Anugerah Saptawikrama Lesbumi NU, Apa dan Bagaimana Itu ?

NU CILACAP ONLINE – Anugerah Saptawikrama, bagi sebagian orang mungkin terasa asing, tapi tidak bagi kalangan Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU).

Ketua Pengurus Pusat (PP) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia KH M Jadul Maula mengemukakan; Lesbumi NU dihidupkan kembali dalam rangka Pribumisasi Islam (istilah yang dicetuskan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur); dan hal tersebut yang kemudian dikukuhkan dalam Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang pada Agustus 2015 sebagai Islam Nusantara.

Gagasan Pribumisasi Islam akhirnya dimatangkan melalui sidang Bahsul Masail, dalam musyawarah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lesbumi NU pada akhir Januari 2016. Dari sidang tersebut melahirkan Tujuh Kebijakan Kebudayaan Islam Nusantara atau yang lebih dikenal dengan sebutan Saptawikrama (Al Qowa’id As-Sab’ah).

Dalam risalah gagasan awal didirikannya Lesbumi di tubuh NU, dikatakan bermuasal dari Kiai Wahab Chasbullah dan Kiai Saifuddin Zuhri. Lalu diwujudkan oleh tiga serangkai pendiri Lesbumi yakni Djamaluddin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail; sebagaimana pernyataan yang disampaikan Ketua Umum Lesbumi PBNU (sebelum Kiai Jadul Maula-red); Almagfurlah KH Agus Sunyoto pada acara Anugerah Saptawikrama 2016.

Disampaikan, Anugerah Saptawikrama merupakan apresiasi tertinggi Lesbumi NU terhadap Insan Seniman Budayawan Muslim Indonesia; yaitu mereka yang telah berkhidmat dan berkiprah dalam merawat dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan; yang mengukuhkan jatidiri, ciri khas, karakter, identitas, adat istiadat dan akar tradisi Nusantara.

Anugerah Saptawikrama yang Pertama

Dijelaskan, Anugerah Saptawikrama yang pertama diberikan kepada keluarga mendiang KH Wahab Chasbullah diterima ahli warisnya, dan untuk mendiang KH Saifuddin Zuhri, menteri agama di era Presiden Soekarno, diterima langsung oleh putranya, Lukman Hakim Saifuddin yang saat itu menjabat Menteri Agama RI.

Sedangkan untuk mendiang H Usmar Ismail diterima oleh putra sulungnya, Nuredin Ismail, dan Anugerah Saptawikrama untuk mendiang H Asrul Sani diterima oleh istrinya, Mutiara Sani. Anugerah Saptawikrama juga disampaikan kepada keluarga mendiang H Djamaluddin Malik.

Maka diterimanya Anugerah Saptawikrama pada tahun 2016 itu menandai diterimanya Islam Nusantara secara resmi oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai Khittah atau jalan kebudayaan Lesbumi Nahdlatul Ulama untuk menjaga dan mempertahankan ke-Indonesia-an.

Anugerah Saptawikrama juga diberikan kepada Almagfurlah KH Agus Sunyoto sebagai ‘Bapak Kebangkitan’ Lesbumi NU. Dan diterimanya Anugerah itu sebagai penanda kebangkitan Lesbumi NU untuk Kembali Kepada Khittah 1962; Lesbumi Kembali Jadi Banom.

Imam Hamidi Antassalam, Ketua Lesbumi NU Majenang Cilacap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button