Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas IV) Lesbumi NU
NU CILACAP ONLINE – Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas IV) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU). Rakornas IV Lesbumi NU yang dihelat di Pesantren Budaya Kaliopak, Piyungan, Bantul, Yogyakarta.
Bukan Yogyakarta kalau tidak menyisakan kenangan, bahkan sejarah. Bukan semata karena Yogyakarta punya keraton kasultanan yang didirikan atas restu para wali, tapi Yogyakarta sebagai kota pendidikan yang dipenuhi banyak kampus dan pesantren dengan keunikan tersendiri.
Pesantren Budaya Kaliopak
Satu di antaranya adalah Pesantren Budaya Kaliopak. Pesantren ikonik yang asri dengan tetumbuhan pohon kalimasada ini beralamat di Jalan Wonosari KM 11,5 Klenggotan, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Juga Pesantren Kaliopak adalah sebagai lembaga pendidikan agama Islam ‘ala Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
Pesantren Kaliopak ini juga sebagai lembaga penanaman, bahkan penyebaran nilai-nilai kebudayaan Islam Nusantara. Maka sang pendiri dan pengasuh Pesantren KH Muhammad Jadul Maula menyematkan Budaya sebagai identitas Pondok Pesantrennya.
Kaliopak sendiri adalah letak geografis keberadaan pesantren, berada persis di samping sisi timur aliran sungai Kaliopak. Tersebutlah Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta.
Pada hari itu, Kamis Pahing sampai Jum’at Pon, dari tanggal 21 hingga 22 Robiul Awal/Mulud 1443 Hijriyah atau tanggal 28-29 Oktober 2021 Masehi, di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta menggelar hajatan. Tentu saja bukan sembarang hajatan.
Hajatan itu jamak disebut Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas IV) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU). Rakornas IV Lesbumi NU yang dihelat di Pesantren Budaya Kaliopak itu konon menjadi bagian rangkaian dari peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2021, yang juga disandingkan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Hujan yang sesekali mengguyur Pesantren Budaya Kaliopak membuat suasana Rakornas makin syahdu. Keakraban dan kehangatan para peserta dari berbagai wilayah, cabang, anak cabang hingga ranting dan anak ranting terasa begitu kuat. Terlebih para peserta yang hadir secara sukarela dan swadaya. Jadilah Rakornas yang tidak disponsori oleh pihak manapun itu berlangsung betapa akrab, hangat dan begitu khikmat.
Pada hari Kamis Pahing, malam 21 Mulud 1443 H (28/10), Rakornas IV Lesbumi NU dibuka oleh Bapak Luluk yang merupakan salah satu penasihat Lesbumi NU. Dalam sambutan, Pak Luluk mengenang ketulusan dan keikhlasan almarhum Almagfurllah KH Agus Sunyoto (Ketua Lesbumi PBNU) dalam memerjuangkan Lesbumi menjadi lembaga yang solid dan punya integritas.
Baca Juga:
- Mengapa Lesbumi Harus Kembali Menjadi Badan Otonom?
- Lesbumi Jadi Banom NU Ditolak, Ini Tanggapan Lesbumi PBNU
- Bapak Kebangkitan Lesbumi NU, Gelar Untuk KH Agus Sunyoto
Setelah dibuka, Pengasuh Pesantren Budaya Kaliopak, Kiai Jadul (Sapaan akrab KH M. Jadul Maula) yang kini menjabat sebagai ketua Pengurus Pusat (PP) Lesbumi NU berkelakar tentang Surat Keputusan (SK) kepengurusan Lesbumi PBNU yang tercepat di dunia.
Selanjutnya, Kiai Jadul menjelaskan tentang urgensi untuk mendudukkan makna kebudayaan yang sejauh ini makin tidak dipahami oleh pengurus NU. Bahkan Kiai Jadul sampai bertanya, apakah NU tengah mengalami kebuntuan wacana Islam Nusantara?
Rakornas IV Lesbumi NU dihadiri hampir oleh seluruh perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia itu peserta antusias mengikuti, baik secara daring maupun luring. Pada malam pembukaan Rakornas itu, suasana menjadi semakin gayeng, peserta makin intens ketika memasuki rapat kordinasi yang dibagi ke dalam tiga komisi.
Komisi Rakornas IV Lesbumi NU
Komisi pertama dipimpin oleh Gus Satro Adi (Wakil Sekretaris PP Lesbumi NU) membahas tentang organisasi. Kemudian Komisi berikutnya adalah komisi wacana yang mengusung Fikih Kebudayaan yang dipandu oleh Tuan Guru Hasan Basri (Anggota PP Lesbumi NU). Sedangkan komisi program yang membahas Tujuh Kebijakan Kebudayaan Saptawikrama dipandu oleh KH Abdullah Wong (Sekretaris PP Lesbumi NU).
Musyawarah komisi berangsung hingga siang hari Jumat Pon, 22 Mulud 1443 H (29/10), setelah ibadah shalat jum’at, masing-masing komisi melaporkan hasil rapat kepada pleno. Sidang pleno berlangsung hingga jum’at sore, maka diperolehlah rumusan rekomendasi sejumlah empat poin utama yang merupakan hasil Rakornas IV Lesbumi NU.
Keempat poin utama itu sekaligus merekomendasikan untuk Muktamar ke-34 NU di Provinsi Lampung, 23-25 Desember 2021 mendatang.
Ketua PP Lesbumi NU, Kiai Jadul, menyampaikan laporkan keempat hasil Rakornas yang disepakati semua perserta musyawarah Rakornas IV Lesbumi NU kepada Ketua Panitia Muktamar ke-34 NU KH Imam Aziz, melalui daring/zoomiting.
Keempat poin utama dibacakan oleh Saudari Sri Rahmila Ukoli adalah peserta Rakornas terjauh, perwakilan Pengurus Wilayah Lesbumi Sulawesi Utara. Dan pada Kesempatan itu Ketua Muktamar Ke-34 NU, KH Imam Aziz menanggapi dengan mengemukakan sebelumnya, permohonan maaf tidak bisa hadir langsung dalam Rakornas IV Lesbumi NU di Pesantren Buadaya Kaliopak, pasalnya dia dan tim panitia Muktamar ke-34 NU berada di Lampung, tengah mempersiapkan segala hal teknis-non teknis, ihwal kelancaran dan kesuksesan Muktamar ke-34 NU.
KH Imam Aziz, secara pribadi maupun organisasi menyampaikan apresiasi pada upaya yang dilakukan Lesbumi NU, dan soal rekomendasi hasil Rakornas IV Lesbumi NU, diterimanya untuk dibawa ajukan diagenda Muktamar Ke-34 NU mendatang.
Di hari jumat Pon, Malam 22 Mulud 1443 H (29/10) Rakornas IV Lesbumi NU pun ditutup dengan pertunjukan Konser musik Lesbumi Ansambel Orkestra sebagai persembahan Lesbumi NU pada para muassis Lesbumi NU seperti H. Djamaludin Malik, Asrul Sani, Usmar Ismail dan lainnya.
Karena Muassis itulah Lesbumi NU ada, bernas, dan memiki ruh sebaga gerakan kebudayaan Islam nusantara dan kini berharap kembali kekhittahnya, kembalikan Lesbumi NU pada asal-usulnya yakni Lembaga Kebudayaannya Nahldatul Ulama.
Dalam lintasan sejarah dan waktu apa yang disebut Lesbumi adalah Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia yang dalam keorganisasian Lesbumi merupakan Badan Otonom NU. Kepada para muassislah kami berkiblat dan melanjutkan, Namun demikian gerakan kebudayaan Islam Nusantara, atau apa yang disebut sebagai kebijakan kebudayaan Saptawikrama (Qowa’idu Assab’ah) atas dasar restu para kiai-ulama-alim ‘alamah NU.
Pendiri Lesbumi NU Pahlawan Nasional
Di samping itu, Konser musik Lesbumi Ansambel Orkestra yang bertajuk ‘Yalal Wathon’ tersebut sebagai apresiasi Lesbumi NU kepada pemerintah atas anugerah yang diberikan kepada Muassis Lesbumi NU, Usmar Ismail melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 109 Tahun 2021, selain Ketua, Pendiri Lesbumi NU, Bapak Perfilman Nasional, Usmar Ismail diangkat sebagai Pahlawan Nasional.
Pertunjukan semakin khidmat setelah diketuk dengan nyanyian kebangsaan dan yalal wathon oleh grup musik Lesbumi Ansambel Orkestra Pesantren Budaya Kaliopak, demikian pun setelah dibuka dengan mukadimah, sambutan ketua PP Lesbumi NU, KH Muhammad Jadul Maula, Pembacaan Empat Poin Utama Hasil Musyawarah Rakornas IV Lesbumi NU oleh Sekretaris PP Lesbumi NU KH Abdullah Wong.
Lalu malam penutupan pun makin gayeng setelah Dalang Wolak Walik Ki Jumali (Malang) Tampil, Makin syahdu setelah irama ‘Senandung Saptawikrama’ dibawakan oleh musisi Sastro Adi yang adalah seorang rocker awak power metal.
Pertunjukan pun makin dalam dan menjadi, saat Budayawan KH Abdullah Wong merisalahkan Santri, Kiai, Islam, Nusantara dan Indonesia dalam puisi, dalam bait sajak-sajak sunyi, dan semakin kontemplatif saat ketika puisi itu berpadu dengan alunan musik sang musisi Sastro Adi. Dan Pertunjukan pun ditutup oleh Ki Dalang Ardi (Malang) dengan suaranya yang merdu dan menyentuh kalbu.
ha-na-ca-ra- ka…
Da-Ta-Sa-Wa-La..
Pa-Dha-Ja-Ya-Nya…
Ma-Ga-Ba-Tha-Nga…
Malam penutupan Musyawarah Rakornas IV Lesbumi NU 2021 di Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta itu betapa mengenang, begitu Syahdu…
Hanacara…
Datasawala..
Ya Robii… .Ya Robii… Ya… Lobby… Ya Lobby… Lesbumi Banom! Dalam Doa Hari-hariku.
-Penulis Imam Hamidi Antassalam adalah Penggiat Budaya, Editor NU Cilacap Online, dan Sekretaris Lesbumi NU Cilacap
Baca juga Harlah Lesbumi Ke-64 di Yogyakarta