Konsep Moderasi Beragama, Indikator dan Pesan Keagamaan NU

NU CILACAP ONLINE – Moderasi beragama memiliki konsep, indikator dan pesan keagamaan tertentu; apa itu moderasi beragama, bagaimana rumusan-konsep dan apa saja pesan keagamaan dalam moderasi beragama? Bagaimana pula pesan keagamaan NU kaitannya dengan moderasi beragama?

Konsep Moderasi Beragama

Konsep dan rumusan Moderasi Beragama berawal dari kata Moderasi, yang menurut beberapa kamus bahasa memiliki arti, dalam bahasa Indonesia, moderasi berati pengurangan kekerasaan dan penghindaran keekstreman; dalam bahasa Latin memiliki arti ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan).

Dalam bahasa Inggris moderasi berarti core (inti, esensi), standard (etika) sedang dalam bahasa Arab, moderasi searti dengan Wasath atau Wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan tawassuth (tengah-tengah), I’tidal (adil), dan tawazun (berimbang).

Moderasi Beragama berhubungan dengan cara pandang, sikap dan praktik beragama. Dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil. Juga prinsip berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama melainkan memoderasikan pemahaman dan pengalaman kita dalam beragama.

Indikator Moderasi Beragama

Moderasi Beragama bukan hal absurd, ada hal yang untuk mengukurnya. Keberhasilan Moderasi Beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat terlihat dari tingginya 4 (empat) indikator utama berikut ini serta beberapa indikator lain yang selaras dan saling bertautan.

4 Indikator Moderasi Beragama terdiri dari;

  1. Komitmen Kebangsaan; yaitu penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi: UUD 1945 dan regulasi di bawahnya
  2. Toleransi; Menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk keyakinan. mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat Menghargai kesetaraan dan sedia bekerjasama.
  3. Anti Kekerasan; Menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan yang menjadi keinginannya.
  4. Penerimaan Terhadap Tradisi; Ramah dalam penerimaan tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama

Pesan Keagamaan

Ada 7 pesan keagamaan dalam memperkuat muatan Moderasi Beragama, yaitu:

  1. Memajukan Kehidupan Umat Beragama, diwujudkan dalam sikap hidup amanah adil serta menebarkan kebajikan dan kasih sayang terhadap sesama manusia
  2. Menjunjung Tinggi Keadaban Mulia, Menjadikan nilai-nilai moral universal dan pokok ajaran agama sebagai pandangan hidup (world view) dengan tetap berpijak pada jati din Indonesia
  3. Menghormati Harkat Martabat Kemanusiaan, Mengutamakan nap memanusiakan manusia, bak laki-laki maupun perempuan atas dasar kesetaraan hak dan kewajiban warga negara demikematan bersama
  4. Memperkuat Nilai Moderat, Mempromosikan dan mengejawantahkan pengalaman cara pandang, sikap dan praktik keagamaan jalan tengah
  5. Mewujudkan Perdamaian, Menebarkan kebajikan dan kedamaian, mengatasi konflik dengan prinsip adil dan berimbang serta berpedoman pada
  6. Menghargai Kemajemukan, Menerima Keberagaman sebagai anugerah dan karenanya bersikap terbuka terhadap perbedaan
  7. Menaati Komitmen Berbangsa, Menjadikan konstitusi sebagai panduan kehidupan umat beragama dalam berbangsa dan bernegara serta mentaati aturan hukum dan kesepakatan bersama

Demikian Konsep, rumusan, pengertian, indikator dan muatan pesan keagamaan dalam moderasi beragama di atas. Sebagaimana publikasi Kementerian Agama Republik Indonesia melalui akun twitter @Kemenag_RI. Download  >> Buku Moderasi Beragama

NU dan Moderasi Beragama

Keberislaman NU yang inklusif dengan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) menginspirasi secara keagamaan ihwal pesan-pesan moderasi. Pola pikir keagamaan Aswaja NU sangat dekat dengan Islam Wasathiyah atau moderasi beragama.

Gerakan moderasi beragama di tubuh Nahdlatul Ulama (NU) terintegrasi dalam beberapa hal. Yaitu dengan penerimaan salah satu empat madzhab, mengikuti pemikiran akidah asy’ariyah, finalisasi pola hubungan antara keislaman dan kebangsaan. Juga pembiasaan dialog antar agama.

Selain itu nilai moderasi NU terwujud dalam sikap tasāmuh, tawasuth, tawāzun dan sinergi trilogi ukhuwah (Islamiyah, Insaniyah, Wathaniyah). Dengan tradisi yang moderat, NU sangat berperan dalam merawat kemajemukan bangsa Indonesia.

Bagi generasi muda atau generasi penerus bangsa untuk selalu merawat kebhinekaan Indonesia ini dengan mengadopsi pemikiran yang inklusif. Sebagaimana Nahdlatul Ulama (NU) mencontohkan sehingga menjauhkan dari ancaman ancaman radikalisme dan disintegrasi bangsa Indonesia.

Download Buku Moderasi Beragama .pdf dengan judul Religious Moderation, BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA RI 2021

2 Comments

  1. Assalamu slaikum wr wb.
    Saya masih belum sepandapat bila dalam pembahasan ini dikatakan bahwa moderasi menurut bahasa inggris artinya adalah inti (core) atau esensi.
    Mohon diperjelas darimana penjelasan ini bersumber..
    Wassalam wr wb

    1. Teks asli berbunyi;
      In English, the word moderation is often used
      interchangaebly with some words, such as “average,” “core,”
      “standard,” or “non-aligned”. In general, moderate means
      promoting balance in terms of beliefs, morals, and character,
      both when treating others as individuals and when dealing
      with state institutions.

      Source: Religious Moderation, BADAN LITBANG DAN DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA RI 2021 hlm 15 (pdf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button