Pesantren Cigaru Apresiasi “Tim Sakti” Pulihkan Pandemi

NU CILACAP ONLINE – Pondok Pesantren Cigaru Majenang memberikan apresiasi terhadap aksi gotong-royong para relawan yang terhimpun dalam Tim Sahabat Kiai dan Santri (Tim Sakti) untuk bersama-sama pulihkan masa krisis akibat pandemi di pesatrennya. Hal ini disampaikan KH Mazin Al Hajar, pengasuh pesantren,  dalam wawancara via aplikasi pintar (20/01/21).

“Saya selaku Koordinator Satgas Covid-19 Pesantren Cigaru, mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Tim Sakti dan semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil kepada pesantren selama penanganan covid-19. Kami ucapkan terima kasih. sukron kasiron..” terangnya.

Sosok kyai yang akrab dipanggil Buya Mazin ini juga juga mengajak kepada  seluruh santri untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT, sambil terus melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19.

“Mari tetap memperbanyak doa, memohon pertolongan Allah SWT melalui istighotsah, pembacaan Shalawat Thibbil Qulub, dan amalan-amalan dari para guru shalafuna shalih, dan kiai,” dawuhnya.

Buya Mazin  berharap pemerintah dalam hal ini satgas Covid-19 terkait tindakan medis agar  tetap memantau secara intensif para mantan pasien positif covid 19.

“Meskipun mantan pasien positif covid 19, namun hal itu tak menutup kemungkinan kembali bergejala dan positif lagi. Walau sejak awal hingga saat ini pihak pesantren siap sediakan asrama untuk isolasi dan telah memberlakukan PSBB lokal sesuai anjuran pemerintah,” jelas Katib Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Majenang ini.

Pesantren Cigaru Menerima bantuan untuk Pulihkan Koban Pandemi
Sekda Kabupaten Cilacap, H. Farid Maruf, Menyerahkan Bantuan Logistik Pemulihan Masa Pandemi, diterima oleh KH Mazin Hajar Pengasuh Pesantren Cigaru, Majenang.

Senada dengan hal tersebut, H. Farid Ma’ruf, Sekda Kabupaten Cilacap mengapresiasi dan memberi nilai plus bagi Pesantren Cigaru dalam penanganan covid-19 dalam waktu yang singkat bisa sembuh dan pulih.

“Apa yang diupayakan pesantren Cigaru ini merupakan tauladan bagi kita semua dan menjadi contoh bagi yang lain, dunia pesantren atau, bahkan pemerintahan kita,” akunya.

Menurutnya, kegotongroyongan, sikap toleransi, saling membahu, tepa selira, yang merupakan pokok utama nilai budaya kepesantrenan ini mampu mengatasi masalah dalam penanganan pandemi covid-19 di samping taat pada prokes.

“Kami harap pada semua tetap tertib, manut dawuh kiai, jalani protokol kesehatan dan tetap waspada untuk mengantisipasi penularan Covid-19.” pungkasnya.

Kontributor : Imam Hamidi Antassalam
Editor : Naeli Rokhmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button