ini cukup menarik. Ceritanya, ketika Nabi Muhammad SAW melaksanakan haji Wada’ yang diikuti oleh ribuan umat Islam, saat itu, istri Nabi Muhammad, Aisyah sedang dalam kondisi haid (menstruasi).

Nabi memperbolehkan Aisyah untuk menjalani seluruh rangkaian ibadah, kecuali thawaf. Nah, setelah bersih dari haid, sayyidah Aisyah diantarkan ke daerah Tan’im oleh Abdurrahman (saudara Aisyah) atas perintah Nabi guna mengambil miqat di daerah tersebut. Peristiwa ini menjadi dasar bahwa Tan’im bisa menjadi tempat miqat. Inilah mengapa masjid di Tan’im disebut sebagai masjid Sayyidah Aisyah.

Masjid ini nyaman sekali, pepohonan di sekitar masjid cukup rindang di tengah kegersangan Arab. Lokasi Tan’im terletak di perlintasan lalu lintas dari Makkah ke Madinah yang cukup ramai. Baca juga Seputar Haji dan Umroh

Jamaah KBIHUNU sampai di Tan’im sekitar pukul 20.30. Mereka langsung mengambil air wudlu dan shalat isya berjamaah. Usai shalat isya, mereka melakukan shalat sunnah lagi sebelum akhirnya berkumpul di halaman masjid untuk briefing.

KH Maslahudin Memimpin

Pemimpin rombongan, KH Maslahudin Jaelani dengan semangat dan lantang memberikan nasihat, tips, dan lain-lain hal teknis yang diperlukan selama prosesi thawaf dan sa’i khususnya. Beliau didampingi oleh karom 4 kloter 70, bapak Kiai Jumari.

KH Maslahudin mengingatkan bahwa kondisi di haram sudah sangat sesak, dari Madinah, dari negara-negara lain, juga dari kloter-kloter Indonesia yang tersisa terus berdatangan dan tumplek-blek memenuhi Masjidil Haram. Baca juga Seputar Haji dan Umroh

Dibutuhkan energi ekstra dan kehati-hatian yang prima. Beliau mengakhirinya dengan talbiyah, shalawat yang diikuti oleh seluruh jamaah, dan seterusnya memimpin rombongan menuju Masjidil Haram.

Haji Riang Gembira 2023 Part 4: Umrah dan Miqat di Tan'im

Insiden terjadi saat naik tangga jembatan penyeberangan menuju bus. Sesama jamaah saling berdesakan karena jembatan yang sempit dan berlaku dua arah. Jamaah berjubel dari dua arah berlawanan tak bisa dihindarkan. Tetapi jamaah KBIHUNU yang secara fisik memang kecil-kecil (bobotnya 40an kg, kata seorang jamaah), tetap berjalan tertib sesuai arahan pemimpinnya.

Jamaah sampai di haram sekitar pukul 21.00 dan langsung menuju mathaf (area thawaf). KH Maslahudin masih memimpin thawaf. Namun rombongan ternyata tak lagi utuh. Ada satu bus yang dari Tan’im langsung pulang menuju ke hôtel, bukan ke haram. Mungkin dikiranya umrah sudah selesai…Tan’im dikira tempat umrah….Maka jadilah rombongan di bus ini terlambat dari yang lainnya…rekreasi dulu.

Di haram sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Kiai Maslah, manusia dari berbagai negara memang sudah berjubel di mathaf. Semuanya melangitkan hajatnya sembari terus memuji Tuhan dan rasul-Nya. Kembali bumi bergetar, seiring bergetarnya hati-hati umat yang merindu.

Tangis dan doa menyatu dalam histeria rindu. Apalagi bagi yang thawafnya sudah selesai dan berhasil mendekat bahkan menyentuh dinding ka’bah dan hajar aswad, histeria itu terasa sekali. Tuhan hadir bersama di tengah-tengah histeria itu.

Di Mathaf, Jamaah Terpencar

Rupanya putaran thawaf itu berbanding lurus dengan keterpisahan jamaah dari rombongannya. Jadi semakin banyak putaran thawaf dilalui, semakin banyak pula jamaah terpisah. Saya yang sejak awal bareng dengan dokter Dwi Edi Kuncoro, pun terpisah dari rombongan. Dan ternyata pak dokter Kuncoro pulang usai shalat subuh. Luar biasa semanganya.

Prosesi umrah sunnah selesai seluruhnya kira-kira pada jam 02.00 Dini hari. Di Mathaf, mereka sudah terpencar menjadi banyak sekali kelompok. Namun demikian mereka tetap menyatu dengan Tuhannya. Desir-desir kehadiran Tuhan mengalir di sekujur tubuhnya. Rasa puas terpancar dari wajahnya. Wajah-wajah yang lelah, tetapi sumringah. Dan yang jelas, pelaksanaan umrah sunnah ini lebih sempurna ketimbang sebelumnya.

Usai umrah, sebagian besar jamaah pulang kembali ke hotel untuk beristirahat. Sebagian yang lain tetap bertahan di Masjidil Haram hingga waktu subuh tiba. Mereka beralasan, wong sudah jam 02.00, tinggal menunggu dua jam lagi, sayang kalau subuh dilewatkan tidak di Masjidil Haram.

Sementara yang pulang ke hotel beralasan, wong badan lungkrah, ya haknya untuk diistirahatkan sekaligus untuk menyusun energi baru sebagai bekal ibadah berikutnya.

Namun ada juga yang beralasan karena dia yang bertanggung jawab membuka pintu kamar hotel karena kunci ada di tangannya, sementara temannya yang terpisah sudah menunggu di depan pintu kamar dan keburu pingin pipis…(Bersambung ke part 5).

Tentang Penulis

Tentang Penulis

Fahrur Rozi, ketua Lakpesdam PCNU Cilacap, kepala LP2M Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap. (Makkah al Mukarramah, 20 Juni 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button