Haul Masyayikh Pondok Pesantren Miftahul Huda Cigaru Majenang

NU Cilacap Online – Puncak acara Haul Masyayikh Pondok Pesantren Pembangunan Miftahul Huda Cigaru I Majenang berlangsung semarak dan hikmat Ahad, (31/10). Acara dimulai dengan ziarah kubur bagi masyarakat umum ke makam muassis dan masyayikh Pesantren di pagi hari, lalu dilanjutkan dengan tahlil dan pengajian akbar.

Rangkaian acara Haul dimulai sejak Jumat, (29/10) diisi dengan sema’an Al-Qur’an bil ghoib di masing-masing komplek Pondok, ziarah bagi santri, dzikrul ghofilin, dan gebyar Shalawat maulid. Sedangkan kegiatan puncak dilaksanakan pada hari Ahad dengan acara ziarah bagi masyarakat umum, tahlil akbar, santunan anak yatim dhuafa,  pertemuan alumni serta pengajian akbar yang berbarengan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang disampaikan oleh KH Drs. Munawir dari Klaten.

Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Pembangunan Miftahul Huda Cigaru, KH Mazin Al Hajar menyampaikan acara dihadiri oleh Keluarga Besar Bani Sananom beserta kerabatnya, segenap Pengasuh serta Dewan Ustadz-ustadzah Pesantren, para Dosen, Guru dan Karyawan yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan KH Sufyan Tsauri, para santriwan-santriwati, Kepala Desa dan sejumlah tokoh, serta masyarakat luas.

“Alhamdulillah acara berlangsung semarak, tertib dan hikmat serta menerapkan protokol kesehatan,” ungkapnya.

Buya Mazin (sapaan KH Mazin Al Hajar) menambahkan, rangkaian acara haul dan maulid nabi Muhammad Saw kali ini dikemas dengan sederhana dan cukup singkat. Hal ini mengingat masih dalam suasana Pandemi Covid-19. Setiap pengunjung diwajibkan memakai masker, dan bagi yang lupa tidak membawanya panitia telah menyediakan.

Tak hanya itu, untuk memfasilitasi keluarga dan alumni yang berada di luar daerah dan tidak dapat hadir langsung panitia menyiarkan jalannya acara melalui channel youtube milik Pesantren.

“Ini eranya kemajuan teknologi, bagi yang tidak dapat hadir dapat menghormati jalanya acara melalui live streaming di channel youtube Pondok Pesantren Cigaru,” terangnya kepada NU Cilacap Online.

Sejarah Berdirinya Pesantren Diawali Dengan Hijrahnya Sang Muasis

Dalam sambutanya salah satu perwakilan Pengasuh Pondok Pesantren KH Abdullah Mustajib Jarir, menyampikan peringatan Haul Masayikh berbarengan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad Saw tentunya melibatkan banyak pihak. Dintaranya Keluarga Besar Bani Sananom, Pesantren Pembangunan Miftahul Huda Cigaru, Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Karmal Majid serta masyarakat Desa Cibeunying Kecamatan Majenang.

Dirinya menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan segala sumbangsihnya, baik berupa materi, waktu, tenaga dan pemikiran sehingga acara dapat berjalan dengan lancar dan tertib.

“Semoga apa yang telah diberikan untuk keberlangsungan acar ini mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt.” Ungkapnya.

Lebih lanjut Gus Tajib, (sapaan KH Abdullah Mustajib Jarir) mengisahkan kepada hadirin tentang sejarah berdirinya Pesantren. Sekitar satu abad yang lalu Syekh KH Abdul Majid Bin Sananom yang merupakan leluhur keluarga Bani Sananom hijrah dari Karang Anyar Kebumen menuju Majenang dan mendirikan pesantren pertama di Cigaru.

Seiring bergulirnya waktu, Pesantren semakin berkembang dengan pesat, semua berkat jasa perjuangan para masyikh seperti Syekh KH Sufyan Tasuri, Syekh KH Salamun, Simbah KH M Jarir Sufyan dan yang lainnya. Gus Tajib meyakini Pesantren transformasi pesantren dulu dari dulu hingga sekarang tidak lepas dari karomah para muassis.

yang dulu sangat sederhana hingga kini mengalami kemajuan yang pesat, dan sekarang telah memiliki sejumlah lembaga pendidikan dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi tidak lain berkat berkah dan karomah para Muasis dan Masyayikh Pesantren. “Kini Pesantren dikelola oleh para cucu dan cicit Muasis (Pesantren), semoga kami diberikan kekuatan untuk terus melanjutkan perjuangan beliau-beliau.”

Diakhir sambutannya Gus Tajib mengajak untuk meniru amal yang Nabi Muhammad Saw telah contohkan yakni menghormati orang tua dan guru, terutama kepada para ulama, karena ulama adalah pewaris nabi. “Dengan mengadakan Haul Masayikh semoga kita mendapatkan keberkahan,” harapnya.

Sumbangsih Pesantren Bagi Bangsa dan Negara

Kepala Desa Cibeunying, Lili Warli yang turut menyampaikan sambutan, menuturkan banyak sekali sumbangsih Pesantren terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Mulai dari masa perjuangan kemerdekaan para Kiai menjadi penggerak utama perjuangan hingga Bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya dan hingga kini Pesantren banyak memiliki lembaga pendidikan yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Diharapkan Pesantren dapat terus bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya mengisi pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan sosial keagamaan. Terimakasih Pesantren Pembangunan Miftahul Cigaru atas kerjasamanya selama ini dengan Pemerintah Desa Cibeunying,” ungkapnya.

Dirinya juga memberikan apresiasi kepada Pondok Pesantren Cigaru yang telah melaksanakan kegiatan keagamaan dengan tertib dan menerapkan protokol kesehatan. Lebih lanjut ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin memakai masker dan segera mengikuti vaksinasi covid-19, mengingat saat ini Kabupaten Cilacap masih berada di level 3 karena target vaksinasi yang belum tercapai.

“Masker dan vaksin adalah dua sejoli untuk melawan virus corona, mohon masyarakat bila ada keselamatan vaksinasi segera ikuti,” terangnya.

Dalam acara mauidoh hasanah KH Drs Munawir dari Kelaten di antaranya menyampaikan pentingya Pesantren untuk terus berupaya menyebarkan dan mempertahankan paham Ahlussunah Wal Jamah Al Nahdliyah. Hal tersebut sesuai dengan garis perjuangan para muasis para masyayikh Pondok Pesantren serta para pendiri Nahdlatul Ulama.

Pondok Pesantren Miftahul Huda Cigaru memiliki potensi yang luar biasa untuk terus berkembang. Saat ini pesantren telah memiliki banyak lembaga pendidikan dari tingkat TK sampai dengan Perguruan Tinggi.

Hal tersebut harus dimanfaatkan untuk melanjutkan misi perjuangan para Musis dan Masyayikh Pesantren. Dengan memperingati haul para Masayikh Pesantren diharapkan para santri memiliki sambungan garis perjuangan yang selaras dengan apa yang dicita-citakan para pendiri Pesantren.

Dalam acara tersebut juga telah berhasil menyalurkan santunan kepada tidak kurang 48 anak yatim dan duafa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button