Sarasehan Harlah IPNU (Ke-68) IPPNU (Ke-67) Kedungreja

NU CILACAP ONLINE – Pada momen Sarasehan Harlah (Hari Lahir) ini, Rekan IPNU dan Rekanita IPPNU Kedungreja harus menanamkan rasa cinta kepada organisasi; karena ketika sudah cinta, maka apa yang ada di organisasi akan terasa manyenangkan.

Demikian ungkap Sarif Hidayat saat menadi moderator Sarasehan IPNU IPPNU PAC Kedungreja, Cilacap, Ahad (20/3/2022). Pimpinan Anak Cabang IPNU IPPNU Kedungreja menggelar sarasehan dan tasyakur Harlah di Marko IPNU IPPNU Kedungreja dalam rangka Harlah IPNU (Ke-68) dan IPPNU (Ke-67) tahun 2022.

Sarif Hidayat menambahkan, Kita kumpul kumpul di sini saat ini bukan hanya sekedar kumpul. Tetapi kita kumpul dalam niat yang sama untuk mendapatkan keberkahan dalam kehidupan dan mendapat pahala dari Allah SWT.

Beberapa pihak hadir dalam sarasehan yang mengusung tema “IPNU IPPNU Dulu, Sekarang dan Yang Akan Datang”; antara lain Keluarga Besar MWCNU Kadungreja beserta Banom Banomnya dan para Senior IPNU IPPNU yang pernah berhidmah di PAC IPNU IPPNU Kedungreja.

Selain Sarif Hidayat, Pengurus PAC IPNU Kedungreja yang hadir antara lain Agil Muhlisin. Ketua II PAC IPNU Kedungreja tersebut menyampaikan banyak hal dan motivasi. Salah satunya menjadi kader IPNU IPPNU jangan baper.

Peserta Sarasehan Harlah IPNU IPPNU Kedungreja
Peserta Sarasehan Harlah IPNU IPPNU Kedungreja serius mengikuti acara.

“Sebagai kader IPNU IPPNU, tidak perlu baper dan baperan. Karena di samping tidak baik untuk diri sendiri, juga tidak sehat untuk organsasi,” katanya.

Agil Muhlisin mengingatka kembali IPNU dan IPPNU Kedungreja atas dawuh Hadlrotussykeh KH Hasyim Asy’ari; “Siapa yang mengurus NU, saya anggap santriku, siapa yang menjadi santriku saya doakan husnul khotimah beserta keluargannya”.

“Jadi, sebagai kader NU, kita jangan seakali kali ragu dengan dawuh Hadlrotussykeh. Kita harus yakin dan madep mantep, supaya kelak mendapatkan barokah dari dawuh beliau,” tegasnya.

Testimoni Senior IPNU IPPNU

Sementara itu, Amir Hasan selaku Ketua IPNU Masa Bakti tahun 2007-2010 menyinggung perjuangan IPNU di Kedungreja. Menurutnya, semasa perjuangna dulu untuk membuat acara IPNU sangatlah susah karena masih terkendala oleh Teknologi dan SDM.

“Saat itu, sekadar untuk mengundang ke acara, Saya membuat surat undangan dan mengantarkan sendiri ke alamat tujuan. Jadi ketika melihat seakarang yang sudah serba ada, tentu harus lebih semangat dalam berjuang di IPNU ataupun di IPPNU,” tegasnya.

Menurut Amir Hasan, sukses perjuangan IPNU dan IPPNU di masa lalu tidak semata mata berkat usaha sendiri, melainkan juga ada banyak ikhtiar lain. Ia menegaskan, dalam berorganisasi harus fokus dan usahakan selesai sesuai jenjangnya.

“Jika sedang berada di satu wadah maka selesaikan; artinya, ketika berada di suatu organisasi, maka selesaikan lah dirimu di situ dengan tugas kewajibannya,” ungkapnya.

Senada dengan Amir Hasan, Ari Teguh Setiono menceritakan perjuangan IPNU tahuan 2009. Saat itu, dengan drorongan semangat yang tinggi, memberanikan diri mengikuti Kongres IPNU di Bumiayu.

“Anda bisa bayangkan bagaimana di tahun 2009 tersebut bagaimana kondisi nya tentu sudah jauh berbeda dengan saat ini. Dan semangat berorganisasi yang kuatlah yang mendorong untuk ikut serta di agenda nasional tersebut,” ungkapnya.

Yuyun Fuad Hilmi Ketua IPNU tahun 2010-2013 menyampaikan beberapa pesan. Di antaranya, kepada Rekan Rekanita kepengurusan Pimpinan Anak Cabang PAC, Pimpinan Komisariat PK dan Pimpinan Ranting PR, agar tidak melupakan jasa jasa yang sudah pernah di lakukan oleh pendahulu IPNU IPPNU Kedungreja.

Menurut Yuyun Fuad Hilmi, tiga hal ini wajib dipegang teguh oleh pengurus dan anggota IPNU IPPNU Kedungreja.

“Pertama Silaturahim, jangan sampai kader IPNU IPPNU melupakan Silaturahim baik ke senior ataupun yunior, Kedua taat dan patuh dengan aturan aturan organisasi; melaksanakan tugas sesui tupoksinya, Ketiga dan jangan berharap apa apa kepada organisasi, tapi berikan apa yang bisa anda diberikan kepada organisasi,” tandas Yuyun.

Baca Juga >> Ari Teguh Setiyono: Menjemput Koin NU, Bukan Menarik Koin NU

Kontributor: Anas Mubarok
Editor: Munawar AM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button