Jatman Adipala Ngaji Bareng Kitab Ahlussunnah Wal Jamaah
NU CILACAP ONLINE – Idharoh Ghusniyyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah Annahdliyah (JATMAN) Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap Ngaji Bareng Kitab Ahlussunnah Wal Jamaah. Kegiatan ini bertepatan dengan kegiatan rutinan Pengajian Umum Ahad Wage, di Masjid Darussalam, Dusun Welahan Kulon, Desa Glempangpasir, Adipala pada hari Ahad (12/2/2023).
Kegiatan utin ini sudah terjadwal awalnya setiap ahad pahing selama sebulan sekali, Namun di hari yang sama ada rutinan Mujahadah Al Asmaul Husna tingkat Kecamatan Adipala. Sehingga kegiatan rutinan Jatman Adipala diganti di hari Ahad Wage. Kurang lebih 700 jamaah dan Pengurus Jatman Kecamatan hadir dalam kegiatan ini.
Rangkaian Acara Rutinan Jatman Adipala
Rangkaian acara kegiatan ini dimulai dengan pembacaan tahlil bersama, untuk mendoakan para muasis ulama Nahdlatul Ulama, Muasis JATMAN dan seluruh ahli kubur jamaah. Pembacaan tahlil dan do’a dipimpin langsung oleh Simbah Kiai Syahidi. Dilanjutkan pengajian Untuk Umum dengan membaca Kitab Hujah Ahlussunah Waljamaah karangan KH Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
Imam Masjid Darussalam Glempangpasir Kiai Aslih Nur Baidlowi mengungkap rasa bahagianya karena berkesempatan menjadi tuan rumah untuk kegiatan Jatman Adipala.
“Kami Selaku takmir dan jamaah masjid mengucapkan terimakasih dan senang bisa bertempatan pengajian jatman tingkat kecamatan Adipala, yang jam’aahnya adalah ihwan tarekat. Semoga lingkungan dan jamaah masjid mendapat keberkahan,” ujar kiai Aslih.
Hadir di acara Pengajian Umum Ahad Wage Jatman Adipala Ketua Takmir Masjid Darussalam Ustadz Darsum, Imam Masjid Kiai Aslih Nur Baidlowi, Ketua Ranting Muslimat NU Glempangpasir Umi wahidah, Fatayat NU Glempangpasir,jam’aah yasin tahlil Jamaah Masjid Darussalam, Ketua Jatman Adipala KH Afiffudin, Katib Jatman Adipala Kiai Ikhrom dan jajaran pengurus, semua badal mursyid Tarekat Annaqsbandiyyah, Qodiriyyah, Satariyyah, Syadiliyyah dan jam’ah tarekat yang hadir ihwan dan ihwat.
Ketua atau Mudir Jatman Adipala KH Afiffudin menyampaikan puji syukur kehadirat Allah SWT bisa terlaksana rutinan Pengajian Umum Ahad Wage putaran kedua.
“Alhamdulillah bisa terlaksana rutinan Jatman Adipala dengan kompak tidak lepas dukungan dan support para pengurus dan semua badal mursyid tarekat dan seluruh jamaah putra putri. Kegiatan ini adalah putaran kedua yang pertama di masjid Al-Falah Desa Welahan Wetan nanti rutinan depan Insya Allah di Masjid Desa Pedasong,” tutur Kiai Afif.
Ngaji Kitab Hujah Ahlussunah Wal Jamaah
Pengajian Rutin Ahad Wage dalam kesempatan ini membaca kitab Hujah Ahlussunah Wal Jamaah yang disampaikan oleh KH Tobroni Ketua Lajnah Pendidikan Tarekat Jatman Adipala. Dalam kesempatan itu beliau membaca bab Shalat tarawih.
“Sebentar lagi kita akan memasuki bulan ramadhan untuk acuan dan pedoman dalil yang menjelaskan tentang shalat tarawih, mari ngaji dan mengkaji kitab, karena banyak dari anak anak maupun masyarakat kecil kita beranggapan tareqat itu bid’ah dan pelaksanaan shalat tarawih cukup hanya 8 rakaat saja,” menyampaikan kepada jamaah.
Baca juga
- Memilih ShalatTarawahi 20 Rakaat, Ini Penjelasannya
- Awali Tahun 2023 Jatman Adipala Mengadakan Pengajian
KH Tobroni Menjelaskan bab shalat tarawih dan dasar dalilnya, shalat tarawih adalah salah satu ibadah yang disunnahkan pada bulan Ramadhan. Dilaksanakan setelah shalat isya’ sebanyak 20 rakaat dengan sepuluh salam (melakukan salam setiap dua rakaat), yang kemudian diiringi shalat witir tiga rakaat.
Ibnu Taimiyyah dan Abdullah bin Muhammad bin Abdil Wahhab menjelaskan: Merujuk keterangan dari Imam Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitab Fatawa-nya,telah terbukti bahwa sahabat Ubay bin Ka’ab mengerjakan shalat tarawih bersama orang-orang waktu itu sebanyak dua puluh raka’at. Lalu mengerjakan witir tiga raka’at.
Kemudian mayoritas ulama mengatakan bahwa itu adalah sunnah, karena waktu itu dilaksanakan di tengah-tengah kaum Muhajjirin dan Anshor. Tapi tidak satupun di antara mereka yang menentang atau melarang perbuatan itu.
Dalam kitab Majmu’ Fatawi al-Najdiyah diterangkan tentang jawaban Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdil Wahhab mengenai bilangan raka’at shalat tarawih. Ia mengatakan bahwa setelah shalat sahabat Umar mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah kepada Ubay bin Ka’ab, maka shalat yang mereka kerjakan adalah dua puluh raka’at.
Melaksanakan shalat tarawih dua puluh rakaat itu berarti mengamalkan hadits Nabi SAW yang menjelaskan keutamaan serta anjuran mengikuti jejak sahabat Umar. Tata cara ini didasarkan pada hadits:
عَنْ يَزِيدَ بْنِ رُوماَنَ أَنَّهُ قَاَل كَانَ الناَّسُ يَقُومُونَ فِي زَمَانِ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ فِي رَمَضَانَ بِثَلاَثٍ وَ عِشْرِينَ رَكْعَةً
“Dari Yazid bin Ruman,ia berkata, “Orang-orang (kaum Muslimin) pada masa Umar melakukan shalat malam di bulan Ramadhan 23 raka’at (dua puluh tarawih dan tiga witir).” (HR. Malik dalam al-Muwaththa) sebagai rujukan beliau menjelaskan hadist lain berkaitan dengan shalat tarawih :
Mengenai pelaksanaan tarawih dua rakaat dengan satu salam, hal ini sesuai dengan tuntunan Nabi SAW tentang tata cara melaksanakan shalat malam. Nabi SAW bersabda:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللِه صلى الله عليه وسلم عَنْ صَلَاةِ اللَّيْلِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى
Artinya “Dari Ibnu Umar, “Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang shalat malam. Maka Nabi SAW menjawab, “Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”. (HR. Al-Bukhari , Muslim , al-Tirmidzi al-Nasa’i ,Abu Dawud dan Ibnu Majah).
“Nanti tinggal kita menjelaskan dan mengedukasi kepada masyarakat dan anak cucu kita,” pesan KH Tobroni kepada Jamaah. (Khayaturrohman)