Pelatihan Santri Berjurnalis untuk Pemula di Karangpucung

NU CILACAP ONLINE – Merayakan Hari Santri Nasional 2023 yang jatuh pada 22 Oktober 2023, MWCNU Karangpucung menggelar Pelatihan Santri Berjurnalis, di Gedung Sekber MWCNU Karangpucung (Komplek Masjid Besar Baitul Mu’minin Karangpucung), Jum’at, 20 Oktober 2023.

Ketua Panitia HSN NU Karangpucung, H Atep Jamaludin ST, mengatakan tujuan pelatihan Santri Berjurnalis ini untuk melahirkan kemampuan menulis bagi generasi muda NU Karangpucung. Atep juga berharap dari 139 peserta dapat terlahir wartawan-wartawan NU di Karangpucung.

Yang menarik, peserta pelatihan jurnalistik ini sangat beragam. Mulai dari jenjang terendah SD sampai SMA sederajat se-Kecamatan Karangpucung. Termasuk perwakilan setiap Banom di lingkungan MWCNU Karangpucung.

Di hadapan peserta pelatihan, Suripto, S.Ag, Wakil Ketua Tanfidziyah berpesan agar senantiasa mengawal berita di media sosial.

“Hari ini, jari-jarimu adalah pedangmu. Berita yang muncul saat ini sangat beragam. Perlu hari-hati dalam menyikapi. Oleh karena itu kita wajib menyampaikan yang baik berita dan hindari menyampaikan bahkan memviralkan berita yang munkar melalui medsos,” ujarnya di hadapan peserta Pelatihan Santri Berjurnalis.

Penulis dan Pembaca

Pimpinan Redaksi Media NUCOM Cilacap, H Munawar AM, S.Ag mengatakan bahwa wahyu pertama adalah iqro’ (bacalah). Kenapa wahyu pertama iqro’ (bacalah) bukan uktub (tulislah) karena pada masa Rasulullah masih dalam masa jahiliyah (kebodohan).

“Wahyu yang diturunkan melalui Malaikat Jibril mengandung makna perintah belajar membaca bukan menulis. Karena tulisan itu sudah ada dalam bentuk Kalamullah,” ungkapnya

Seorang penulis, lanjut Munawar AM, sudah pasti seorang pembaca, tapi seorang pembaca belum tentu seorang penulis.

“Orang hebat itu terkenal karena tulisannya. Tulisan dalam bentuk karya seperti buku dan kitab. Kita semua memiliki potensi sebagai penulis, makanya kita harus berlatih karena menulis.” tegasnya.

Peserta Pelatihan Santri Berjurnalis NU Karangpucung

H Munawar AM menekankan, kemampuan menulis tergantung latihannya. Perlu latihan dan lebih sigap, harus lebih tanggap dengan perubahan zaman.

“Termasuk dalam menggunakan media sosial, gunakanlah medsos dengan bijak, jangan asal posting tanpa disaring terlebih dahulu,” harapnya.

Baca Juga : Workshop Jurnalistik PKPT IPNU IPPNU Al Ghazali – NUCOM

Apa Itu Jurnalis dan Jurnalistik?

Jurnalistik adalah pengumpulan bahan berita (peliputan), pelaporan peristiwa (reporting), penulisan berita (writing), penyuntingan naskah berita (editing) dan penyajian atau penyebarluasan berita (publishing/broadcasting) melalui media.

Ada 3 aspek dalam jurnalistik yaitu;

  1. Proses yaitu “aktivitas” peliputan, penulisan, penyebarluasan info aktual melalui media.
  2. Teknik yaitu “keahlian”, keahlian atau keterampilan meliput, menulis, dan menyajikan berita (skills)
  3. Ilmu yaitu “bidang kajian”, ilmu komunikasi massa. Jurnalistik adalah kajian tentang komunikasi melalui media massa.

Jurnalisme Online yang tampil di era budaya digital saat ini, performancenya didukung dengan website / situs web-adalah “jurnalistik masa depan”, future jurnalism, yang terus berkembang seiring perkembangan teknologi digital informasi, komunikasi dan kemampuan pribadi orang per orang dalam penguasaan jurnalistik yang semakin fenomenal.

Pribadi/Orang perorang di manapun mereka berada sudah bisa memerankan diri sebagai self-reporter, swa-journalist, pewarta mandiri, meskipun hanya sekadar sebuah tulisan utas ala Twitter atau status ala Facebook, atau bahkan informasi bergenre feature berbasis situs web dengan menjunjung tinggi pedoman media siber.

Baca juga Gerakan Santri Menulis Suara Merdeka di Pesantren Raudlatul Huda

5W1H disebut sebagai metode yang memuat pertanyaan yang digunakan sebagai dasar pengumpulan informasi atau pemecahan masalah. Pertanyaan tersebut mencangkup unsur what (apa), who (siapa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa), dan how (bagaimana).

Rencana Tindak Lanjut NUCOM

Sementara itu, Achmad Nur Wahidin sebagai Tim Redaksi NUCOM Cilacap menambahkan, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk para peserta. Terutama untuk mengetahui dan menggali kemampuan para peserta pelatihan jurnalis.

Achmad Nur Wahidin berharap, setelah Pelatihan Santri Berjurnalis ini ke depan ada kegiatan serupa yang memfasilitasi praktik jurnalis bagi peserta pelatihan jurnalistik. Tentunya dengan pendampingan dari Tim Redaksi NUCOM Cilacap.

“Sehingga para peserta dapat membuat berita kegiatan yang dilaksanakan di masing-masing wilayahnya dan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas Wahid. (Apt. Eni, S.Farm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button