Indahnya Tarian Nusantara Refleksikan Persatuan JPPPM

NU CILACAP ONLINE –  Puluhan penari bergerak lincah di atas panggung megah ditingkahi sorot lampu yang indah. Dalam balutan busana terdisional bernuansa merah mereka menari gemulai memperagakan berbagai tarian daeran secara bergantian seiring musik yang berganti-ganti.

Mereka adalah para santri putri Pesantren Al ihya Ulumaddin Kesugihan Cilacap. Indahnya Tarian Nusantara memeriahkan Harlah ke 7 Jam’iyah Persatuan Pengasuh Pesantren dan Mubalighoh (JPPPM) Nusantara.

Tarian Nusantara yang dibawakan oleh Santri Putri Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin untuk memeriahkan HARLAH Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Muballighoh (JP3M) yang ke 7 Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin pada hari Ahad, 18 Desember 2022 di Cilacap.

Tarian ini menjadi hal yang tak biasa mengingat yang membawakan adalah para santri dan ditampilkan di hadapan para by nyai dan ning se antero Indonesia.

Tarian Nusantara Filosofi Persatuan Bu Nyai-Nawaning

Indonesia dianugerahi sebagai negara yang majemuk yaitu negara yang memiliki berbagai macam ragam suku, budaya, daerah, kepercayaan, serta bahasa daerah yang berbeda – beda.

Semua keanekaragaman itu dikenal sebagai Bhineka Tunggal Ika, sebagai semboyan bangsa Indonesia. Hal ini terkandung maksud meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu yaitu Indonesia.

Tarian Nusantara merupakan gabungan tarian tradisional yang berasal dari  berbagai daerah di penjuru Indonesia mulai dari sabang hingga Merauke.

Maka dari itu setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing, mulai dari gerak, musik, irama, dan pola tarian. Umumnya tarian ini dipentaskan di berbagai acara baik nasional maupun internasional.

Hal ini merupakan filosofi  penggambaran dari persatuan Bu Nyai dan Nawaning se-Nusantara yang disatukan dalam sebuah organisasi social keagamaan Islam yaitu JP3M. Kepada NU Cilacap Online,

Lutfiani santriwati yang menjadi pelatih tari mengemukakan bahwa Tarian Nusantara merupakan bentuk rasa cinta santri Pondok Pesantren Al Ihya demi melestarikan budaya yang dituangkan dalam bentuk seni tari.

“Tarian Nusantara yang di persembahkan pada acara kemarin menceritakan tentang keragamaan tarian di Indonesia dan bentuk rasa cinta kami untuk melesatarikan seni budaya khas Indonesia serta indahnya perpaduan Bu Nyai dan Nawaning se-Nusantara,” ucap Lutfiani (27/12/2022).

Tarian ini  beranggotakan sekitar 30 orang apenari dengan menggunakan pakaian adat masing masing daerah dengan diiringi perpaduan musik tradisional dan musik modern menghadiahkan riuh tepuk tangan dari para tamu undangan.

Persembahan tarian tersebut tampil dengan memukau dan elegan. Para tamu undangan tampak antusisas menyaksikan tarian dengan perpaduan musik yang klasik . Bahkan semangat para tamu undangan pun tak terbendung, layar ponsel diangkat demi mengabadikan momen yang tak terjadi tiap hari ini.

Hal ini juga ditanggapi oleh sdri Puput Gayatri dan Elvika Mukti Restiani selaku Penari. Ia mengaku kaget saat ditunjuk jadi penari pasalnya waktunya hanya tinggal 3 hari jelang acara. Tapi terlepas dari itu ia merasa bangga.

“Awalnya benar benar kaget dipilih menjadi salah satu anggota tari. Padahal itu sudah mendekati H- 3 sebelum acara JP3M berlangsung, Waktu itu saya baru saja sampai di sekolah dan diberi tau untuk balik lagi ke pondok untuk latihan menari ,” ucap Puput Gayatri.

“Selama 3 hari itu, kami harus berlatih dan terus berlatih. Seingat saya satu kali pertemuan itu 10 kali pengulangan dan itu kami lakukan selama 3 hari berturut turut. Capek yang kami rasakan namun kesenangan tersendiri untuk saya dapat berpartisipasi untuk memeriahkan acara tersebut,”  sambung Puput.

Hal senada diungkap oleh Elvika Mukti. Baginya itu adalah sebuah kebanggaan bisa tampil di hadapan para bu nyai dan ning dari berbagai pelosok nusantara.

“Dan hal ini merupakan sebuah kesempatan emas dan sangat membanggakan tentunya bagi kami dapat tampil di forum yang disaksikan oleh seluruh ibu nyai dan nawaning di Nusantara . Kami berharap Tarian Nusantara dapat ditampilkan kembali di acara cara lainnya,” tandas Elvika Mukti.

Kontributor : Nurika-Santriwati Pesantren Al ihya Ulumaddin
Editor : Naeli Rokhmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button