Guru Panggilan Jiwa Untuk Mewujudkan Harapan Anak Bangsa
NU CILACAP ONLINE – Guru menjadi pilar penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan harapan anak bangsa, juga membentuk peradaban dunia; dengan panggilan jiwa yang khas pada diri seorang guru, kepadanya banyak disandarkan masa depan anak bangsa, negara bahkan peradaban dunia.
Guru pada suatu negara (baca; sistem kekuasaan), memiliki peran penting dan tidaknya tergantung kebijakan penguasa. Apa bila kebijakannya menganggap perlu dukungan guru, maka perhatian penguasa terhadap guru akan besar dan tentu akan mendapatkan peran besar pula pada guru.
Guru dan Kebijakan Negara
Misalnya kebijakan penguasa Jepang usai kekalahan dari Perang Dunia ke dua, “Berapa jumlah guru yang tersisa?” Pertanyaan ini berasal dari mulut Kaisar Hirohito sebagai respon pertama yang Ia keluarkan setelah mendengar berita luluh lantaknya Hiroshima dan Nagasaki. Keberadaan Negara yang luluh lantak sang Kaisar merasa perlu dengan guru.
Lain halnya dengan Amerika Serikat, yang memiliki kebijakan pemerintahan menganut faham kebebasan, maka peran guru diberi kebebasan luas untuk membangun generasi penerusnya. Dukungan terhadap guru di Amerika Serikat, bagi guru pemula, gaji antara $25.000 -$35.000 per tahun.
Kalau dikurs dengan rupiah sekitar Rp 25.000.000 per bulan. Walaupun sebenarnya belum sangat besar, karena kebutuhan hidup di AS cukup tinggi, missal untuk sewa apartemen perbulan sekitar $1.000 atau ekivalen dengan Rp10.000.000. Biaya hidup untuk single paling irit $500 per bulan. Wajar kalau terjadi krisis guru di Amerika Serikat. Dengan kebebasan, kadang guru diperlakukan sekehendak orang tua yang tidak puas dengan hasil kerja guru.
Berbeda dengan Finlandia, yang dalam kontes internasional, sejak hasil ujian internasional Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) keluar pada tahun 2000, Negara tersebut mendapat perhatian khusus dari seluruh dunia.
Remaja Finlandia berhasil menempati peringkat pertama bersama dengan Korea Selatan dan Jepang, yang memiliki kebijakan Pendidikan berkualitas tersebut bergantung banyak pada kualitas jajaran pendidiknya yang diberikan kebebasan penuh dalam meramu kurikulum dan menentukan metode dan materi belajar-mengajar.
Keberhasilan tersebut telah menarik sekitar 100 delegasi dari 40-45 negara di seluruh dunia untuk mengunjungi Kementerian Pendidikan Finlandia pada masa 2005-2011 untuk mempelajari kunci sukses sistem pendidikan di sana.
Guru di Indonesia
Pasca reformasi, Guru di Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, mata pelajaran yang lebih kompleks dan luas, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berpikir siswa yang lebih tinggi.
Hal ini disebabkan transformasi besar pada aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, perubahan demografi, globalisasi dan lingkungan yang berdampak besar pada persekolahan dan profesionalisme guru.
Menurut Daryanto dan Syaiful Karim (2017) Tiga konsep pendidikan yang diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam mengembangkan Kurikulum Sekolah (SD), Sekolah Menengah (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka mengembangkan pendidikan menuju Indonesia Kreatif tahun 2045. Ketiga konsep tersebut adalah 21st Century Skills (Trilling dan Fadel, 2009), Scientific Approach (Dyer, et al., 2009) dan authentic learning dan Authentic Assesment.
Pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 41 ayat (2) dinyatakan bahwa organisasi profesi guru berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Di Indonesia, selain Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), juga terdapat organisasi guru lain yang diakui oleh Direktorat Jenderal (Dirjend) Guru dan Tenaga Kependidikan melalui surat Dirjend Guru dan Tenaga Kependidikan tanggal 4 Desember 2015.
Sejarah Pergunu
Beberapa organisasi tersebut yaitu Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), dan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Dalam hal ini organisasi guru yang memiliki sejarah panjang adalah Pergunu. Mulai dibentuk organisasi tahun 1952, dibentuk kepengurusan tingkat pusat tahun 158, sampai dengan tahun 1970, Pergunu berperan dalam perkembangan dunia pendidikan. Mengalami mati suri, kalau tidak boleh dikatakan hilang dari peredaran, pada masa pemerintahan Orde Baru.
Organisasi guru yang memiliki sejarah panjang adalah Pergunu. Organisasi yang memayungi guru-guru NU ini telah berdiri sejak 1952. Yang dibicarakan sebagian besar pada sejarah Pergunu, bahwa Konferensi Maa’rif, hanya merekomendasikan Ma’arif Surabaya untuk membentuk Organisasi Pergunu.
Baru pada 1 Mei 1958, Ma’arif Surabaya berhasil membentuk PC Pergunu Surabaya. Setelah melalui proses yang cukup panjang, Pimpinan Pusat Persatuan Guru NU berhasil dibentuk pada 14 Februari 1959 dengan Ketua Umum Bashori Alwi. Akan teapi yang masyhur digunakan untuk memperingati hari lahir Pergunu adalah 1 Mei 1952.
Masa kepemimpinan Pergunu periode pertama kurun Orde Lama, adalah KH Bashori Alwi Murtado, sempat menyelenggarakan Kongres pertama yang diadakan pada 17-20 Oktober 1959 yang diikuti 27 cabang dan KH Bashori Alwi Murtado kembali terpilih sebagai ketua umum. Baca juga 9 (Sembilan) Program Strategis Pergunu
Ternyata juga masih dapat menyelenggarakan Kongres Pergunu kedua pada 1966 dengan memilih Mardji’in Syam sebagai ketua umum, sekaligus terjadi perpindahan kantor pusat dari Surabaya ke Jakarta. Hanya sampai sekarang belum ada sejarah yang mencatat tanggal tepatnya Konggres kedua (sebelum reformasi).
Hingga tahun 1960-an Pergunu telah berhasil memperjuangkan 20.000-an guru untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) oleh Departemen Agama. Bahkan pada 17 April 1969, berhasil menerbitkan majalah perdana “Dunia Pendidikan” dan mendapat restu dari PBNU saat itu. Sekalipun hanya sekilas, akan tetapi menjadi catatan sejarah penting bagi perjuangan guru NU.
Pada tahun 2011 Pergunu bangkit kembali dengan menyelenggarakan Kongres ke I di Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, tepatnya pada 22-24 Juli 2011, memilih KH Asep Abdul Halim sebagai Ketua Umum PP Pergunu Periode 2011-2016.
Pada Konggres ke II diselenggara-kan pada tanggal 26-29 Oktober 2016 di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, dengan KH Asep Abdul Halim terpilih kembali menjadi ketua umum PP Pergunu masa kepemimpinan 2016-2021.
Pergunu merupakan wadah guru-guru yang aktif di sekolah dan madrasah di bawah LP Ma’arif NU maupun di luar itu yang memegang teguh Ahlussunnah wal Jama’ah Al Nahdliyah. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) menggelar Kongres III dan Sekaligus Pemilihan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pergunu 2022-2027, di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Desa Bendunganjati, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Di hari pemilihan ketua umum PP Pergunu akhirnya Prof Dr KH Asep Saefudin Chalim MA, kembali terpilih menjadi ketua umum PP Pergunu 2022-2027. Baca: Peraturan Organisasi & Administrasi PERGUNU
Pergunu dan Guru Panggilan Jiwa
a) Peran Pergunu dalam 1 Abad NU
Secara keseluruhan prestasi Pergunu di masa NU 1 abad belum banyak berperan secara nyata dalam kehidupan para guru NU. Yang paling terlihat pada tahun 1959-1970, pernah menorehkan catatan sejarah menerbitkan majalah.
Edisi perdana mencapai 10.000 eksemplar, dengan sasaran para guru NU. Periode pertama merupakan pembentukan menggunkan panitia dan tim formatur, dengan ketua Umum KH Bashori Alwi Murtado.
Konggres I, dengan memilih kembali beliau KH Bashori Alwi Murtado, sebagai ketua Umum PP Pergunu II. Dan Konggres ke II kembali, dan memilih KH Murdji’in Syam sebagai ketua umum PP Pergunu periode ke 3.
Pata tahun 2004, muncul gagasan lagi membentuk organisasi Pergunu. Dengan penuh perjuangan termasuk memohon pada NU untuk dijadikan Bandan Otonom NU kemabali, akhirnya dikabulkan pada tahun 2004. Segera pada tahun 2004, terbentuk kepengurusan dengan ketua Umum Prof. Dr. KH Asep Syaifuddin Chlaim, MA. Pada Konggres I tahun 2011, dan Konggres II tahun 2016 dan sampai Konggres III 2022, KH Asep belum tergantikan.
PC Pergunu Cilacap, baru terbentuk bulan Juli 2011, dan kepengurusan pertama dilantik tanggal 31 Desember 2011, dengan ketua Muniriyanto, S.Ag., MM. Kepengurusan ke 2 pun disusun hanya melalui formatur, dengan ketua KH Munawar dari Wanareja. Periode ke 3 juga pengurus dibentuk melalui tim sebelas dan terpih sebagai ketua Drs. Bhasor, M.Pd.I.
b) Peran Pergunu Memasuki Abad Kedua NU
Pergunu Cilacap berupaya, menyusun visi, misi, tujuan dan program stategris dengan mensinkronkan program PP Pergunu yang akan di kawal melalui PW Pergunu. PC Pergunu Cilacap, merumuskan visi “Menjadi Organisasi yang Mandiri, Memiliki Anggauta yang Profesional dan Sejahtera”.
Adapun program strategis yang dirumuskan untuk mewujudkan tujuan yang sudah dicanangkan adalah:
- Kajian khusus tentang idiologi dan dakwah dengan sasaran 10 orang khusus pengurus/ anggauta pilihan;
- Pelatihan khusus skil managemen organisasi dengan sasaran pengurus PC Pergunu Cilacap;
- Menyelenggarakan pelatihan keprofesionalitas 100 Anggauta Pergunu;
- Pengadaan Aplikasi marketplace berbasis android untuk memudahkan anggauta dalam pengembangan ekonomi digital. dan
- Menyelenggarakan kajian ciri khusus membentuk Guru Panggilan Jiwa, melaui pendekatan sufi (mengenal Nur Muhammad SAW).
Peran Pergunu, Nasional dan Regional
Peran Pergunu secara Nasional dan Regional dari masa ke masa dalam 1 abad NU, mengalami kemajuan yang signifikan. Prestasi yang dicapai sebelum masa orde baru, cukup menjadi catatan sejarah, yaitu mampu menerbitkan sebuah media cetak Dunia pendidikan dan mampu menyelenggarakan konggres dua kali pada masa-masa sulit dan mendapat tekanan berat dari hasrat penguasa.
Pasca reformasi, bangkit kembali menyelenggarakan Konggres Pergunu juga terlaksana tiga kali dengan semakin meningkat baik secara kuntitas maupun kualitas. Baca juga PD PRT Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama), File Pdf
Pergunu Cilacap pertama dibentuk kepengurus pada bulan Juli 2011, disyahkan dan dikukuhkan kepengurusannya pada 31 Desember 2011, dengan kepengurusan periode 2011-2016, selaku ketua Munirianto. Periode berikutnya tahun 2011-2014 sebagai ketua H Munawar, S.Ag.
Selama tahun 2015-2021 mengalami kefakuman kepengurusan, sehingga akhirnya berkumpul sebelas guru NU di Gedung NU Cilacap pada bulan februari 2022, menyusun kepengurusan periode 2022-2027 dengan terpih sebagai ketua Drs. Bhasor, M.Pd.I.
Peran PC Pergunu Cilacap, di abad ke-1 NU, telah terbentuk kepengurusan sebanyak tiga kali masa khidmah. Masa Khidmah 2011-2016, 2016-2022 dan 2022-2027. Abad ke 2 NU, kepengurusan Pergunu Cilacap telah menyusun visi, misi, tujuan dan program stategis.
Dengan semangat dan dukungan datang dari internal maupun ekternal Pergunu, berupaya kerjasama dan kolaborasi cita-cita Pergunu Cilacap terwujud dan dapat berkhidmah secara maksimal dalam kurun waktu abad ke 2 PCNU Cilacap.
Drs. Bhasor, M.Pd.I., Ketua Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Cilacap Masa Khidmat 2021-2026