Trending

KH Mahfudz Siddiq, Perumus Konsep Mabadi Khaira Ummah

NU Cilacap Online – Siapa yang pertama kali sebagai perumus, merumuskan konsep Mabadi Khaira Ummah, dan Gerakan Muawanah, beliau adalah KH Mahfudz Siddiq; berikut ini biografi dan jejak KH Mahfudz Siddiq, Ulama yang 4 kali menjabat Ketua HBNO, Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (PBNU, sekarang); dalam sejarah NU dari Muktamar ke Muktamar Nahdlatul Ulama (NU).; aktif dalam penerbitan Majalah Berita Nahdlatoel Oelama dan juga sebagai orgaisatoris NU modern.

KH Mahfudz Siddiq

KH Mahfudz Siddiq lahir dari pasangan KH Siddiq dan Ny Hj Zaqiah binti KH Yusuf, di Jember Jawa Timur, pada hari Kamis Pon, tanggal 27 Rabi’ul Awwal 1325 H/ 1907 M. Beliau adalah putra sulung dari KH Siddiq, sekaligus adalah kakak kandung dari KH Achmad Siddiq (1926-1991).

KH Siddiq, ayah KH Mahfudz Siddiq, adalah sosok yang sosok yang tegas dan sangat ketat, terutama dalam hal shalat berjamaah. Beliau terkenal sebagai berwatak sabar, tenang, dan sangat cerdas. Wawasan berfikirnya amat luas dan modern, baik dalam ilmu agama maupun pengetahuan umum.

KH Mahfudz Siddiq ngaji, mondok dan belajar Ilmu Agama Islam Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, di bawah pengajaran langsung KH Muhammad Hasyim Asy’ari (Pendiri organisasi NU). Mahfudz Siddiq muda adalah Santri dari KH Muhammad Hasyim Asyari.

Dengan bekal belajar agama Islam di Pesantren,  KH Mahfudz Siddiq menjadi pengasuh dan pengajar agama Islam bagi adik-adiknya. Segala pola pikir dan kebiasaan beliau menjadi cerminan bagi adik beliau, termasuk KH Achmad Siddiq.

Di masa remajanya, beliau adalah seorang aktivis dan organisatoris yang sangat piawai. Bekal kepiawainnya tersebut mengantarkannya untuk aktif di organisasi NU. Sekalipun masih terlalu muda ketika menerima amanat untuk memimpin NU, tak ada masalah bagi KH Mahfudz Siddiq dalam mengelola organisasi besar itu.

Sebelumnya, beliau sudah terlibat dalam merintis pembentukan organisasi pemuda di lingkungan NU, yaitu Ansor. Beliau letakkan dasar-dasar organisasi yang kuat dan sistem komunikasi yang baik di dalam NU. Selain itu, beliau menerapkan dan memperlakukan kehidupan organisasi secara profesional. Di HBNO itu pula, KH Mahfudz Siddiq, dikenal sebagai Perumus Konsep Mabadi Khaira Ummah [ Baca : Apa itu Mabadi Khaira Ummah ]

Konsep Mabadi Khaira Ummah

KH Mahfudz Siddiq adalah konseptor, perumus dan yang pertama kali merumuskan Mabadi Khaira Ummah; sebuah konsep yang meletakkan dasar dan strategi untuk mengembangkan kehidupan ekonomi warga NU. Perumusan konsep Mabadi Khaira Ummah pertama kali oleh KH Mahfudz Siddiq terdiri dari 3 pilar sikap, yaitu ash-shidqu, al-amanah, dan al-wafa’ bi al-ahdi.

Jelang akhir hayatnya, KH Mahfudz Siddiq merintis “Gerakan Mu’awanah”, gerakan tolong-menolong; sebuah gerakan dalam rangka mewujudkan dan menopang gerakan Mabadi’ Khaira Ummah, lepas landas menuju tergalangnya umat pilihan.

Sejak saat pertama kali dirumuskan, konsep Mabadi Khaira Ummah berlaku di kalangan NU; namun dimensi dan sasarannya sudah dikembangkan lebih luas lagi sejak tahun 1992; melalui Munas Alim Ulama di Bandar Lampung. Adanya Gerakan Mu’awanah kemudian menjadi inspirasi ditambahkannya Al Ta’awun dalam butir butir Mabadi Khaira Ummah.

Ulama Organisatoris NU Modern

KH Mahfudz Siddiq adalah seorang ulama muda sekaligus organisatoris ulung. Konsep Mabadi Khaira Ummah, salah satu landasan gerak NU, beliau munculkan sebagai pemandu laju organisasi NU agar sesuai dengan khittahnya.

Sejak terpilih sebagai Presiden Hofdbestuur NO alias Ketua Tanfidziyah PBNU di Muktamar NU ke-12 di Malang pada 1937, Kiai Mahfudz menunjukkan kerja keras pengembangan jejaring NU dan serta membuktikan keterampilan manajerialnya. Ketika beliau mendampingi KH M Hasyim Asyari yang menjabat sebagai Rais Akbar, perkembangan NU menunjukkan laju yang pesat.

KH Mahfudz Siddiq dalam berorganisasi bisa dinilai terlalu modern. Sejak aktif di NU, terutama setelah terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah, beliau ngantor di sekretariat HBNO di Jalan Sasak No. 23 Surabaya secara teratur setiap hari. Sebagaimana layaknya pegawai kantoran, setiap pagi beliau berangkat dati rumahnya, di kawasan Ampel Maghfur No. 2 Surabaya, ke kantor HBNO dengan pakaian resmi: berjas dan berdasi.

Konon ketika itu KH Mahfudz Siddiq memperoleh gaji rutin sehingga bisa berkonsentrasi penuh untuk mengurus organisasi. Sebuah model pengelolaan organisasi nonpemerintah yang masih jarang dilakukan. Karena memperoleh gaji rutin itulah, KH Mahfudz Siddiq meninggalkan segala pekerjaannya. Waktunya dicurahkan untuk mengurus NU.

Ketika Jepang berkuasa dan selama beberapa waktu kegiatan organisasi dibekukan, beliau kembali menekuni pekerjaan lamanya. Yaitu sebagai makelar dan berjualan sepeda reli. Meskipun harus mengalami suka duka berorganisasi di zaman kolonial dan era pendudukan Jepang. Namun dari kiprah perjuangan Kiai Mahfudz Siddiq kita bisa belajar banyak mengenai visi, dedikasi, dan loyalitas seorang ulama muda. Juga sekaligus organisator ulung bernama KH Mahfudz Siddiq.

KH Mahfudz Siddiq Wafat

Menurut KH Wahid Hasyim, semasa KH Mahfudz Siddiq masih memimpin organisasi NU, tidak ada persoalan berat organisasi yang tidak bisa segera terselesaikan olehnya. Di mata KH Wahid Hasyim, KH Mahfudz adalah sosok problem solver ulung. Di samping sebagai organisator ulung, beliau juga  sebagai motor penggerak organisasi NU menuju arah lebih profesional dan modern.

Orgaisatoris modern, perumus konsep Mabadi Khaira Ummah KH Mahfudz Siddiq wafat di awal tahun 1944; ketika sedang meniti puncak karier organisasi dan berada pada awal puncak prestasinya, pada 14 Juli 1944 beliau dipanggil menghadap Allah untuk selamanya pada usia 38 tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button