Bank Dunia dan Program Tanggap Pandemi & Vaksinasi Indonesia
NU CILACAP ONLINE – Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia hari ini (WASHINGTON, June 17, 2021, red.) menyetujui pendanaan sebesar US$500 juta dalam rangka memperluas upaya Indonesia untuk menanggapi berbagai ancaman akibat COVID-19, memperkuat kesiapsiagaan sistem kesehatan, serta mendukung program vaksinasi gratis Pemerintah.
Pendanaan baru ini menggunakan pendekatan berbasis hasil untuk mendorong penggunaan sistem Pemerintah, dan menambah pendanaan sebelumnya yang telah digunakan untuk mendukung Pemerintah meningkatkan kapasitasnya dalam hal isolasi pasien, ketersediaan tempat perawatan kritis, kapasitas pengujian, serta memperkuat komunikasi risiko publik, pengawasan, dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
“Di samping memberi dukungan kepada program vaksinasi gratis pemerintah agar dapat menjangkau seluruh populasi usia dewasa, pendanaan ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia menjadi lebih berketahanan serta memperkuat sistem pengawasan melalui pengujian dan penelusuran kasus-kasus COVID-19 baru, termasuk dengan menerapkan pengawasan genom untuk berbagai varian baru,” ucap Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Program vaksinasi Pemerintah Indonesia bertujuan untuk memberikan vaksin gratis bagi seluruh 181,5 juta penduduk usia dewasa. Meskipun tidak akan digunakan untuk pengadaan vaksin, pendanaan baru ini dirancang untuk memperkuat kesiapan sistem distribusi vaksin dan mendukung sistem penyelenggaraan layanan kesehatan secara menyeluruh.
Pendanaan baru ini difokuskan pada tiga bidang hasil: penyelenggaraan layanan kesehatan yang lebih baik; pengawasan dan pengendalian mutu di laboratorium yang lebih kuat; serta komunikasi dan koordinasi yang lebih baik dalam hal tanggap darurat dan pengiriman vaksin.
Pendanaan ini akan membantu peningkatan kesiapan rumah sakit serta sistem penyelenggaraan layanan kesehatan, dan menjaga keberlangsungan layanan kesehatan dasar yang tidak terkait COVID-19 – dengan perhatian khusus kepada kebutuhan perempuan maupun kelompok-kelompok rentan.
Sistem pengawasan yang lebih baik serta peningkatan kualitas laboratorium kesehatan Pemerintah akan semakin membantu peningkatan kapasitas pengujian COVID-19 serta memperkuat kemampuan dalam menjalankan pengawasan genom.
Sementara itu, komunikasi dan koordinasi yang lebih baik dalam hal tanggap darurat serta pengiriman vaksin akan membantu memastikan penerapan prioritas yang adil dan setara dalam hal layanan kesehatan dan distribusi vaksin, memperkuat logistik terkait vaksin serta sistem manajemen informasi, dan memperluas komunikasi risiko publik sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat.
“Pendanaan ini akan membantu Indonesia menyalurkan vaksin secara aman dan efektif. Hal ini juga akan memperkuat ketahanan sektor kesehatan Indonesia dan meningkatkan kapasitas dalam melakukan tanggapan pada saat dan setelah pandemi ini,” kata Satu Kahkonen, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.
“Secara keseluruhan, dukungan dari Bank Dunia ini bersama dengan dukungan para mitra pembangunan internasional lainnya akan memperkuat berbagai upaya Pemerintah Indonesia untuk menekan dampak pandemi secara efisien serta meningkatkan sistem dan layanan perawatan kesehatan,” katanya
Di samping dukungan dari Bank Dunia, mitra pembangunan lain termasuk Asian Infrastructure Investment Bank, dan KfW Pemerintah Jerman juga turut mendanai program ini – sehingga total dukungan keuangan bernilai US$1,245 milyar.
Respon Grup Bank Dunia terhadap COVID-19
Sejak awal terjadinya pandemi COVID-19, Grup Bank Dunia telah berkomitmen untuk mengalokasikan lebih dari $125 milyar untuk menanggulangi dampak kesehatan, ekonomi, serta sosial dari pandemi, suatu tanggap krisis yang tercepat dan terbesar dalam sejarahnya.
Pendanaan tersebut membantu lebih dari 100 negara memperkuat kesiapsiagaan menghadapi pandemi, melindungi masyarakat miskin dan pekerjaan, serta mempercepat dimulainya proses pemulihan yang ramah iklim.
Bank Dunia juga menyiapkan US$12 milyar untuk membantu negara-negara berpendapatan rendah dan menengah untuk membeli dan mendistribusikan vaksin COVID-19, rangkaian pengujian maupun pengobatannya.
Sumber : SIARAN PERS NO: 2021/170/EAP (dalam versi Bahasa Indonesia)