88 Orang Positif, Pesantren Cigaru Ihlas Menerima Hasil Swab
NU Cilacap Online – 88 orang positif Covid-19. Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pondok Pesantren Cigaru Majenang, KH Mazin Al Hajar, mengatakan civitas kepesantrenan menerima laporan hasil pemeriksaan swab laboratorium dengan ikhlas dan bijak. Pihaknya menerima hasil pemeriksaan swab RT-PCR tersebut, Jum’at pagi, 15 Januari.
“88 orang dinyatakan positif. Ia menambahkan, selama sepekan menunggu hasil tersebut. Selama itu pihaknya tetap jalani isolasi dan patuh mentaati protokol kesehatan (prokes) yang ada,” terangnya.
Adapun hasil pemeriksaan swab yang positif dan jika bergejala, kami harap pemerintah dalam hal ini satgas medis covid-19 segera lakukan tindakan pemeriksaan lebih optimal sebagaimana perlakuannya.
Isolasi Mandiri
“Kendati ada yang positif tersebut mayoritas tanpa gejala (OTG), asrama kita gunakan untuk isolasi mandiri kita siapkan sesuai anjuran pemerintah.” terangnya.
Ia pun manambahkan, bagi yang swab dengan hasil negatif, lebih baik mengisolasi diri di asrama masing-masing sehingga dapat menghambat penularan virus COVID-19.
“Jika abai melakukan isolasi mandiri, penularan virus pada lingkungan pesantren mungkin bisa saja menjadi tidak terkendali. Sebab virus ini dapat menginfeksi siapa saja. tegasnya.
Selain mohon ridho dan perlindungan pada Allah SWT, perlu tindakan, upaya untuk menekan risiko penularan virus corona. Covid-19 bukanlah suatu aib. Melainkan merupakan edukasi kita semua untuk bisa ambil hikmah, dan belajar dari covid.
Beliau berharap kepada seluruh santri untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT, sambil terus melakukan upaya pencegahan.
“Mari tetap memperbanyak doa, memohon pertolongan Allah SWT melalui istighotsah, pembacaan shalawat thibbil qulub,. Juga amalan-amalan dari para guru shalafuna shalih, dan kiai.” terang pengasuh Pondok Pesantren Cigaru Majenang sekaligus Katib Syuriyah NU Majenang ini, dalam pesan pendek smartphonenya.
Gejala Umum Virus Corona
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dikenal dengan sebutan virus Corona merupakan jenis baru dari coronavirus. Ia dapat menular dan virus ini bisa menyerang siapa saja secara seporadis. Sementara Infeksi virus Corona disebut covid-19 (Corona Virus Disease 2019).
Virus yang diketahui dan temukan pertama kali di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Sejak itu penularannya sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, pun hanya dalam waktu beberapa bulan.
Tanggal 11 Januari 2021 merupakan hari bersejarah pasalnya PSBB secara massif di pulau Jawa dan Bali, pemberlakuan itu guna menekan penyebaran makin luas.
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Penderita dengan gejala berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, kejang dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul akibat tereaksi infeksi virus (reaktif).
Berbagai sumber medis menerangkan, ada 3 Gejala umum yang menandakan seseorang terinfeksi virus Corona. Yakni, Demam/reaktif (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius), Batuk kering, dan sesak nafas.
Santri Jalani Test Swab
Di samping itu, ada gejala lain yang juga berpotensi muncul meskipun jarang, seperti Diare, Sakit kepala, hilangnya kemampuan mengecap rasa. Juga hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia). Umumnya Gejala-gejala COVID-19 ini hidup dalam kisaran waktu 2 hari sampai 2 minggu. Maka untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala virus Corona. Itu memerlukan Rapid Tes-PCR (RT-PCR).
Dikabarkan sebelumnya, 167 santri Pesantren Cigaru Majenang Kab. Cilacap menjalani test swab, maka pada Ju’mat, 8 Januari 2021 satgas gugus tugas covid-19 pemerintah setempat melakukan pemeriksaan swab secara massal yang melibatkan semua unsur kepesantrenan, kiai, jajaran pengurus, ustadz/ah, dewan guru dan santri tanpa terkecuali. Sejak itu Pondok Pesantren Cigaru Majenang pun memberlakukan lockdown.
Camat Majenang, Iskandar Zulkarnaen, selaku ketua satgas gugus tugas covid-19 menjelaskan, pemeriksaan swab reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) COVID-19 tersebut merupakan pemeriksaan baku emas (gold standart) dalam mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 yang ada.
“Dari 167 sampel yang diperiksa, baik sampel tersebut berasal dari swab tenggorokan, swab hidung, dan dahak. Menurutnya metode ini diklaim memberikan hasil akurat dalam mendeteksi keberadaan virus dibandingkan pemeriksaan lainnya. Maka mohon waktu sabar menunggu sebab membutuhkan ketelitian.” akunya.
Menurutnya metode ini memiliki akurasi sensitivitas >80% dan spesifisitas >99% benar virus SARS-CoV-2. Pemeriksaan RT-PCR COVID-19, ada beberapa kit/ komponen yang mendeteksi target dari virus, seperti gen yang mengkode protein replikase (ORF1a/ORF1b), spike (S), envelope (E), membrane (M), nucleocapsid (N).
Di samping ada kit PCR COVID-19 yang mendeteksi gen N1 dan N2, ada kit RT-PCR yang mampu mendeteksi dua gen sekaligus (gen ORF1ab dan N), dan ada pula kit RT-PCR yang mendeteksi tiga gen sekaligus (gen ORF1ab, RdRp, dan E). Pada saat pemeriksaan swab sampel virus yang diambil cukup kadarnya, maka akan semakin banyak gen yang dapat dideteksi, tentu selaras dengan hasil pemeriksaan yang bisa dikatakan akurat
88 Orang Positif
Camat Majenang, Selaku ketua satgas gugus tugas covid-19, menyampaian laporan hasil pemeriksaan medis laborat dari 167 sampel, terdeteksi 88 orang positif. 10 belum keluar hasil atau perlu di laboratoriumkan ulang, 5 orang menunggu hasil akhir. dan selebihnya negatif. Bagi 88 orang positif perlu penanganan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini guna mengetahui pasien bergejala dan tidaknya.
“Pihak medis satgas covid akan melakukan pemeriksaan secara kontinyu, serta memilah milah, mana yang Orang Tanpa Gejala mana yang bergejala. Tentu tidak mencampur mereka dalam satu klaster atau ruangan. Masing-masing memiliki tempat sesuai dengan kualitas kesehatannya.” imbuhnya. (IHA)