Nabi Muhammad SAW Teladan Umat Manusia
NU CILACAP ONLINE – Nabi Muhammad SAW adalah teladan umat pada segala aspek kehidupan manusia dalam arti keteladanan dan meneladani yang luas dan melampaui komunitas kemanusiaan.
Mengapa Nabi Muhammad SAW menjadi teladan umat manusia? Mengapa umat manusia, khususnya umat Islam selalu mencoba meneladan, mencontoh dan meniru Nabi Muhammad?
Apa alasan Nabi Muhammad SAW harus menjadi teladan (uswah hasanah) bagi umat Islam? Keteladanan apa saja dari Nabi Muhammad yang sebaiknya diambil oleh umat Islam? Bagaimana pula caranya?
Makna Teladan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online mendefisinikan teladan sebagai sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya). Turunan dari kata teladan yaitu meneladan dan meneladani juga keteladanan. Ketiganya memiliki arti yang khusus.
Arti meneladan adalah mencontoh, meniru (kata kerja). Sedangkan meneladani memiliki arti memberi teladan, juga berati mengambil teladan (kata kerja). Sementara arti keteladanan adalah hal yang dapat ditiru atau dicontoh, di mana keteladanan sebagai kata benda.
Dengan definisi di atas, maka alasan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan bagi umat manusia adalah karena dalam diri Nabi Muhammad SAW melakat sifat, tindakan, perbuatan baik yang atasnya umat manusia meniru dan mencontoh serta meneladani.
Budi Pekerti
Salah satu aspek yang menjadi pokok teladan dari Nabi Muhammad SAW oleh umat Islam dan umat manusia adalah budi pekerti, akhlak Nabi. Allah SWT bahkan mengabadikan budi pekerti dalam ayat Wa innaka la’alā khuluqin ‘adẓīm yang artinya dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung dalam Al-Qur’an Surat Al-Qalam Ayat 4.
Baca juga Meneladani Kecerdasan Spiritual Nabi Muhammad SAW
Ayat Wa innaka la’alā khuluqin ‘adẓīm ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad memiliki sifat-sifat yang paling baik dan paling mulia. Pada diri beliau terkumpul akhlak-akhlak terpuji dan sifat-sifat yang terbaik yang ada pada manusia.
Smentara arti Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung adalah bahwa kamu (Nabi Muhammad SAW) memiliki akhlak yang Allah perintahkan dalam al-Qur’an.
Disebutkan dalam hadits shahih dari Aisyah bahwa ia pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah, maka ia menjawab: akhlaknya adalah akhlak al-Qur’an.
Uswah Hasanah
Kata Uswah Hasanah (uswatun hasanatun) adalah kata dari bahasa Arab yang memiliki makna paling dekat dengan kata teladan dalam bahasa Indonesia. Dalam pemakaiannya, misalnya dalam kalimat Nabi Muhammad SAW adalah Uswah Hasanah.
Uswah Hasanah tersebut dalam firman Allah SWT Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā. Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah dalam Al-Quran Surat Al-Ahzab Ayat 21.
Keteladanan yang baik ada pada Rasulullah Muhammad SAW. Orang yang meneladani beliau berarti orang-orang menelusuri jalan yang dapat mengantarkannya kepada kemuliaan Allah, yaitu jalan yang lurus.
Baca juga Manaqib Sayyidah Fathimah Az Zahra Radhiyallahu ‘Anha
Sedangkan bersuri teladan kepada selain beliau, -apabila menyalahi beliau-, maka itulah teladan yang buruk. Seperti perkataan kaum musrikin saat para Rasul menyeru mereka untuk meneladani utusan Allah SWT,
Ayat Al-Qur’an menyinggung; “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.” (Az-Zukhruf: 22).
Teladan yang baik ini hanya akan ditelusuri dan diikuti oleh orang yang menginginkan Allah dan Hari akhir. Hal itu terjadi karena iman yang dimilikinya, rasa takut kepada Allah dan mengharapkan pahala kepadaNYa, takut akan siksaNya yang semuanya mendorongnya untuk meneladani Nabi Muhammad SAW.
Baca juga Teladan Pengorbanan Sepanjang Masa
Keteladanan apa saja dari Nabi Muhammad yang sebaiknya diambil oleh umat Islam?
Teladan dalam Al-Qur’an
Ada sejumlah ayat Al-Qur’an yang mencerminkan teladan Nabi Muhammad SAW dan menjadi alasan umat Islam untuk mengambil teladan.
Pertama, Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imron :159)
Kedua, Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah :128).
Baca juga Jalmi Nu Bakal Nulad ka Kanjeng Nabi Muhammad SAW
Ketiga, Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan sifat-sifat mulia Rasulullah Muhammad SAW dan berbagai ayat yang mendorong untuk berakhlak yang baik.
Keempat, Serta Ayat-ayat yang mendorong untuk memiliki akhlak yang baik maka nabi adalah sosok yang paling sempurna dan paling agung dalam hal tersebut, nabi memiliki sifat yang agung dan tinggi dalam semua akhlak baik.
Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang paling sempurna dan agung. Selalu berada di puncak tertinggi pada masing-masing akhlak baik.
Contoh Keteladanan Nabi
Adapun contoh keteladanan Nabi Muhammad SAW antara lain: sosok lembut, mudah (bergaul) dan dekat dengan orang, mendatangi undangan orang, memenuhi keperluan orang yang meminta sebagai pelipur lara orang yang meminta,
Contoh lain keteladanan Nabi Muhammad SAW adalah
Pertama, selalu memberi dan tidak menolak dalam keadaan gagal (tidak membawa hasil). Apabila sahabat-sahabat beliau menginginkan sesuatu dari Rasulullah, beliau mengiyakan dan mengikuti mereka jika tidak ada halangan.
Kedua, jika bertekad melakukan sesuatu, beliau tidak pernah memutuskan sendiri, namun berembug dengan para sahabat.
Baca juga 3 Keteladanan Dari Nabi Ibrahim As.
Ketiga, Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok yang menerima kebaikan orang, memaafkan kesalahan orang. Juga selalu memperlakukan teman secara baik dan sempurna.
Keempat, Nabi Muhammad SAW tidak pernah bermuka musam, tidak pernah berkata kasar, tidak bersikap dingin, tidak pernah terselip lidah. Juga, tidak pernah dendam dengan perlakuan dingin orang, namun Nabi Muhammad justru membalas dengan kebaikan.
Maulid, Cara Meneladan Nabi
Bagaimana cara meneladan Nabi Muhammad SAW? Dengan cara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Ini dalam keyakinan dan tradisi Islam, khususnya amaliyah di kalangan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) termasuk warga Nahdlatul Ulama (NU).
Ulama Aswaja KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha) membagikan kisah Abu Lahab yang sering menjadi dalil memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Menurut Gus Baha, Allah SWT mengabadikan kejadian itu. Kata Gus Baha: “Ini Abu Lahab yang kafir saja hormat terhadap Maulid Rasulullah. Apalagi (seharusnya) yang mukmin”.
Baca juga Maulid Nabi Muhammad SAW
Kejadian yang dimaksud Gus Baha adalah kisah dalam hadits yang artinya; Ibnu Abbas berkata, ketika Abu Lahab mati, setahun kemudian aku melihatnya dalam mimpi dalam kondisi yang buruk. Ia berkata: aku setelah meninggalkan kalian tidak pernah merasakan jeda istirahat dari siksa, melainkan azab diringankan setiap hari Senin. Abu Lahab menjelaskan: Itu karena saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan pada hari Senin, waktu ia diberi kabar oleh Tsuwaibah atas kelahirannya, maka Abu Lahab membebaskannya (Tsuwaibah).
Demikian, semoga kita sebagai umat Islam. senantiasa mendapat kesempatan untuk selalui mengambil teladan dari Nabi Muhammad SAW. Bahkan kita mengajak manusia pada umumnya, juga untuk mengambil keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Dan Rasulullah Muhammad SAW sangat penyabar, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada beliau. (MaM)
Baca juga Mencintai Keturunan Rasulullah Menurut Syaikhuna Maimun Zubair