Ngaji Pemberdayaan Ekonomi MWCNU Karangpucung
NU CILACAP ONLINE – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Karangpucung Cilacap menggelar Ngaji Pemberdayaan Ekonomi bersama Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah di Gedung Sekretariat Bersama MWCNU Karangpucung, Kamis (09/12).
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Wakil Bupati Cilacap, Syamsul Aulia Rahman, SS.TP., MM dan Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, H. Sarif Abdillah, S.Pd.I
“Sebagai warga NU kita harus punya tokoh atau figur yang bisa bersama-sama membesarkan Kecamatan Karangpucung khususnya di bidang ekonomi karena NU Karangpucung ini masih membutuhkan sumber daya manusia yang bagus untuk bisa membangun perekonomian kedepan,” kata Ketua Tanfidziyah, Drs. Kusnandar, M.Ag
H Kusnandar juga menyampaikan jika bulan Oktober lalu Wabup Cilacap mengunjungi Gedung Sekber MWCNU masih belum selesai proses pembangunan.
Namun, pada hari ini saat mengunjungi lagi gedung sudah untuk kegiatan. Ini adalah salah satu bukti bahwa MWCNU Karangpucung ke depan akan menjadi MWCNU yang hebat
“Kami merasa bangga dan bahagia sekali Bapak Wabup Cilacap bisa hadir kembali di Karangpucung. Dan kami NU Karangpucung ingin bangkit bersama Wakil Bupati Cilacap,” ungkap Kusnandar.
Digitalisasi ekonomi
Syamsul menyampaikan dalam pengarahannya tentang pemberdayaan ekonomi bahwa sebagai pejabat politik itu tetap tidak boleh bermain proyek dan tidak menjualbelikan jabatan. Ia menyampaikan sebagai pejabat politik harus ikhlas. Ikhlas yang bagaimana ? Ikhlas tidak balik modal dan ikhlas biaya sosial tinggi.
“Prinsip kami adalah tidak mau merepotkan pejabat sampai ke tingkat wilayah. Jadi seadanya uang gaji insentif kami yang diberikan ke masyarakat. Dan itu yang menjadi belajar kami sebagai pejabat politik yang pada akhirnya kami belajar pemberdayaan ekonomi,” ungkapnya.
Syamsul mengapresiasi prinsip MWCNU Karangpucung untuk mandiri. Menurutnya, prinsip pemberdayaan ekonomi MWCNU Karangpucung yang bersifat mandiri sudah tepat karena kedepan aturan pemerintah untuk dana hibbah kepada lembaga progresnya sudah harus menurun.
“Jika berbicara keterbatasan kami setuju bahwa NU itu harus mandiri. Dan memang jika berbicara kemandirian teorinya itu gampang diucapkan tapi sulit dipraktikan,” kata Syamsul
Saat ini yang sedang bagus adalah digital marketing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pandemi saat ini menjadikan 90% pelaku UMKM itu terdampak, tetapi ada 10% yang berhasil.
“Kita coba belajar pada 10% yang berhasil itu karana mereka mau menyesuaikan dengan digitalisasi ekonomi karena mereka mau mendigitalkan produk dan mempunyai toko online,” ujar Syamsul
Baca Artikel Terkait:
- Pertashop Pesantren Di Karangpucung Diresmikan Erick Thohir
- Apa Itu Peta Jalan Kemandirian Pesantren (PJKP)?
Saat ini handphone android sudah banyak dimiliki oleh hampir seluruh masyarakat. Alangkah baiknya, jika handphone itu kita gunakan untuk belajar digital marketing atau cara membuat toko online.
Dari sinilah, ilmu kemandirian ekonomi itu ada. Oleh karena itu, salah satunya ketika perdagangan ekonomi dan aktivitas masyarakat terbatasi, maka yang bisa membuka semuanya itu adalah teknologi. Maka dari itu, digitalisasi ekonomi itu penting.
“Jadi yng palingg tau persis potensi ekonomi yang bisa menguatkan pemberdayaan ekonomi dan MWCNU Karangpucung adalah kalian semua. Dan saya secara pribadi siap membantu mengembangkan potensi-potensi itu dari segi pemerintahan maupun segi kewenangan akan kami kawal,” tegas Syamsul sebagai penutup materinya.
Gerakan Ekonomi NU ke Depan
“Warga NU harus memiliki cara berfikir bagaimana berdagang atau berusaha dan spirit Nahdlatut Tujjar itu harus digerakan kembali dengan kekuatan jama’ah jam’iyyah organisasi karena orang NU itu banyak sekali,” demikian diungkapkan oleh H. Sarif Abdillah
Sarif mengatakan bahwa selain basis kemandirian jam’iyah di organisasi itu berjalan basis kesolehan individu juga harus berjalan karena NU itu organisasi yang paling mudah. Mengapa demikian ? Karena salah satu yang menjadi ciri khas NU itu saling mendoakan. Mendoakan disini maksudnya adalah sering mengadakan sholawatan dan tahlilan.
Pada tahun 1926 NU lahir. Kemudian pada tahun 1955 pada saat Indonesia mengadakan pemilihan umum (pemilu) untuk pertama kalinya NU yang semula berdiri sebagai jam’iyah diniyah akhirnya memilih menjadi partai politik.
Sampai pada akhirnya, ada tokoh NU yang menjadi pejabat negara yaitu KH Abdurrahman Wahid atau yang Gus Dur. Dalam perjuangannya, ia melalui proses yang panjang. Dan saat ini kita sedang mengalami masa kesiapan untuk mencari apa yang menjadi gerakan NU kedepan yang artinya kita juga bisa hidup dalam 100 tahun.
Sarif mengajak kepada warga NU untuk berfikir dan bergerak bagaimana NU itu bisa produktif karena Nahdlatut Tujjar ini disyaratkan untuk mendorong kepada cabang-cabang NU untuk membuat suatu produksi di daerahnya masing-masing.
“Jadi mulailah berfikir bahwa saya harus belajar, saya harus produktif. Jadikan semua kader NU menjadi generasi yang berwibawa, berdaya, dan memberikan dampak positif kemanfaatan kepada masyarakat, bangsa, dan negara,” pungkas Sarif
Baca juga Kontes Kambing Jawa Randu Kembangkan Ekonomi Sektor Wisata