Omar Faruk Tekbilek dan Musik Tradisional Sufi
NU CILACAP ONLINE – Omar Faruk Tekbilek, selain sebagai musisi, juga komposer musik yang berasal dari Turki, konsisten mengembangan musik tradisional sufi, dan Omar Faruk Tekbilek, telah membuat saya takjub dengan musikalitasnya.
Sebagai seorang pencinta musik intrumental. Saya banyak berkenalan dengan musik Barat (Eropa), Timur Tengah, Amerika Latin. Ada Mozart, Antonio Vivaldi, Leo Rojas, Giovani Marradi dan lain sebagainya. Tak ketingglan musik-musik instrumental tradisional Nusantara.
Bagi saya, musik instrumental tidak hanya menghidupkan. Tentu musik instrumental lebih dari itu. Mendengarnya seperti menyelami sebuah kegelapan. Yang pada akhirnya kegelapan itu disirami musik instrumental seperti tumbuh dalam cahaya sangat terang.
Musik, Seni dan Filsuf
Kata filsuf Jerman Arthur Schopenhauer. Dia berpendapat bahwa; “musik adalah suatu seni yang tak berwujud karena tidak memiliki komponen fisik”.
Terus terang. Saya mengiyakan salah satu pendapat filsuf nyentrik idola saya ini dengan berbagai perspektif pemikirannya, yang kaya tentang musik sebagai sebuah seni tak memiliki wujud itu. Tentu magis dari musik yang tak berwujud dalam imajinasi seperti mampu mengoyak kalbu manusia.
Arthur Schopenhauer tentang pemikirannya, bahkan sampai pada pembahasannya tentang musik sangat bagi saya memang menarik. musik bagi Schopenhauer itu juga merupakan sebuah ekspresi murni dari sifat terdalam dari realitas manusia yang memungkinkan membawa manusia keluar dari dunia representasi yang bersifat ilusi
Maka sebagai filsuf. Pemikiran Arthur Schopenhauer layak diselami oleh orang-orang pemikir dengan kecintaannya pada seni. Bahkan selain pembahasannya tentang musik. Pemikiran Arthur Schopenhour bab pesimisme,penderitaan, dan kearifan dari hidup manusia. Semua itu juga saya kagumi.
Sebab sebagai seorang pemikir, dia benar-benar filsuf yang kumplit. Benar saja filsuf seperti Fredrich Niethche pemikirannya juga dipengaruhi dari banyak gagasan Arthur Schopenhour. Sebab dalam persepektif saya konsep penderitaan manusia dan bagaimana kearifan hidup manusia harus di lakukan sebagai ide-ide hidup.
Itulah mengapa pemikiran Arthur Schopenhauer, yang tentu lain dengan filsuf yang lain. Menjadi sangat relevan bagi hidup manusia, yang kata Budha sendiri hidup merupakan penderitaan. Itu tercermin dari pemikiran Arthur Schopenhour.
Karya tulis Arthur Schopenhauer yang paling berpengaruh bagi pemikiran saya adalah bukunya yang berjudul “Kearifan Hidup”. Selain dari dirinya yang punya atensi juga pada nilai-nilai filosofi tentang musik.
Pandangan filosofisnya, bagaimana seharusnya hidup dan eksistensi hidup itu sendiri merupakan suatu bentuk kekayaan intelektual dirinya pada pengetahuan, yang juga patut diselami konsep-konsep dasar pemikirannya.
Baca juga
- Suluk Musyahadah Cinta Gus Sastro Adi
- Candra Malik: Sosok, Karya dan Kehidupan Sang Begawan
- Tarian Nusantara Refleksikan Persatuan JPPPM
Kebudayaan dan Musik
Kembali tentang Musik. Iya benar “musik” berbicara soal selara. Pandangan musik itu bagi kita para penikmatnya sangatlah subyektif. Bagaimana preferensi terhadap musik, setiap orang berbeda-beda tergantung dari pada keakrabannya terhadap musik itu sendiri.
Akan tetapi dengan musik instrumental. Ada Bahasa musik universal yang terkandung disana, yang tidak dapat lepas dari budaya tertentu. Artinya musik instrumental juga merupakan bagian dari budaya dan peradaban suatu bangsa.
Perpaduan musik dan budaya sendiri tidak dapat di tampik eksistensinya dan sudah menjadi sebuah fakta baik yang tertulis maupun tidak. Karena di dalam masyarakat mana pun. Ada ciri musik tertentu yang menjadi seni identitas dan kekayaan suatu bangsa secara kebudayaan masyarakat
Di dalam peradaban Eropa. musik klasiknya selalu di identikan dengan biola, piano dan sebagainya. Ada beberapa pemusik Eropa klasik yang terkenal dari abad ke abad seperti Mozard, Geovani Marradi, dan Antonio Vivaldi yang karyanya masih di kenal masyarakat dunia hingga kini.
Musik mereka rata-rata tak dapat lepas dari budaya Eropa sebagai identitasnya. Jika di hayati musiknya. Siapapun penikmat musik Mozart, Antonio Vivaldi dan lain sebagaiya berasa sudah melihat dengan imajinasi kebudayaan Eropa dan kota-kotanya yang sangat indah nan klasik.
Baca juga Membaca Seabad NU MelaIui Lagu-Lagu Slank
Eropa sebagai bangsa yang gigih sampai saat ini mempertahankan bangunan klasik nan megah di penjuru benua biru itu tentu sejalan dengan musik yang dikembangkan dari waktu ke waktu tak terkecuali abadinya musik klasik eropa di abad ke-21 ini yang masih banyak mengenalnya termasuk saya.
Di Amerika Latin juga identic dengan alat musik seperti seruling yang melekat dengan keindahan alam Amerika Latin. Pemusik Amerika Latin yang secara kualitas musikalitsnya sangat bagus berbasiskan seruling dengan khas Amerika Latin yaitu Leo Rojas berasal dari Negara Ekuador. “The Last Monichan” menjadi muskinya yang paling populer terkenal di dunia.
Musik Tradisional Sufi
Selain Eropa dan Amerika Latin. musik yang kental dengan peradaban dan budaya tertentu juga tercermin dari musik yang dibawakan oleh musisi Turki yang mengusung musik sufi tradisional yakni Omar Faruk Tekbilek.
Dekatnya budaya timur tengah dan agama islam, yang mana islam diturunkan di tanah timur tengah sana. Oleh para sufi atau orang-orang mendalami ilmu tasawuff. Magis energy dari musik juga digunakan sebagaimana alunan musik, yang mampu mengetuk sanubari batin. Oleh para sufi musik sendiri digunakan sebagai metode spiritual untuk mendekatkan diri kepada tuhan.
Sebab bagaimanapun untuk mencapai dan mengetahui titik “ketuhanan” dapat dilalui dengan tirakat apapun. Salah satunya dengan mendengarkan musik-musik bersifat kontempaltif. Berpikir tentang rasa menyatu dengan semesta melalui musik.
Setidaknya dalam pandangan saya. Ada beberapa musik Omar Faruk Tekbilek yang menurut saya bagi orang-orang yang mendalami tassawuf dan berpikir sufistik. Lagu-lagu dari musik Omar Faruk Tekbilek, layak menjadi sebuah bahan kontemplasi batin.
Last Moment of Love
Satu dari banyaknya karya musik Omar Faruk Tekbilek itu yang berjudul “Last Moment of Love”, “Why”, “I Love You”, “Hasret” serta masih banyak lainnya. Musik Omar sangat merepresentasikan kebudayaan timur tengah dan agama islam secara kebudayaan. Semua terasa bersatu padu pada setiap karya-karya Omar Faruk Tekbilek.
Maka sejenak kita bayangkan musik instrumental yang mungkin kita kenal dengan kebudayaan kita di nusantara. Bagiamana mendengarkan Gamelan “Kebo Giro” misalnya atau dengan Degung Sunda “Sibilunglungan”. Bukankah dari sana musik itu seperti dapat menerjemahkan moment-moment sakral dalam hidup manusia?
Itulah bentuk kekayaan dari musik. Keberadaannya bagi umat manusia dapat seperti meredefinisi antara kenyataan dan ilusi, terbang bersama alunan rasa dan batin yang menentramkan hati manusia menuju sebuah pencerahan spiritual, yang dilalui dengan berkontemplasi mendekatkan diri pada tuhan semesta alam lewat alunan musik. (Toto Priyono)
Baca juga Inilah Khidmah Musisi Addie MS Pada Nahdlatul Ulama