Mahasiswa KKN UNUGHA Sosialisasikan Pemulasaran Jenazah
NU CILACAP ONLINE – Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Dari Rumah (DR) Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap melakukan sosialisasi Pemulasaran Jenazah, Jumat (3/09).
Pemulasaran Jenazah, merupakan kegiatan bimtek pengurusan jenazah yang di mulai dari bagaimana cara memandikan jenazah hingga menguburkan jenazah ke liang lahat. Mengurus jenazah ini adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim.
Pengurusan jenazah ini dihukumi dengan fardhu kifayah yang artinya jika tidak ada yang melakukannya maka akan menjadi dosa bagi muslim yang lain juga. Di setiap desa kegiatan mengurusi jenazah biasanya akan di pandu oleh seorang kayim yang ditunjuk oleh kepala desa. Kayim membimbing setiap hal yang diperlukan dalam pengurusan jenazah.
Akan tetapi untuk tahun-tahun berikutnya pangkat Kayim akan dihilangkan dan dialihkan menjadi staff biasa di balai desa. Pengalihan tugas Kayim tersebut otomatis menjadi keresahan tersendiri bagi masyarakat karena dikhawatirkan tidak dapat merawat jenazah.
Melihat hal tersebut, kelompok KKN DR R1-05 Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap berinisiatif mengadakan kegiatan pemulasaran jenazah bagi warga desa Kawunganten Lor.
Pemulasaran jenazah diadakan di Dusun Sidamukti Desa Kawunganten Lor Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, tepatnya di masjid Tariqul Huda. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa delegasi Muslimat NU, Fatayat NU, mahasiswa dan perwakilan masyarakat umum di dusun setempat.
Ketua kelompok KKN DR R1-05 M. Tabshir Cahya Utama kepada NU Cilacap Online mengatakan bahwa dalam sosialisasi pemulasaran jenazah, pihaknya meminta kepada Kayim setempat untuk memandu.
“Kegiatan pemulasaran jenazah dipandu oleh Ahmad, Kayim di Desa Kawunganten Lor. Alhamdulillah diikuiti dengan antusias oleh para tamu undangan yang berjumlah kurang lebih 30 orang,” ujar Tabsir.
Artikel Terkait: panduan pemulasaraan jenazah file .pdf, silakan download di SINI
Tabsir mengaku bahwa tanggapan masyarakat bagus sebab ilmu yang di berikan adalah ilmu yang sangat penting. Karena pada masa lampau atau kebiasaan masyarakat kebanyakan hanya mengandalkan Kayim. Sementara, posisi Kayim sudah dihapus oleh pemerintah, sehingga mau tidak mau yang mengurus jenazah adalah masyarakat sendiri.
“Dengan adanya kegiatan tersebut, masyarakat menjadi paham terkait dengan pemulasaran jenazah sehingga apabila ada warga yang meninggal bisa segera ditangani tanpa menunggu Kayim,” katanya.
Tabsir menuturkan bahwa kegiatan ini berisikan tentang cara perawatan jenazah seperti memandikan jenazah dan cara mengkafanu jenazah.
“Untuk tata pelaksanaan acara ini, yang pertama narasumber menjelaskan dengan detail cara memandikan jenazah, selanjutnya cara mengkafani jenazaha. Untuk pelaksanaan ini dapat kita ambil ilmunya bahwa pemulasaran jenazah itu sangat penting dan tidak bisa diabaikan,” pungkasnya.
Penulis: Fitrotun Na’mah
Penyunting: Naeli Rokhmah