Pendidikan Politik NU Cilacap Digelar Di Tingkat Ranting

NU Cilacap Online – Untuk meningkatkan kesadaran politik pengurus NU (Nahdlatul Ulama) sampai ke tingkat pengurus Ranting, NU Cilacap menggelar seminar pendidikan politik (Dikpol) bertempat di Pondok Pesanteren Nurul Islam Desa Karangjati, Kecamatan Sampang, pada hari Sabtu, (13/11).

Selain materi pendidikan politik NU Cilacap yang diberikan pada Pengurus Ranting NU, pada acara tersebut para peserta juga diarahkan untuk menjauhi anarkisme dalam beragama; yang diharapkan dapat diteruskan untuk warga NU di tingkat ranting NU di seluruh Kabupaten Cilacap.

Baca juga Agama dan Pancasila Bukanlah Sesuatu yang Bertentangan

Pembicara seminar pendidikan politik, Hj Siti Rosidah dari Fraksi PKB DPRD Provinsi Jawa Tengah mengatakan bahwa; anarkisme beragama sangat nyata menjadi ancaman bagi pembangunan politik kebangsaan.

Menurut Hj Siti Rosidah, serentetan fakta yang terjadi akibat dari anarkisme agama seperti Bom Bali, penyerangan tempat ibadah, dan lain sebagainya merupakan aksi terror mencerminkan fanatisme dalam beragama yang disalahgunakan.

Hj Siti Rosidah juga mengkhawatirkan bahwa kemenangan Taliban yang mampu menguasai birokrasi dan politik di Afganistan mempengaruhi dunia islam, ditambah Indonesia yang merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia.

“Potensi radikalisme beragama jelas masih ada dan mengancam politik kebangsaan kita. Maka dari  itu pendidikan politik dan menjauhi anarkisme agama sangat penting untuk di kampanyekan pada pemangku kepentingannya di setiap plosok desa”, kata Hj. Siti Rosidah.

Kontribusi NU untuk Indonesia

Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap KH Suada Adzkiya hadir dalam acara seminar pendidikan politik NU Cilacap tersebut. Dalam sambutanya, dirinya menyampaikan pendidikan politik merupakan salah satu misi yang diemban NU sejak di dirikan pada tahun 1926.

“Resolusi Jihad yang dilakukan oleh NU melalui KH Hasyim Asy’ari menjadi fakta sejarah yang tidak bisa ditampik kontribusi NU untuk Indonesia. Tanpa NU belum tentu Indonesia akan merdeka pada saat itu, di mana santri-santri NU juga turut berjuang melawan penjajahan” ujar KH Suada Adzkiya.

KH Suada Adzkiya NU Cilacap

Maka dari itu, menurut KH Suada, NU sebagai penjaga sekaligus pejuang akan terbentuknya NKRI, harus selalu menjadi pioneer mempertahankan eksistensi NKRI dari kelompok-klompok radikal yang tidak setuju dengan jalannya pemerintah Indonesia.

Menurut KH Suada Adzkiya, perjuangan NU kini juga sama beratnya dengan NU saat baru dilahirkan yang turut berjuang melawan penjajah. Baca : Politik Tingkat Tinggi Nahdlatul Ulama (NU), Apa Itu ?

“Saat ini tugas NU adalah ikut dalam menjaga NKRI dari rongrongan kelompok-kelompok radikalis yang berbasis pada fundamentalisme agama yang ingin mengganti ideologi pancasila,” katanya

Propaganda Radikalisme

Sebagai upaya pencegahan segala bentuk anarkisme, Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah melalui Mohamad Harun Arasyid, yang juga hadir dalam seminar tersebut menyampikan tantangan keberagaman di era media soaial menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

“Medsos memiliki kerawanan karena siapa saja dapat menjadi pemilik media yang dapat membagi pandangan-pandangan yang berbau propaganda ke arah radikalisme” ujar pria yang akrab dipanggil Harun.

Oleh sebab itu masyarakat harus mewaspadai dan berhati-hati dalam menjadi konsumen media sosial yang tidak jarang juga dipenuhi dengan kabar bohong atau Hoax, yang belum dipastikan validasi kebenaran akan sebuah informasi tersebut.

Seperti diketahui, acara pendidikan politik NU Ciacap di Ponpes Nurul Islam Karangjati dihadiri oleh seluruh Pengurus Ranting NU tiga kecamatan. Masing-masing yakni kecamatan Sampang, Adipala, dan Maos.

Selain seminar pendidikan politik (Dikpol), di tempat yang sama, NU Cilacap juga menginisiasi penguatan Syuriyah Pimpinan Ranting NU dan bimbingan teknis dan Penguatan Kesekertariatan sebagai komitmen PCNU Cilacap berbenah dalam hal keorganisasian.

Baca Juga >> 9 Pedoman Politik Warga NU | NU Cilacap Online

Kontributor: Toto Priyono
Editor: Munawar A.M.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button