Kajian Aswaja Kitab Firqah Annajiyah LTM MWCNU Adipala

NU Cilacap Online – Pengurus MWCNU Adipala kembali menggelar kajian Aswaja Kitab Firqah Annajiyah bersama KH Zuhrul Anam Hisyam (Gus Anam), Pengasuh Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy Leler Banyumas. Kegiatan ini terlaksana di Masjid Besar Al Hikmah Adipala pada Jum’at manis (26 / 11).

Kajian Aswaja Kitab Firqah Annajiyah merupakan kegiatan rutin MWCNU Adipala kerjasama dengan Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) MWCNU Adipala dan Takmir Masjid Al Hikmah. Nama lengkap kitab yang dikaji adalah Al-Farqu Baina Al Firaq wa Bayanu Al-Firqati An-Najiyati Min Hum, karangan Abu Mansyur Abdi Al-Qohir bin Thahir bin Muhammad Al-Baghdadi (w.429 H / 1037 M).

Pada pertemuan kali ini membahas tentang “Hayatul Anbiya ‘Alaihimussalam” (Kehidupan para Nabi). KH Zuhrul Anam Hisyam (Gus Anam) menyampaikan, kehidupan para Nabi (yang sudah wafat, red) di dalam kuburnya; para Nabi meninggal dan tetap hidup di dalam kuburnya tetapi tidak sama dengan hidup di dunia.

“Karena masing-masing alam punya kaidah (qanun ). Alam barzah adalah pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat. Hidup di dunia berbeda dengan hidup di alam akhirat. Mayit selain Nabi hidup tetapi kualitas hidupnya para Nabi lebih tinggi dari manusia biasa,” ungkap Gus Anam

Orang yang mati syahid hidup di alam barzah jasadnya tidak rusak. Dalam hadits dijelaskan bahwa para Nabi dikuburnya itu hidup. Tetapi, kata Gus Anam, orang Wahabi membantah pernyataan itu dengan mengatakan bahwa ketika Nabi menjawab salam, ruhnya dikembalikan ke jazadnya untuk menjawab salam, dan ketika tawasul ataupun istighosah, orang Wahabi membantah jika itu tidak sampai pada Nabi.

Menurut KH Zuhrul Anam Hisyam (Gus Anam), Kitab Al-Farqu Baina Al-Firaq wa Bayanu Al-Firqati An Najiyati Min Hum mengajak kita untuk mengenali dan menelusuri aliran-aliran dalam Islam, baik yang dianggap menyimpang atau tidak, dengan tetap berpegang teguh terhadap Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pijakan.

Perpecahan dalam tubuh umat Islam

Dalam kitab “Firqah Annajiyah” ini Imam Baghdadi membagi pembahasan menjadi lima bab. Bab pertama dan kedua menerangkan hadits iftiraq tentang perpecahan umat menjadi 73 golongan. Sekaligus menerangkan bagaimana umat bisa pecah hingga sampai 73 golongan. Mulai dari ruang historis, kronologi, hingga latar belakang yang menyertai perpecahan dalam tubuh umat Islam.

Selanjutnya, H Zuhrul Anam Hisyam menerangkan bagaimana umat Muhammad SAW bisa pecah menjadi 73 golongan.

Baginya embrio perpecahan dalam tubuh umat Islam sejatinya telah dimulai dari perbedaan pendapat tentang wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sebagian berasumsi bahwa Nabi tidak wafat, hanya saja Allah mengangkatnya seperti Nabi Isa bin Maryam. Namun asumsi ini ditentang oleh Abu Bakar dengan dalil dari Al Qur’an ; Innaka mayyitun wa innahum mayyituun”, (Az Zumar: 30).

Tidak sampai disini saja, Gus Anam melanjutkan, mereka juga berbeda pendapat perihal tempat penguburan Nabi Muhammad SAW. Warga Mekkah menginginkan Nabi dikubur di tempat kelahirannya (Mekkah ), yang juga merupakan tempat diutusnya, kiblat umat Islam dan kuburan kekeknya Ismail As.

“Sedangkan penduduk Madinah menghendaki agar Nabi dimakamkan di Madinah, tempat hijrahnya dan Dar Al- Anshor (tempat kejayaan),” katanya

Jika pada bab sebelumnya Imam Baghdadi hanya menyebutkan firqah-firqah tersebut secara global, maka pada bab ketiga pengarang Kitab Firqah Annajiyah tersebut menjelaskannya secara detail serta membongkar paham dan aliran masing-masing sekte dari beberapa aspek; baik dari segi aqidah, ideologi dan ajarannya.

“Selanjutnya, di bab keempat Imam Baghdadi menjelaskan golongan yang mengatasnamakan Islam namun pada hakikatnya mereka tidak termasuk dari Islam. Sekitar ada 15 firqah yang beliau urai dengan jelas dan terperinci,” kata Gus Anam menguraikan.

Firqah Ahlussunnah wal Jamaah

Pembahasan inti dari kitab Firqah Annajiyah terdapat pada bab kelima yang mengurai tentang Firqah Ahlussunnah wal Jamaah.

Menurut Gus Anam, firqah Ahlussunnah wal Jamaah ini yang tersebut Nabi Muhammad SAW, dalam hadist yang artinya; “Bani Israil akan pecah menjadi 71 golongan dan umatku akan pecah menjadi 72 golongan, semuanya masuk neraka kecuali satu, yaitu al-jamaah”, (Ibnu Majah ).

Uraian demi uraian dalam kitab ini sangat berguna, khususnya bagi pelajar, asatidz dan ulama yang ingin mengetahui sejarah firqah-firqah Islam dari sisi kemunculan, tokoh beserta ideloginya. Kitab ini juga sangat urgen untuk diajarkan di pesantren-pesantren untuk membentengi warga NU dari aliran-aliran yang menyimpang.

Kajian Kitab Firqah Annajiyah bersama KH Zuhrul Anam Hisyam (Gus Anam) dilaksanakan setiap Jum’at manis setelah shalat Jum’at. Kegiatan ini diikuti oleh Pengurus MWCNU dan Banom NU se Kecamatan Adipala dan masyarakat umum.

Kepada Situs Islam Aswaja NU Cilacap Online, LTM MWCNU Adipala menyampaikan, kegiatan kajian Aswaja Kitab Firqah Annajiyah seebnarnya sudah berlangsung lama tapi sejak pandemi sempat terhenti. Kajian ini juga disiarkan secara live streaming Youtube oleh NU Channel Adipala sebagai media resmi MWCNU Adipala.

Kontributor: Fatin Amamah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button