Meriahkan Hari Santri Nasional, PCNU Cilacap Gelar Khitan Massal

NU CILACAP ONLINE – Khitan Massal digelar untuk memeriahkan peringatan Hari Santri 2020 oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap Jawa Tengah pada  Ahad (25/10).  Khitanan massal ini dilaksanakan oleh lembaga PCNU yang terdiri dari NU Care-LAZISNU,  LKNU , dan BMT NU Cilacap.

Khitanan massal yang  diikuti oleh 29 anak ini berlangsung dari jam 08.00-12.00 wib di Kantor PCNU Cilacap, Jl Raya Kalisabuk Km 15. Acara berlangsung dengan meriah karena adanya atraksi badut untuk mengibur peserta dan tamu yang hadir.

Ketua NU Care-LAZISNU Cilacap, H Wasbah Samudera Fawaid mengatakan khitan massal ini  merupakan bagian  dari program bidang sosial.

“Kegiatan ini dilakukan untuk meringankan beban masyarakat yang ingin menghitankan putranya di tengah pandemi saat ini”, kata H Wasbah.

H. Wasbah juga menuturkan bahwa khitanan ini adalah yang kedua kalinya dilaksanakan oleh PCNU Cilacap selama masa pandemi covid-19 ini.  Sebelumnya, PCNU Cilacap telah melaksanakan khitan massal pada 10 Juli 2020.

Khitan Massal
Peserta khitan massal dihibur dengan atraksi badut

Ini adalah wujud aksi sosial PCNU Cilacap dalam berkarya di Hari Santri Nasional 2020 yang mengangkat tema “Santri Sehat Indonesia Kuat. Kegiatan ini sekaligus sebagai sumbangsih dan bukti bahwa NU ada untuk masyarakat.

Baca juga

Cerita Anak-Anak Pemberani Ikuti Khitan Gratis NU Kesugihan

Tradisi khitan, yang biasa disebut Sunat merupakan tradisi yang telah ada sejak lama dan berlangsung sampai sekarang di masyarakat karena berbagai alasan seperti agama maupun sosial budaya. Khitanan adalah pemotongan sebagian dari organ kelamin, pelaksanaan khitan hampir disetiap tempat yaitu pemotongan kulup (Qulf) penis laki-laki.

Menurut sejumlah riwayat dan literatur, tradisi khitan atau sunat telah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Bahkan, bangsa-bangsa terdahulu juga melakukan hal yang sama. Ketika syariat ini dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS, karena pada masa itu banyak keturunan Nabi Adam AS yang telah melupakan syariat ini. Karena itu, Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menghidupkan kembali tradisi yang menjadi fitrah umat manusia itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button