PCNU Cilacap Menatap Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU)

NU Cilacap Online – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap Menatap Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 2026, saat Organisasi Nahdlatul Ulama akan berusia 100 tahun atau satu abad. Banyak hal yang harus diteguhkan dan di tingkatkan oleh organisasi NU dan para pengurus serta warganya.

Tiga hal berikut ini menjadi panduan peta jalan menuju satu abad NU. Yaitu peneguhan aqidah, penguatan tradisi dan peningkatan kemandirian organisasi menjadi pilar penyangga sekaligus sebagai orientasi bersama para pengurus NU, Lembaga dan Badan Otonom NU serta warga Nahdliyyin pada umumnya.

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Cilacap memandang bahwa semangat awal didirikannya Organisasi NU perlu terus diaktualisasikan. Di mana ? dalam ranah gerakan mengajarkan, mengamalkan, mempertahankan dan melestarikan Aqidah Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Semangat ini terinternalisasi menjadi jati diri warga Nahdliyyin.

Di tengah semakin gencarnya serangan terhadap organisasi Nahdlatul   Ulama, iktikad untuk meneguhkan Aqidah merupakan kewajiban individu warga dan pengurus NU. Aswaja tidak boleh termakan usia sungguhpun NU kelak akan memasuki usia satu abad, bahkan dua atau tiga abad yang akan datang.

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Cilacap juga meyakini bahwa tradisi –dalam pengertian manhaj berfikir sekaligus produk budaya lokal—menjadi bagian tak terpisahkan dari cara warga Nahdliyyin mengajarkan dan mengamalkan keislamannya. Sendi-sendi manhajulfikr Naqli, Aqli, Silsilati, Waqi’i dan Irfani menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Semua beriringan dengan amaliyah NU dalam aspek aqidah, syariah dan tasawufnya. Kebersatuannya membentuk karakter keagamaan Islam ala Nahdlatul Ulama yang menjunjung tinggi sikap tawasuth, tawazun, tasamuh, dan tasyawur.

Baca juga  Tanggung Jawab Warga NU Menyongsong Abad Kedua

Nahdlatul Ulama mengikuti pendirian, bahwa Islam adalah agama yang fitri, yang bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia. Paham Keagaman NU yang dianut oleh warga Nahdlatul Ulama bersifat menyempurnakan nilai-nilai yang baik yang sudah ada  dan menjadi milik serta ciri-ciri suatu kelompok manusia seperti suku maupun bangsa, dan tidak bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut. Di sini, penghargaan NU atas tradisi dalam bentuk produk budaya lokal sangat tinggi.

Kemandirian Organisasi dalam pengertianyang luas, merupakan bagian dari strategi live survival, kebertahanan yang berkesinambungan. Bertahan sebagai organisasi yang dibesarkan dan digerakkan dari dan oleh pengurus serta warganya, namun memberi arti dan manfaat bagi sesama.

Kemandirian yang lebih spesifik tidak bisa lepas dari ukuran kekuatan organisasi dalam mengelola rumah tangga dan pelaksanaan program serta kegiatannya. Jika ukurannya kemudian mandiri secara finansial dan material, organisasi NU tidak menafikan. Sebab, nafas penghidmatan harus didukung dengan finansial dan material yang kuat pula.

Kuat secara kuantitatif bagi organisasi NU menjadi bekal untuk meneguhkan ideologi, menguatkan tradisi dan kemandirian organisasi, sehingga kuat secara kualitatif menjadi semakin mungkin untuk dicapai. Inilah yang hendak disinergikan menjadi barometer bersama antara pengurus NU, Lembaga, Badan Otonom NU dan warga Nahdliyyin semuanya di Kabupaten Cilacap, untuk digali, dikembangkan, diberdayakan dan dimaksimalkan dalam rangka menyongsong satu abad Nahdlatul Ulama di tahun 2026.

Sebagai starting point, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap akan menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) tanggal 27-29 April 2018/11-13 Sya’ban 1439 bertempat di Pondok Pesantren Raudlatul Huda, Welahan Wetan Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Melalui Konfercab, PCNU Cilacap bersiap dengan visi misi meletakkan pondasi untuk Menatap Satu Abad NU di tahun 2026.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button