Jangan Pernah Lupakan Sayyidah Hajar (Siti Hajar)

NU CILACAP ONLINE – Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Melupakannya adalah melupakan peran ketuhanan dan kemanusiaan perempuan. Melupakan Sayyidah Hajar adalah melupakan separuh peradaban (Catatan Renungan Badriyah Fayumi). Selengkapnya sebagaimana kutipan berikut;

Saat mengenang peristiwa kurban. Saat mengambil pelajaran dan hikmah Idul Adha. Saat menapak tilas ritual haji. Saat menyebut Ibrahim dan Ismail alaihimassalam

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Sejarah Makkah yang mendunia sampai sekarang. Air mukjizat bernama zamzam bermula dari keyakinan, harapan, dan kerja kerasnya yang amat sangat mengagumkan.

Baca juga Menjadi Perempuan Merdeka

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Keyakinannya akan janji Tuhan yang menjamin kehidupan adalah keyakinan yang tak tergoyahkan. Mampu mengalahkan rasa sepi, takut, marah dan tersia-siakanantaran ditinggalkan di lembah tandus tanpa pepohonan, air, dan kerumunan orang. Hanya berdua dengan bayinya yang masih dalam gendongan.

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Perasaan halusnya kepada sesama perempuan membuatnya rela pergi menjauh demi menjaga perasaan Sarah yang mulia dan dihormatinya tak runtuh, dan perkawinan nya dengan Ibrahim tetap utuh.

Perempuan Digdaya

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Karena ia telah membuktikan salahnya stigma bahwa perempuan itu penggoda dan mudah tergoda. Sayyidah Hajar sebaliknya. Ia sangat digdaya menghadapi rayuan maut setan yang tak henti menggoda agar tak menyerahkan anak semata wayang yang dikasihinya yang telah dengan susah payah dibesarkannya.

Baca juga Keistimewaan Sayyidah Khadijah Al Kubra

Sayyidah Hajar yang digdaya tak mempan godaan setan yang memanfaatkan naluri keibuan untuk menolak perintah Tuhan yang tak bisa dimengerti nalar kebanyakan yaitu mengorbankan putra tersayang.

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Pengorbanannya yang tak terperi diabadikan dalam wajib haji yang paling mengharuskan mawas diri yaitu melempar tiga Jumrah beberapa hari. Baca juga Mencium Hajar Aswad (Ka’bah).

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Ia simbol kesetaraan ras dan kedudukan sosial. Sayyidah Hajar yang mulanya sahaya telah menjadi inspirasi abadi bagi dunia kekuatan imannya, kedahsyatan lakon hidupnya, dan keluarbiasaan karakternya. Bukan karena keturunan dan kebangsawanannya.  Baca juga  Manaqib Sayyidah Fathimah Az Zahra Radhiyallahu ‘Anha

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Tanpa keikhlasan, kepasrahan, keberanian, dan kesabarannya Ibrahim takkan sempurna menjalankan perintah Tuhannya. Tanpa pengorbanan, kasih sayang, dan pendidikan rabbaniyahnya, Ismail kecil mungkin tak menjadi anak yang berbudi dan berbakti di usia belia.

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Makkah yang penuh berkah Zam Zam yang terus melimpah. Sa’i dan lempar Jumrah sampai kelahiran Muhammad Rasulullah SAW. adalah tak lepas dari keberadaannya.

Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar! Melupakannya adalah melupakan peran ketuhanan dan kemanusiaan perempuan. Melupakan Sayyidah Hajar adalah melupakan separuh peradaban. (Mahasina, Pondok Gede, Idul Adha 1441 H). Kutipan selesai.

Baca juga  11 Perempuan Yang Masuk Struktur PBNU 2022-2027

Perempuan Tangguh

Sejarah Sayyidah Hajar yang mengagumkan mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki keyakinan yang teguh, kerja keras, dan harapan yang kuat dalam menghadapi cobaan hidup. Ia merupakan inspirasi bagi semua perempuan, mengingatkan kita akan kekuatan, ketabahan, dan ketangguhan.

Jadi, ketika kita merenungkan peristiwa qurban, mengambil hikmah dari Idul Adha, melaksanakan ritual haji, dan menyebut nama Ibrahim dan Ismail, jangan pernah melupakannya.

Sejarah Makkah yang mendunia hingga saat ini juga tidak bisa dilepaskan dari peran Siti Hajar. Kisah Hajar menjadi simbol keteguhan, keberanian, dan ketabahan perempuan.

Ia adalah sosok yang membawa harapan dan keteguhan, serta mewariskan air zamzam sebagai tanda keajaiban dan keberkahan Allah yang mengiringi umat manusia hingga saat ini.

Dari Nabi Ibrahim, kita belajar tentang ketauhidan. Dari Nabi Ismail, kita belajar ego yang luruh. Dari Sayyidah (Siti) Hajar, kita belajar tentang keteguhan dan ketangguhan dalam menghadapi cobaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button