Anwarunnajah, Menuju Pesantren Tangguh Pandemi Covid-19
NU Cilacap Online – Anwarunnajah; Menuju Pesantren Tangguh Pandemi Covid-19, artikel esai ini adalah Pemenang ke-2 Lomba Esai dalam rangka hari Santri tahun 2020 yang diselenggarakan oleh PCNU Cilacap di mana Lesbumi NU sebagai leading sektronya. Pesantren Tangguh menjadi pilihan topik untuk menggugah kreatifitas santri dalam menuangkan ide nya dalam tulisan.
Artikel esai Anwarunnajah; Menuju Pesantren Tangguh Pandemi Covid-19 ditulis oleh : Subchi Musyafa (Pemenang lomba Essay Hari Santri 2020). Berikut selengkapnya;
Pesantren Menghadapi Pandemi Covid-19
Sejak pertengahan Maret lalu, Virus Covid-19 mulai masuk ke Negara Indonesia. Menurut Richard Sutejo (2020-04),virus tersebut menyerang saluran pernapasan manusia terutama bagi yang memiliki daya tahan tubuh lemah dan memiliki penyakit pernafasan seperti asma, TBC, dan sebagainya.
Penyebaran dan penularan yang begitu cepat mengakibatkan wabah tersebut hampir dijumpai di seluruh wilayah Indonesia. Wabah tersebut tidak hanya menjadi masalah pada aspek kesehatan, namun juga mengakibatkan perubahan tatanan sosial masyarakat dan mengacaukan stabilitas ekonomi nasional.
Berdasarkan grafik peta sebaran dari situs web Satgas Penanganan Covid-19, kasus yang terkonfirmasi mencapai rata-rata 3800 perhari dalam satu bulan terakhir (12 Oktober – 12 November ). Berbagai teori dan strategi sudah diaplikasikan pemerintah untuk memutus mata rantai virus tersebut. Mulai dari pembatasan sosial, himbauan memakai masker, cuci tangan dengan sabun, hingga penelitian terkait vaksin dan obat penangkal virus terus dicanangkan.
Pondok Pesantren Anwarunnajah juga ambil bagian dalam upaya penanganan Covid-19 ini. Bahkan hampir semua instansi baik negeri maupun swasta ikut andil bersinergi bersama pemerintah menangani pandemic tersebut. Meski demikian, virus itu masih tetap ada hingga saat ini dan korban yang terkonfirmasi terjangkit Covid-19 tersebut semakin bertambah.
Klaster Pondok Pesantren
Ketika ada seseorang yang terjangkit virus ini, maka orang lain yang pernah kontak erat dengan korban berpotensi terjangkit juga. Hal tersebut mengakibatkan adanya suatu komunitas manusia yang terjangkit virus Covid-19, dengan kata lain adanya suatu klaster termasuk klaster pondok pesantren.
Tagar tentang klaster pondok pesantren di berbagai media sosial semakin ramai semenjak sebagian santri di salah satu pesantren wilayah Purwokerto dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Selain itu, sebagian santri di salah satu pesantren wilayah Majenang juga mengalami hal serupa.
Namun atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa serta kerjasama antara dinas kesehatan dan pihak pesantren, santri yang terjangkit Virus Covid-19 dinyatakan sembuh seratus persen tanpa ada yang meninggal. (www.pantura.tribunnews.com)
Peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Pondok Pesantren Anwarunnajah, pasalnya pesantren yang dipimpin oleh K.H. Akhmad Ashif tersebut sangat rentan terhadap penularan Covid-19. Kondisi geografis pesantren yang terletak di emper kota menjadi salah satu faktornya.
Selain itu Menteri Agama Republik Indonesia mengatakan bahwa Pesantren tempat santri menimba ilmu merupakan entitas yang rentan terpapar Covid-19. Pola komunikasi yang tidak berjarak antara satu dengan lainnya adalah pola yang unik dan khas namun sekaligus rentan penularan virus (kemenag.go.id).
Oleh karena itu pimpinan pesantren Anwarunnajah dan semua sivitas akademik bersinergi bersama pemerintah agar Covid-19 tidak masuk ke wilayah pesantren.
Upaya Pesantren Anwarunnajah dalam Mencegah Covid-19
Dalam upaya mencegah penularan Covid-19, pengasuh pesantren Anwarunnajah beserta pengurus membentuk Tim Satgas Pencegahan Covid-19. Tugas tim tersebut adalah melakukan upaya pencegahan sesuai dengan wilayah kerja masing-masing divisi.
Secara internal pihak pesantren melakukan isolasi mandiri agar para santri tidak keluar-masuk wilayah pesantren. Adapun pencegahan secara eksternal berupa diterbitkannya surat edaran terkait pembatasan kunjungan wali santri dan tamu dari luar pesantren.
Bahkan liburan pertengahan semester juga ditiadakan karena berbagai pertimbangan. Barangkali salah satunya adalah apabila liburan tetap diadakan maka para santri akan pulang kampung. Ketika masa liburan selesai, dikhawatirkan mereka akan kembali ke pesantren sebagai carrier yang membawa Virus Covid-19.
Kesehatan tubuh setiap santri sangat membutuhkan perhatian, terutama pada saat seperti ini –maraknya penularan Virus Covid-19 -. Oleh karena itu, Pesantren Anwarunnajah berusaha menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh santri dengan membiasakan pola hidup sehat. Seperti mengadakan senam setiap seminggu sekali, memberi asupan vitamin maupun penambah darah, serta pengadaan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Seorang pendiri ProductiveMuslim.com, -sebuah perusahaan online yang didedikasikan untuk meningkatkan produktifitas dunia muslim- Mohammed Faris (2019), dalam bukunya Muslim Produktif Ketika Keimanan Menyatu dengan Produktivitas menyatakan bahwa hidup di dunia modern seperti sekarang ini jangan sampai terjebak dalam kehidupan yang permisif dan tidak peduli dengan kualitas tidur, nutrisi, dan kebugaran jasmani.
Oleh karena itu Pesantren Anwarunnajah berusaha semaksimal mungkin menjaga kesehatan dan kebugaran santri. Adapun biaya pengadaan sarana dan prasarana tersebut berasal dari Bantuan BOP Penanganan Covid-19 dari Kementerian Agama Kabupaten Cilacap. Aspek ini menguatkan kehendak menciptakan pesantren tangguh.
Stabilitas Ekonomi Pesantren: Tangguh atau Runtuh ?
Isolasi mandiri yang diterapkan Pondok Pesantren Anwarunnajah bukan berarti upaya pencegahan telah selesai tanpa menyisakan masalah. Kebutuhan santri yang biasa diperoleh dari luar pesantren menjadi tidak bisa terpenuhi karena persediaan barang di koperasi pesantren belum lengkap.
Maka solusinya adalah dengan melengkapi persediaan barang yang menjadi kebutuhan santri, namun dengan catatan para penyedia produk berasal dari sekitar pesantren yang sudah terjamin kesehatannya dan tidak terjangkit Covid-19. Strategi yang dilakukan pihak pesantren cukup berhasil. Bahkan saat ini tercatat lebih dari sepuluh produk yang dipasok oleh masyarakat sekitar.
Dengan demikian, santri tidak perlu khawatir lagi karena kebutuhan mereka bisa terpenuhi tanpa harus ke luar wilayah pesantren. Oleh karena produk dan barang persediaan santri bertambah banyak, secara otomatis limbah barang bekas juga bertambah. Untuk mengatasi masalah limbah, beberapa santri ditugaskan untuk mengelola dan menjualnya ke pengepul barang bekas. Tanpa disadari mereka juga mendapat penghasilan dari pengelolaan limbah tersebut.
Koperasi yang dikelola oleh santri tersebut mendapat bimbingan dan pengawasan langsung dari pimpinan pesantren terutama dalam masalah pengawasan harga. Secara khusus pengawas terus memantau harga produk atau barang yang dijual. Jika ada suatu produk dijual dengan keuntungan yang tinggi maka harus segera ditinjau dan dievaluasi kembali. Pasalnya, hampir semua produk yang dijual adalah kebutuhan pokok sehingga nantinya tidak terlalu membebani santri.
Dalam mahakaryanya (Kitab Ihya ‘Ulumiddin juz 4), Al-Imam Al-Ghazali menjelaskan perihal elastisitas permintaan. Ia menyebutkan bahwa dalam perdagangan kebutuhan pokok, motif mencari keuntungan yang tinggi harus diminimalisir. Jika pedagang ingin mendapat keuntungan tinggi, sebaiknya dicari barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok (Nur Hamid-2010).
Dengan bersinergi bersama masyarakat sekitar, secara tidak langsung pihak pondok pesantren mampu memberdayakan masyarakat dan menjadi garda depan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yang sedang tidak stabil.
Sistem Pembelajaran Daring Memaksa Santri untuk Melek Teknologi
Selama ini asumsi yang beredar di masyarakat, ukuran kesejahteraan bukan hanya pada aspek kesehatan dan ekonomi akan tetapi pendidikan dan sumberdaya manusia juga menjadi unsur penentu kesejahteraan suatu komunitas (Soetomo-2006).
Di sisi lain, para santri yang menempuh pendidikan formal di luar pesantren juga mengalami kendala. Pembelajaran dalam jaringan (daring) sangat membutuhkan perangkat komputer, sedangkan pihak pesantren tidak mungkin menyediakan sarana dan prasarana tersebut secara lengkap. Pesantren hanya sebatas mediator antara siswa dengan pihak sekolah yaitu menyediakan tempat untuk sekolah daring.
Adapun teknisnya, santri –yang sekaligus menjadi siswa lembaga pendidikan formal- membawa laptop dari rumah namun dengan syarat hanya untuk mengerjakan tugas sekolah dan bersedia dipinjam santri lain yang tidak mempunyai laptop. Hal tersebut sesuai dengan salah satu misi Pesantren Anwarunnajaah yaitu mengawal perkembangan teknologi sesuai akidah Ahlussunnah Wal Jamaah.
Hasilnya, kegiatan pembelajaran daring yang sudah berjalan satu semester ini membuat santri semakin paham dengan teknologi yang berkembang di masyarakat. Meski dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana namun setidaknya masalah pembelajaran daring dapat diatasi tanpa harus meninggalkan kewajiban mereka sebagai santri.
Barangkali seperti itulah santri harapan bangsa yaitu orang-orang yang kompeten di bidang teknologi namun tetap memrioritaskan etika dalam pengelolaanya. Dewasa ini pakar teknologi menyebutnya dengan teknoetika. Secara tidak langsung santri dituntut untuk tidak gaptek (gagap teknologi). Santri harus menguasai teknologi untuk kepentingan dakwah yang Rahmatan Lil ‘Alamin.
Apalagi saat ini banyak bermunculan paham ideologi dan berita hoaks yang mengancam disintegrasi bangsa terutama di era Revolusi Industri 4.0 ini. Pada tahun 2017 saja, data dari situs web Kementerian Komunikasi dan Informasi menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar informasi palsu.
Hal itu menunjukan betapa buruknya dampak negatif dari teknologi apabila tidak dikawal oleh santri yang berkompeten dalam hal teknologi. Dalam jurnalnya, Agus Iswanto memandang etika zuhud perspektif Al-Ghazali yang diaplikasikan pada konteks masa kini sebagai penegakan budaya transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, dan visi strategi (Iswanto Agus-2007).
Jadi, memang sudah saatnya santri masa kini berperang teknologi melawan paham-paham sekuler dan penyebar berita hoak yang semakin menjamur.
Kesimpulan
Adanya pandemi Covid-19 bukan berarti menjadikan Pesantren Anwarunnajah sebagai obyek perhatian yang harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah, melainkan sebagai subyek dan garda depan membantu pemerintah dalam pengendalian tatanan masyarakat yang banyak mengalami goncangan.
Faktanya, sampai saat ini semua kegiatan pesantren tetap berjalan seperti sedia kala, bahkan terlihat lebih efektif dan efisien. Hanya saja akses keluar-masuk pesantren sangat terbatas mengingat masih merebaknya Virus Covid-19 di luar pesantren.
Pada dasarnya semua ujian dan cobaan yang diturunkan Allah SWT bukan untuk dihindari, justru menjadi kesempatan bagi Santri Anwarunnajah pada khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya untuk merubah pola hidup menjadi lebih baik serta menertibkan tatanan dan peraturan pesantren.
Tahap demi tahap upaya pencegahan Covid-19 telah dilakukan, mulai dari perhatian kesehatan dan daya tahan tubuh santri, penerapan protokol kesehatan, pengendalian ekonomi pesantren hingga penanganan pembelajaran daring. Berkat kerjasama dari semua pihak (Pesantren, Pemerintah, dan Masyarakat setempat), Pesantren Anaarunnajah dinyatakan sebagai Pesantren Tangguh dan aman dari Virus Covid-19.
Selain itu perubahan stabilitas dan tatanan sosial yang terjadi di masyarakat sama sekali tidak memengaruhi kondisi Pesantren Anwarunnajah. Segala kegiatan berjalan seperti biasa tanpa ada hambatan berarti. Mudah-mudahan ketangguhan Pesantren Anwarunnajah dalam menghadapi Pandemi Covid-19 akan tetap bertahan hingga pandemi tersebut diangkat oleh Allah SWT, bahkan tetap menjadi pesantren tangguh sampai kapanpun.
- SUMBER
- Buku dan Jurnal
- Faris, Mohammed, 2019. Muslim Produktif Ketika Keimanan Menyatu dengan Produktivitas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
- Chamid, Nur , 2010 Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Soetomo, 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- HM, Muhdar 2010. Ekonomi Islam Vs Ekonomi Kapitalis, Jurnal Al-Ulum Volume 10 No. 1, Juni 2010 . Gorontalo :IAIN.
- Iswanto, Agus, 2007. Aplikasi Etika Tasawuf Al-Ghazali Dalam Mewujudkan Goodgovernanced Di Indonesia” Jurnal Millah Volume VII No 1, Agustus 2007
- suara.com edisi senin, 13 April 2020.
- pantura.tribunnews.com edisi Minggu, 8 November 2020
- kemenag.go.id
- kominfo.go.id edisi 13 desember 2017
- wikipedia.org
***
Baca Juga:
Artikel Juara I : Ketangguhan Santri Dalam Menghadapi Pandemi
Artikel Juara III: Shalawat Thibil Qulub, Solusi Penangkal Cemas Masa Pandemi