Mujahadah Asmaul Husna NU Tritih Wetan, Bangga Jadi Aswaja
NU CILACAP ONLINE – Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Tritih Wetan sebagai perkumpulan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) menyelenggarakan Mujahadah Asmaul Husna dan Pengajian dalam rangka rutinan triwulanan. Mujahadah Asmaul Husna dan pengajian dilaksanakan bertempat di Masjid Al-Hidayah pada Hari Ahad pagi (06/11/2022).
Kegiatan dihadiri oleh Kepala Desa Tritih Wetan Disan, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Tamir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Cilacap K.H. Kiswandi, dan Katib Syuriah Majelis Wakil Cabang (MWCNU) Jeruklegi Kaswan.
Ketua Tanfidziyah NU Ranting Tritih Wetan Mustadi mengaku bersyukur dapat mengawali triwulanan Mujahadah Asmaul Husna tersebut. Ia mengharapkan kegiatan ini menjadi awal program yang dapat berkelanjutan ke depannya dan tetap istiqomah.
Kiai Mustadi juga melaporkan beberapa program lain di NU Tritih Wetan selama periode jabatanya. Misalnya, program pentasyarufan koin NU untuk kegiatan sosial, kegiatan bersama banom dan masyarakat sekitar.
“Mujahadah merupakan tradisi orang NU sebagai acara doa bersama dengan membaca asma-asma Allah. Adapun mujahadah menjadi obat ketenangan batin,” tutur Mustadi.
Kegiatan dimulai dengan Mujahadah Asmaul Husna yang dipimpin oleh KH Kiswandi. Setelah itu, disambung dengan pengajian yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris PCNU Cilacap Kiai Ahmad Marzuki.
Bangga Jadi Penganut Aswaja
Dalam penyampaian kajian, Kiai Ahmad Marzuki mendorong jamaah yang hadir agar terus bangga jadi warga Nahdlatul Ulama yang mengikuti paham keagamaan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja). Kiai Ahmad Marzuk mengingatkan jamaah agar senantiasa istiqomah mengikuti ajaran ahlussunnah wal jamaah an-nadliyah.
“Banggalah menjadi ahlussunnah wal jamaah an-nadliyah. Sebab sanad ilmu kita insya Allah sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Kita mengaji kepada kiai yang berguru kepada kiai yang lebih tinggi ilmunya. Kemudian beliau mengaji kepada tabi’in tabi’in dan seterusnya hingga ke Nabi Muhammad,” jelas Kiai Ahmad Marzuki.
Kiai Ahmad Marzuki juga menyebutkan bahwa Indonesia perlu berbangga diri dinobatkan sebagai negara dengan pemeluk agama Islam terbanyak. Lebih daripada itu, jamaah NU di Indonesia juga yang terbanyak.
“Fakta ini dibuktikan dengan banyaknya terselenggara majelis taklim oleh masyarakat NU, seperti halnya yang sedang dilakukan oleh PRNU Tritih Wetan,” tegasnya.
Kiai Ahmad Marzuki menjelaskan pula bahwa ramainya penyelenggaraan majelis taklim juga menjadi wujud cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Hampir setiap peristiwa selalu diberikan ruang untuk pengadaan majelis taklim. Misalnya, gema shalawat, pengajian Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, Tahlil setiap malam Jumat, mujahadah asmaul husna, dan sebagainya.
“Tidak perlu mengindahkan penyebutan bid’ah dari orang-orang yang melarang amaliyah amaliyah Aswaja. Ini adalah bentuk cinta. Menurut saya, cinta tak membutuhkan dalil sebab makna cinta itu sendiri sulit dijelaskan,” pungkas Kiai Ahmad Marzuki, Wakil Sekretaris PCNU Cilacap.
Kontributor : Charisma Fatimah Azzahro
Editor” Munawar AM