4 Karakter Aswaja, Kunci Sukses Perempuan NU » NUCOM

NU CILACAP ONLINE – “Ada 4 karakter Aswaja — Tawassuth, Tawazun, I’tidal, dan Tasamuh– yang harus dipatuhi perempuan NU agar sukses berperan akitif  di ranah publik”, kata anggota Dewan Komisi E DPRD Jawa Tengah Inna Hadianala SE dalam Forum Diskusi Aktual (FDA) yang digelar di Hotel Dafam Cilacap, Sabtu (26/12/2020)

Diskusi yang mengangkat tema  “Peran Perempuan NU Dalam Membangun Karakter Masyarakat Yang Berbasis Budaya Lokal”  ini diselenggarakan oleh Pengurus Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Cilacap bekerjasama dengan Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Jawa Tengah. Sejumlah  kurang lebih 60 anngota Badan Otonom Fatayat NU hadir menjadi peserta.

4 karakter tersebut, yang berpotensi menjadi kunci sukses perempuan NU menurut Ina Hadia Nala adalah Karakter Tawassuth, Tawazun, I’tidal, dan Tasamuh dalam Aswaja.

Kunci Sukses Perempuan NU

4 karakter Aswaja — Tawassuth, Tawazun, I’tidal, dan Tasamuh–  yang menjadi kunci sukses perempuan NU adalah:

  • karakter tawassuth atau sikap tengah, sedang-sedang, artinya tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan.
  • karakter tawazun atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil ‘aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits).
  • karakter I’tidal atau adil, yang artinya adalah lurus.
  • Dan yang keempat adalah karakter tasamuh atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan dan menghormati apa yang menjadi prinsip orang lain.

Perempuan NU dengan latar belakang kesehariannya seperti pengasuh pesantren, pembina majelis ta’lim, dan pengurus organisasi. Itu sangat berpotensi dalam berperan aktif di masyarakat. Termasuk menentukan kebijakan publik yang berkaitan dengan perempuan.

“Jadi mereka merupakan SDM yang sangat potensial”, tutur Inna Hadianala, anggota DPRD Prov Jawa Tengah asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.

Berbicara tentang karakter dan SDM, Wakil Katib Syuriyah PCNU Cilacap KH Muslihun Ashari menyatakan, bahwa perempuan NU pada dasarnya sangat luar biasa.

Berbicara tentang karakter budaya dan juga SDM, Perempuan NU yang dalam hal ini adalah Muslimat NU dan Fatayat NU, mereka sudah tidak diragukan lagi. Akan tetapi untuk masalah pergerakan kita kalah.

“Karena karakter orang NU yang sangat tawadu’ dan  kebanyakan ngalah. Sehingga peran di publik seringkali di ambil oleh pihak-pihak di luar NU”, kata KH Muslihun.

Selanjutnya beliau berharap agar di masa mendatang perempuan NU untuk lebih aktif lagi. Tidak hanya di dunia nyata tetapi juga di dunia maya (media sosial). Karena kunci sukses perempuan NU sangat terbuka lebar.

Perempuan NU Sukses

Kebijakan Publik

Selanjutnya, Sitti Sururiyah aktifis perempaun NU yang juga demisioner Ketua PC Fatayat NU Cilacap periode 2014-2019 mengatakan bahwa  perempuan NU sangat potensial berperan dalam penentuan kebijakan publik

Dengan perempuan NU turut berkiprah di ranah publik, maka mereka akan sangat berpotensi untuk berperan aktif dalam pengambilan kebijakan hukum terkhusus yang berkaitan dengan perempuan, karena yang paling memahami keadaan dan kebutuhan perempuan adalah kaum perempuan itu sendiri. Untuk itu perempuan jangan hanya menjadi objek pembangunan, akan tetapi harus menjadi pelaku dari pembangunan itu sendiri,

“Caranya adalah dengan menjadi perempuan wirausaha, menjadi pemimpin, dan mejadi tenaga profesional”, katanya.

Di sesi terakhir, Kepala Sub Bidang (Kasubid) Inofasi dan Teknologi  Bappeda Jateng Eni Hani memberikan support kepada peseta FDA. Perempuan untuk jeli menggali potensi alam yang ada sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi anggota.

Eni juga menghadirkan praktisi bisnis asal Wonosobo Yusuf. Yusuf yang merupakan owner kopi Bowongso, merek kopi lokal asal Desa Bowongso kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo.

Pada kesempatan tersebut, ia berbagi pengalaman dengan peserta tentang peluang bisnis dengan menggali potensi alam yang ada di daerah. Sebagai contoh adalah bisnis kopi yang ia tekuni bersama teman-temannya di Wonosobo.

Ia bercerita bahwa berkat usaha kopi Bowongso, ekonomi masyarakat di desanya terangkat. Bahkan nama desanya pun menjadi terkenal lantaran bisnis kopi ini. (Naeli Rokhmah)

Baca juga 4 Karakter Pengurus dan Anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button