City Tour ke Jabal Tsur dan Jabal Rahmah, Haji Riang Gembira 2023 Part 16

NU CILACAP ONLINE – Masih tentang Haji Riang Gembira 2023 dan di  Part 16 ini mengulas tentang perjalanan jamaah haji KBIHUNU Cilacap dalam City Tour ke Jabal Tsur dan Jabal Rahmah.

Saya merasa menjadi orang yang beruntung di musim haji tahun 2023 ini. Pertama tentu bisa bepergian ke Makkah untuk haji dan umrah dengan tidak perlu menunggu belasan tahun.

Program KBIHUNU

Kedua, selama di Makkah ini, saya tergabung di KBIHUNU sehingga bisa mengikuti program-program KBIHUNU. Program itu antara lain adalah City Tour tour di Makkah dan sekitarnya.

Bahkan untuk program City Tour saya ikut dua kali, ikut di kloter SOC 69 hari ini dan di SOC 70 kemarin. Ini pengalaman luar biasa. Ketiga, tidak elok kalau saya ungkap di sini, biarkan saya saja yang tahu.

Untuk progran City Tour, hari ini saya pergi bersama-sama dengan jamaah kloter SOC 69. Di dalamnya ada Gus Hakim, putra almarhum KH Maslahudin, juga ada karu karom dan beberapa petugas haji. Ada juga pak Zawawi dan pak Yusuf, mukimin di Makkah. Sementara mas Arif Himawan mendampingi jamaah KBIHU NU di kloter Sapujagad yang juga sedang melakukan agenda City Tour.

Jabal Tsur

Destinasi pertama, City Tour ke Jabal Tsur. Sepertinya ini dipilih karena jaraknya yang terdekat dari titik keberangkatan di hotel. Jabal Tsur adalah gunung batu sebagaimana umumnya gunung yang ada di Arab Saudi. Kita tidak usah membayangkan gunung atau pegunungan seperti di Baturraden atau Tawangmangu yang asri.

Gunung di Arab itu semuanya berisi batu-batu keras tanpa tumbuhan hijau. Gunung Tsur adalah tempat persembunyian Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar al-Shiddiq dari kejaran kaum Quraisy yang pimpinan Abu Sufyan dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Yatsrib/Madinah.

Baca juga Madinah Kota Teraman Ke-1 Untuk Wisatawan Perempuan

Di gunung Tsur ini terdapat gua, semacam clegukan yang menjorok ke dalam sehingga bisa dipakai sebagai tempat berteduh dan bersembunyi. Nah, di situlah Nabi dan Abu Bakar berteduh selama beberapa hari.

Menurut sejarah, ketika Nabi dan Abu Bakar berada di dalam, laba-laba membuat sarang yang menutupi pintu clegukan itu. Sehingga ketika kaum Quraish mengejar hendak membunuh Nabi sampai di mulut gua dan mendapati ada sarang laba-laba, mereka yakin, Nabi dan Abu Bakar tidak mungkin berada di situ. Mereka akhirnya pulang dengan tangan hampa.

City Tour Jabal Tsur

Lalu siapa pemasok logistik selama Nabi dan Abu Bakar berada di situ untuk beberapa hari ? Tersebutlah nama Asmah binti Abu Bakar. Beliau yang dengan setia mensuplay logistik untuk Nabi dan bapaknya. Asmah adalah putri Abu Bakar yang menikah dengan sahabat Zubair bin Awwam yang melahirkan Abdullah bin Zubair. Abdullah bin Zubair adalah orang pertama yang lahir di Madinah pada tahun 1 Hijriyah.

Jamaah berada di Jabal Tsur selama kira-kira 20 menit. Mereka turun dari bus lalu jalan kaki sekira 100 meter untuk lebih mendekat ke Jabal Tsur. Terminal wisata di situ sudah tertata, tetapi debu-debu masih leluasa beterbangan. Ini cukup mengganggu kenyamanan pengunjung. Lagian, pintu gerbang menuju gunung ditutup.

Jabal Rahmah

Akhirnya pengunjung hanya foto-foto, kemudian kembali lagi ke bus untuk tujuan destinasi berikutnya, City Tour ke Jabal Tsur kemudian menuju Arafah dan Jabal Rahmah.

Di Arafah, jamaah hanya lewat saja. Sopir bilang, ‘murur faqath’. Sopir menunjukkan kepada saya bahwa ini kawasan Arafah. Lalu saya pegang mic untuk menyampaikan bahwa kita sudah berada di Arafah, tempat kita melakukan wukuf beberapa waktu yang lalu.

Bus terus melaju dengan kecepatan sedang menuju Jabal Rahmah. Gunung ini terletak di kawasan Arafah. Sebelum sampai di sana, sopir memperingatkan waktunya, ‘tshalatsin daqiqah’. Saya bilang, ‘la, sa’ah, sittin daqiqah’. Deal. Satu jam jamaah berkesempatan untuk menikmati Jabal Rahmah. Bus berhenti di jalanan yang berfungsi sebagai terminal. Jamaah berhamburan keluar, meluapkan kegembiraannya.

Di Jabal Rahmah kondisinya jauh lebih tertata. Tidak ada debu. Pelataran Jabal Rahmah sudah berpaving, seluruhnya. Akses jalan menuju puncak jabal hingga mencapai tugu bukit cinta cukup mudah. Toilet juga tersedia. Banyak. Arealnya cukup luas. Bakul-bakul es cream banyak sekali. Minuman teh campur jeruk nipis terdedia. Cemilan juga, kismis, kacang Arab dan lain-lain. Aneka souvenir siap dibeli.

Baca juga Perkembangan Rute Perjalanan Jemaah Haji Ke Makkah Dan Madinah

Dan, ini yang penting, hampir semua penjual bisa berbahasa Indonesia. Mereka teriak-teriak, baju Arab 100 ribu Jokowi, 25 real, baju Arab 100 ribu Jokowi. 25 real. Kalau ditawar, mereka langsung ngomong, ‘ente bakhil’.

Jabal Rahmah memang mengesankan. Gunung batu, iya, hanya gunung batu. Tetapi gunung batu yang mampu mengaduk-aduk perasaan, membayangkan sepasang manusia yang saling merindu. Ya, di tempat inilah, dua manusia pertama, Nabi Adam dan Sayyidah Hawa dipertemukan oleh Allah setelah perpisahan selama kurang lebih 200 tahun. Nabi Adam di Sri-Lanka, Sayyidah Hawa di Arabia, ribuan kilometer. Bertemu di satu tempat. Monumental sekali.

City Tour Jabal Rahmah KBIHUNU

Bukti Cinta Adam – Hawa

Sebelumnya, mereka hidup nyaman dan damai di surga. Surga hanya milik mereka berdua. Sesuai dengan skenario Tuhan, mereka dikeluarkan dari surga. Saat itu pula, bumi untuk pertama kalinya dihuni oleh makhluk bernama manusia, hingga sekarang.

Untuk mengabadikannya, tempat bertemunya Adam dan Hawa kemudian diberi nama Jabal Rahmah (bukit cinta). Begitulah cinta. Ia mempersatukan, karena chimestrynya ketemu.

Satu jam lebih jamaah berada di dan menikmati Jabal Rahmah. Saya membiarkannya. Lha, kapan lagi kalau tidak sekarang. Mumpung ke sini. Crew bus marah-marah ya normal, biasa saja, wong ketika bus datangnya telat jamaah juga setia menunggu.

Setelah puas di Jabal Rahmah, dan jamaah sudah naik semua ke dalam bus, bus lalu bergerak ke destinasi yang lain. Yakni Muzdalifah, Mina, tempat Nabi Ismail disembelih, Jamarat, dan terakhir di Jabal Nur (gua Hira), tempat Nabi bertapa dan menerima wahyu pertama, surat al-‘Alaq ayat 1 – 5.

Ketika bus mulai bergerak meninggalkan Jabal Rahmah, saya meminta jamaah berdoa bersama, Bismillahi majréha wamursaha, innallaha laghafururrahiim… subhanalladzi….dst. Doa selesai. Sopir bilang, ‘kulluh murur faqath’ (semuanya hanya lewat).

Saya pegang mic lagi, ngomong lagi, di destinasi yang akan datang nanti, Muzdalifah dan lain-lain, kita hanya lewat. Sekarang silakan yang mau shalawatan, perbanyak doa, perbanyak dzikir, baca Quran, dan lain-lain. Yang mau update status juga boleh, hasil jepretan di Jabal Rahmah.

Melewati Jabal Nur

City Tour ke Jabal Rahmah berlanjut. Bus terus bergerak, melaju semakin kenceng, menyusuri jalanan yang lebar dan mulus. Sepertinya tak ada jeglongan dan grenjulan, apalagi pohon pisang di tengah jalan. Bus baru memelankan lajunya setiap melewati destinasi: Muzdalifah, Mina, Jamarat, dan akhirnya Jabal Nur.

Sekedar sebagai tambahan pengetahuan dan pengingat kepada jamaah, saya menyampaikan bahwa Jabal Nur adalah gunung tempat Nabi kita bersemedi. Jarak dari Makkah (rumah Nabi) ke Jabal Nur sekitar 7 km.

Silakan bayangkan dan renungkan, saat itu Sayyidah Khadijah setiap hari mengirim bekal untuk suaminya di gua Hira. Mungkin berjalan kaki, kendaraan hanya ada unta dan kuda. Alat komunikasi pun sama, tidak ada WA, Twitter, dan yang sejenisnya. Kesetiaan yang luar biasa.

Tak terasa, bus sudah hampir sampai di hotel tharawat Misfalah. Sekali lagi saya mengingatkan kepada jamaah, barang-barang jangan sampai ada yang tertinggal, cek kanan kiri, atas bawah, hp, dan lain-lain.

Bus berhenti, tepat di depan hotel. Saya melihat wajah-wajah capek, tapi puas. Pintu bus dibuka, jamaah turun satu persatu, langsung berhamburan menuju tempat ngopi dan ngeteh yang sudah disediakan. (Bersambung ke part 17)

Tentang Penulis

Tentang Penulis

Fahrur Rozi, ketua Lakpesdam PCNU Cilacap, kepala LP2M Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap. (Tharawat Hotel Misfalah, 6 Juli 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button