Suluk Musyahadah Cinta Gus Sastro Adi

NU CILACAP ONLINE – Tajuk konser yang digelar pada Rabu, (27/4/2022) malam di Taman Sunan Jogo Kali Surakarta ini diambil dari salah satu lagu Gus Sastro, ‘Musyahadah Cinta’. Konser ini disiarkan secara live di channel YouTube NUPro.

Suluk Musyahadah Cinta juga dimeriahkan oleh Wafiq Azizah, Ega HQ, KH Abdullah Wong, Dadang W Saputra, dan NU Light Orchestra.

Suluk Musyahadah Cinta Gus Sastro Adi adalah konser dan bentuk apresiasi kecil terhadap mahakarya yang bertumpu pada rasa cinta kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

Gus Sastro Adi menjelaskan, Musyahadah Cinta sejatinya adalah kisah perjalanan tauhid seorang hamba menuju Tuhannya.

Sebuah keniscayaan dalam mencari Tuhan, sebelum ia mengenal jati diri dalam fitrah sesungguhnya, barulah ia akan menemukan begitu dekatnya Tuhan; bahkan melebihi cinta dan hidup itu sendiri. Sebagaimana digambarkan pada permulaan lirik lagu, Man Arafa Nafsahu faqad Arafa Rabbahu.

Tidak sedikit orang menganggap musik hanyalah untuk kesenangan belaka. Karena mereka hanya menganggap musik adalah kesenian dan seorang pemusik adalah penghibur belaka.

“Melalui konser musik bertajuk Suluk Musyahadah Cinta yang digelar di taman Jogo Kali Solo pada Rabu, 27/09 jam 20:00 ~ 23.30 ini; kita akan sampai pada pengertian bahkan kedaran kita bahwa musik sesungguhnya memiliki nilai luhur dan derajat tinggi yakni implementasi dari nilai spritualisme kemanusiaan kita; dan musik menjadi sesuatu yang amat sakral, sebagai bentul persaksian Cinta,” aku KH Abdullah Wong, Anggota Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Lembaga Seni Budaya Muslim in Indonesia (Lesbumi).

Baca juga Membaca Seabad NU MelaIui Lagu-Lagu Slank

“Lihat saja, sesuatu yang tak bisa dinyatakan pelukis, bisa dijelaskan oleh penyair melalui rangkaian kata. Sesuatu yang sulit dinyatakan penyair, ternyata bisa dijelaskan secara gamblang dan gembira oleh musisi dengan lagu dan musiknya.” jelasnya.

“Sementara itu musisi Gus Sastro Adi, menyampaikan bahwa hal tersebut telah masyhur di kalangan para sufi, bahwa musik tidak semata bunyi-bunyian. Ia adalah ekspresi keharmonisan yang melimpah ruah dari seluruh alam semesta. Hal inilah kemudian menjadi rahasia dan kekuatan bagaimana musik mampu menyentuh kalbu pendengarnya menuju satu tujuan, Sang Pencipta,” ungkap anggota Lesbumi PBNU yang juga Sekretaris PP Pagar Nusa, di sela sela konser musik Suluk Musyahadah Cinta.

Baca juga Inilah Khidmah Musisi Addie MS Pada Nahdlatul Ulama

Adalah Sastro Adi, musisi sekaligus ​​aktivis awkaligis anggota Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Beaar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang purna menembus dimensi spiritual pada lagu-lagu dan musiknya. Sosok yang mewakafkan dirinya mencipta lantunan lagu serta musik yang mampu menggetarkan sanubari.

Menuntun setiap telinga yang mendengarkannya mengaktifkan syaraf-syaraf ketauhidan menuju dimensi ketuhanan yang begitu dalam.

Sementara itu bagi Ning Wafiq Azizah, pelantun lagu sewu kutho Didi Kempot versi bahasa arab, baginya Musik adalah kesenian surgawi.

“Dari musik yang dicipta oleh sosok yang mampu menembus dimensi spiritual, musik bisa membawa siapa saja yang melantunkannya; yang mendengarkannya dapat bebas melihat Tuhan dari segala bentuk dan penjuru pemikiran,” ungkapnya.

Baca juga Omar Faruk Tekbilek dan Musik Tradisional Sufi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button