Trending

Kisah Tercetusnya Hari Santri Nasional (Menolak Lupa)

NU CILACAP ONLINE – Sekelumit kisah dan sejarah tercetusnya Hari Santri Nasional; Pada 23 Agustus 2016, Saya diberi kesempatan mendampingi Almarhum almagfurllah KH Agus Sunyoto yang adalah Pakde saya.

Saya memanggilnya Pakde, sapaan akrab saya kepada Romo Kiai Agus Sunyoto, yang saat itu adalah Ketua Umum Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi PBNU).

Saat kami berdua bersilaturahmi kepada Gus Halim Iskandar di kantor Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur di Jalan Ketintang Madya 153, Surabaya. Yang mana beliau (Gus Halim Iskandar-red) saat itu masih menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Kini beliau dikenal sebagai Gus Menteri Pada Kementerian Desa PDTT.

Kepadanya pun saya dan pakde matur untuk kesediaan Gus Halim selaku cucu dari Hadlratussyekh Hasyim Asy’ari memberikan sekapur sirih atau Kata Pengantar pada manuskrip buku karya Pakde yang konon puluhan tahun lamanya telah disusun, berjudul Fatwa Dan Resolusi Jihad Perang Rakyat Semesta Surabaya Juang 1945.

Syahdan, kami pun disambut hangat, penuh kebahagiaan, dan keramah-tamahan oleh beliau Gus Halim Iskandar, setelah ngobrol panjang lebar saya sodorkan manuskrip buku karya Pakde di meja Gus Halim, dan beliau membaca tentang tujuan dan arah dari buku sejarah yang ditulis oleh Pakde, Beliau pun begitu antusias dan sangat berkenan, dan menyetujui untuk memberikan kata pengantar pada buku tersebut.

Bahkan beliau juga menyarankan agar supaya buku tersebut untuk dijadikan buku babon pendidikan sejarah bagi para pelajar di Nusantara khususnya terutama pelajar di Surabaya, agar supaya para generasi nusantara tidak lupa bahwa perjuangan merebut Kota Surabaya, tidak lepas dari perjuangan Poro santri Pondok pesantren, yang mana hingga pada akhirnya Hadlratussyekh Kai Hasyim Asy’ari memaklumatkan Fatwa dan Resolusi Jihad Surabaya Juang 1945.

Buku Fatwa dan Resolusi Jihad

Semoga keinginan harapan beliau untuk menjadikan buku tersebut menjadi buku utama atau babon pelajaran sejarah di sekolah-sekolah bisa tercapai dan terpenuhi, agar supaya para generasi muda khususnya adik-adik pelajar di bangku sekolah serta pondok bisa mempelajari sejarah dari Buku Fatwa dan Resolusi Jihad Surabaya Juang 45.

Lihat juga Krolonolgi Resolusi JIhad

Dengan hadirnya Buku Fatwa dan Resolusi Jihad Surabaya Juang 45 karya Romo Kiai Agus Sunyoto, di situlah respon Almagfurllah Romo Kiai Agus Sunyoto pada Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo dan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 yang diresmikannya pada saat Deklarasi Hari Santri Nasional di Masjid Istiqlal.

Baca juga 5 Butir Mabadi Khaira Ummah, Pengertian dan Penjabarannya

Memaklumatkan bahwa Pada Tanggal 22 Oktober dicetuskan sebagai Hari Santri Nasional. Tepat setahun setelah Deklarasi Hari Santri Nasional itu, di berbagai daerah di Nusantara bahkan dunia mengadakan peringatan Hari Santri Nasional (HSN).

Upacara Hari Santri

Di Surabaya, awal Peringatan Hari Santri Nasional dipimpin KH Hasan Mutawakil Alallah dan dikomando langsung oleh Gus Halim Iskandar dengan menggandeng Wakil Gubernur Jawa Timur H Saifullah Yusuf yang mana akrab dikenal dengan sebutan nama Gus Ipul, juga salah satu cucu Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari.

Dan pada tanggal 22 oktober 2016 sebanyak 4.444 santri mengikuti upacara untuk memperingati Hari Santri Nasional, di Lapangan Tugu Pahlawan, tentu disemarakkan dengan beragam kegiatan yang menyertainya seperti gerak jalan resolusi jihad, drama kolosal resolusi jihad dan bedah buku sejarah resolusi jihad. Betapa bungah dan bahagia perasaan saya, kendati sebagai salah satu panitia di kegiatan tersebut dalam jajaran kepanitiaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.

Baca juga Hari Santri Nasional Tahun 2022

Upacara juga dilaksanakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan diikuti oleh anak ranting dan anak cabang NU di seluruh Jawa Timur, sesuai instruksi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) perayaan yang diperingati di Museum Tugu Pahlawan Surabaya saat itu, sekaligus diadakannya acara bedah buku Fatwa dan Resolusi Jihad Surabaya Juang 45 Karya Romo Kiai Agus Sunyoto yang di selenggarakan di UPT Taman Budaya Jawa Timur bertempat di Gedung Cak Durasim.

Semoga melalui karya-karya sejarah yang telah dituliskannya itu bisa dikenang oleh generasi penerus anak bangsa, dan semoga mereka tidak melupakan Jasa-jasa Almagfurllah Romo Kiai Agus Sunyoto dalam membongkar nilai sejarah juang kaum santri yang mempunyai andil dan peran yang amat besar terhadap kemerdekaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terlebih Kota Surabaya hingga kota Surabaya bisa dikenal dunia sebagai kota pahlawan seperti saat ini. (Anak Agung Ratnani/IHAS).

Baca juga Pedoman Pelaksanaan Upacara Hari Santri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button