Kebutuhan Menulis Anak Muda di Masa Kini, Seperti Apa?
NU CILACAP ONLINE – Seperti apa sebenarnya kebutuhan menulis bagi anak muda masa kini, hubungannya dengan kehebatan sejarah dan masa depan bangsa? Simak esai dari Charisma Fatimah Azzahro, Anggota PAC IPPNU Jeruklegi.
Sudah tidak diragukan lagi betapa canggihnya perkembangan dunia dan teknologi yang menyertainya. Abad 19 menjadi awal dari pertempuran berbagai negara untuk menjadi yang terbaik. Terbaik dalam bidang pendidikan, ekonomi, teknologi, bahkan hingga senjata. Semua negara berlomba meraih gelar terhebat.
Tak terkecuali bagi Indonesia yang terus bergerak dari merangkak, berjalan, hingga berlari mengejar kecanggihan zaman. Ya, Indonesia memang negara berkembang, tetapi konsistensinya menyeimbangkan arus globalisasi terus digelorakan. Indonesia tak ingin ketinggalan zaman. Hal ini baik bagi kemajuan dan kelangsungan hidup negeri.
Namun, sayangnya masih belum ada peningkatan signifikan pada kebutuhan menuliskan karya. Stagnansi itu terjadi baik pada penulisan karya fiksi maupun non fiksi. Kita harus paham, sebaik-baik hasil karya adalah karya yang dituliskan. Hal ini masih kurang menjadi perhatian dikarenakan hasil dari karya itu lebih diutamakan.
Masalah pengabadian karya lewat tulisan masih menjadi sasaran pemburu berita saja. Padahal menulis seharusnya menjadi salah satu aspek bahasa yang wajib dikuasai oleh setiap individu.
Berbagai alasan diutarakan atas ketidakberdayaan membuat tulisan. Misalnya, kepadatan aktivitas sehingga tidak sempat menulis, kemudian kemampuan menulis yang tak apik, daya minat baca yang rendah, serta berbagai alasan lainnya.
Di Indonesia sendiri angka keminatan terhadap menulis sangat memprihatinkan. Bahkan dilansir situs kompas.com, daya minat menulis di Indonesia lebih rendah dibanding membaca. Jika persentase membacanya saja 0,001 maka bisa dibayangkan seberapa rendah minat menulis anak bangsa. Ini cukup miris bagi negeri kita yang kaya akan pemuda hebat.
Bagaimana bisa pemuda-pemuda negeri bersinar di kancah dunia ketika tidak ada yang menuliskan sejarah kehebatan mereka. Sejarah keberhasilan para pemuda akan tenggelam oleh perubahan waktu.
Ini tentunya menjadi fokus tersendiri bagi kita. Kurang sempurna ketika seseorang pandai membaca, terampil bekerja, teliti mengobservasi, tetapi tidak berminat menuliskan apa yang dibaca, dikerjakan, dan diobservasi. Memang manusia bukan makhluk sempurna yang bisa segala hal. Namun, setidaknya perlu diketahui bahwa manusia yang akan sukses di masa depan adalah manusia yang tak pernah berhenti belajar.
Menulis itu bukan suatu bakat, melainkan suatu kemampuan sekaligus kebutuhan di era globalisasi. Menulis adalah keharusan saat ini. Menulis itu aktivitas yang bisa dipelajari. Perlu dipahami juga bahwa kepadatan aktivitas tidak bisa menjadi alasan seorang pemuda tidak mampu menulis. Sebab menulis itu bukan tentang menunggu waktu luang, melainkan menyempatkan waktu untuk menulis.
Barangkali salah satu penyebab terhambatnya kepopuleran Indonesia adalah tidak banyaknya tulisan yang menceritakan tentang negeri ini. Negeri ini butuh kesadaran rakyatnya untuk menulis agar Indonesia mampu dikenal dunia luas. Hingga kini masih ada sebagian negara yang tidak tahu letak geografis Indonesia. Maka tugas anak mudalah memperkenalkan Indonesia kepada mereka lewat penyebaran tulisan tentang Indonesia.
Ingatlah bahwa tidak mungkin abadi suatu karya apabila tidak ada tulisan atas proses pembuatan karya tersebut. Individu dapat mengetahui sejarah kehidupan bangsanya karena ada tulisan sejarah tersebut. Hari ini kita masih meminta orang lain menulis hasil karya kita, tetapi lain waktu cobalah kita sendiri yang menulis hasil karya itu.
Dengan begitu, maka kompetensi dan kemampuan kita akan meningkat setiap saat. Bukan hanya itu, keabadian apa yang diceritakan dalam tulisan dapat terjaga. Jadilah seperti J.K. Rowling yang berhasil mengharumkan nama dan negaranya lewat karya menggelegarnya.
~ Artikel Kebutuhan Menulis Anak Muda di Masa Kini, ditulis oleh Charisma Fatimah Azzahro, Anggota PAC IPPNU Jeruklegi dan Penulis Pemula.