Jadul Maula, Makna Safari Kebudayaan LESBUMI NU Jateng
NU CILACAP ONLINE – Safari Kebudayaan Lesbumi NU Jawa Tengah (Jateng) memiliki makna penting dalam menghubungkan seniman dan budayawan dengan masyarakat dalam menjalankan perannya. Yakni mengawal dan membangun Peradaban Islam Nusantara yang berakar pada nilai budaya dan tradisi.
Demikian Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Muhammad Jadul Maula mengutarakan dalam pembukaan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) I Lesbumi PWNU Jawa Tengah masa khidmat 2024-2029. Pada Kamis (26/9/2024).
Bertempat di pendopo Lodji Gandrung Rumah Dinas Walikota Surakarta. Jalan Slamet Riyadi, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting, Wakil Ketua PWNU KH Kholison Syafi’i, Rais Syuriyah PCNU Surakarta KH. Muhtarom, Ketua Tanfidziyah PCNU Surakarta KH. M Masyhuri, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta.
Hadir juga dalam kesempatan itu, pengurus Lesbumi PWNU Jateng, ketua dan pengurus Lesbumi PCNU se-Solo Raya. Banom NU, lembaga-lembaga NU, serta beberapa seniman dan budayawan Solo Raya.
Kegiatan ini merupakan ajang menyinergikan program selain menyambungkan tali persaudaraan antar seniman dan budayawan Muslimin Indonesia terutama Jateng.
Selain itu acara ini menjadi harapan baru bagi Lesbumi NU Jateng dalam menyerap program dan menumbuhkembangkan seni budaya Islam Nusantara. Dengan basis kearifan lokal, adat istiadat, dan budaya masyarakat setempat.
Jalan Dakwah Walisongo dan Islam Nusantara
Dalam hal basis Jateng merupakan tempatnya. Sebagaimana jalan dakwah Walisongo dan tentunya Islam Nusantara, Saptawikrama merupakan strategi kebudayaan Lesbumi NU yang berpedoman pada nilai-nilai Ahlussunah Waljamaah (Aswaja).
Ketua Lesbumi PBNU KH. Muhammad Jadul Maula mencontohkan bahwa Walisongo telah berhasil menjadikan alat musik gamelan yang merupakan seni dan budaya tradisi masyarakat Jawa sebagai jalan dakwahnya.
“Hebatnya Walisongo itu mampu menghantarkan masyarakat pada hakekat manusia, Tuhan, dan alam semesta.” Terangnya.
Baca Juga : Munajat Lesbumi NU Nusantara Untuk KH Agus Sunyoto
Lebih dalam, dia menyampaikan bahwa produk dari seni dan budaya bukan sekadar produk hasil cipta dan karsa manusia, tetapi lebih kepada proses dialektika terbentuknya seni dan budaya.
“Karena Hakekat budaya dalam Islam adalah Nur atau cahaya jiwa,” Aku Kiai Jadul Maula.
Budaya membuka cahaya dalam diri kepada Tuhan, yang kemudian dapat melahirkan perilaku manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan penciptaan.
Terakhir dia berharap dan menegaskan bahwa Lesbumi merupakan Lembaga naungan NU yang berfokus pada seni dan budaya, yang berperan dalam melestarikan dan mengembangkan tradisi sesuai dengan syariat Islam.
“Harapannya melalui kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi semua pihak yang terlibat, serta mendorong penguatan seni dan budaya sebagai pilar dakwah yang moderat.” Pungkas KH. Muhammad Jadul Maula Pengasuh Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta dan Pernah menjadi Direktur LKiS Yogyakarta.
Baca Juga : Jadul Maula Dan Wasiat KH Agus Sunyoto (Lesbumi PBNU)
Safari Kebudayaan yang berarti Sambung Manfaat Silaturahim Kebudayaan yang merupakan agenda Rakerwil 1 Lesbumi PWNU Jateng ini mulai berlangsung pada Kamis, (26/09/2024) hingga 2 Oktober 2024 mendatang.
Sebagai informasi, pelaksanaan gelaran kegiatan ini terbagi ke beberapa zona wilayah dengan waktu dan tempat yang berbeda.
Adapun zona wilayah yang menjadi tuan rumah acara yaitu Surakarta, pada hari ini Kamis, (26/09). Kemudian Magelang (Kampung Dolanan Bumiharjo Borobudur) pada Jumat (27/09). Cilacap (Sanggar Maturnuwun, Salebu, Majenang) pada Sabtu (28/09), Tegal (Sanggar Putra Satria Laras Ki Haryo Susilo Talang) pada Ahad (29/09), Rembang (Gentong Miring Art Galeri Sluke) pada Selasa (01/09), dan terakhir Semarang pada Rabu (02/10) bertempat di kantor sekretariat PWNU Jawa Tengah. (IHA).