KH Maslahudin Disuntik Vaksin, Ini Pesan Untuk Warga NU

NU Cilacap Online – Usai disuntik vaksin sinovac pada Senin (24/01/21), Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap KH Maslahudin sampaikan pesan untuk warga NU dan kepada masyarakat. Beliau juga berpesan, agar masyarakat segera melaksanakan vaksin dan abaikan berita hoak dan fitnah baik dari teman maupun media sosial.
Program Pemerintah vaksinasi Covid-19 telah dimulai oleh pemerintah sejak Rabu (13/01/21) terhadap Presiden Joko Widodo dan pejabat lainnya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Disusul pendistribusian vaksin ke berbagai daerah, termasuk Provinsi Jawa Tengah.
Setelah menerima 11.760 dosis vaksin Sinovac, Pemerintah Kabupaten Cilacap melakukan vaksinasi tahap 1 dengan sasaran 5.864 orang. Vaksinasi Perdana ini dibuka oleh Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji yang bertempat di Aula lantai 3 RSUD Cilacap, Senin (25/01/21). Pelaksanaan vaksinasi tahap 1 berlangsung hingga Kamis (28/01/21).
Sasaran vaksinasi tahap 1 terdiri dari berbagai unsur, di antaranya Pemerintah Kabupaten Cilacap, tenaga kesehatan, tokoh agama dan tokoh agama. Dari unsur pemerintah ada Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Wakil Bupati Syamsul Auliya Rahman, Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Farid Ma’ruf, Ketua TP PKK Kabupaten Cilacap Teti Rohatiningsih, Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi, Danlanal Cilacap Letkol Laut (P) Bambang Marwoto, Ketua DPRD Cilacap Taufik Nurhidayat dan Kepala Dinas Kesehatan dr. Pramesti Griana Dewi.
Dari tokoh agama antara lain, Perwakilan NU Wakil Rais PCNU Cilacap KH Maslahudin, S. Pd. I, Pengasuh Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin Cilacap KH Imdadurrohman Al-Ubudi, MUI Cilacap KH Muslihun Ashari.
Wawancara Eksklusif Dengan KH Maslahudin
Secara ekslusif NU Cilacap Official Media mewawancarai KH Maslahuddin , setelah beliau disuntik vaksin Sinovac sebagai yang pertama dari kalangan Nahdlatul Ulama.
Adakah seremonial khusus di awal acara?
Ada. Acara seremoni diawali laporan Kepala Dinas Kesehatan, Sambutan Bupati, doa dan mulai pemeriksaan. Yang di vaksin bareng dengan saya tokoh agama ada Gus Imdad, dan KH Muslihun Ashari dari MUI. Disusul pejabat pemerintah kemudian tenaga kesehatan RSUD Cilacap sebanyak 200 orang.
Berarti himbauan untuk warga nahdliyin untuk tidak menolak vaksin nggih, artinya mendukung pemutusan mata rantai Covid-19?
Ya betul, karena sebagai warga negara yang baik harus patuh terhadap UU No. 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan atau menghalangi penyelenggaraan kekarantinaan bisa dipidana. Menurut saya yang menolak untuk divaksin itu melanggar HAM, karena vaksin itu untuk menghambat penularan pandemi Covid-19 dan upaya mengurangi angka kematian.
Bagaimana rasanya setelah divaksin, ada efeknya atau tidak?
Seperti disuntik biasa, untuk melihat reaksinya menunggu 30 menit, ternyata biasa saja tidak ada pengaruh apapun.
Pesan apa yang ingin Anda sampaikan kepada warga nahdliyin?
Sudah nembus satu juat lebih virus corona mengidap kepada saudara kita di Indonesia tercinta ini. Maka dengan vaksin Covid-19 ini merupakan cara ampuh untuk menghambat dan melawan serta menghentikan pandemi virus corona. Karena dengan vaksin ini tubuh kita akan menjadi tambah imun atau kebal, di samping tetap mengikuti protokol kesehatan juga mengkonsumsi makanan yang bergizi dibanrengi dengan berdoa.
Setelah mengikuti screening dengan 16 pertanyaan dan pemeriksaan dokter, alhamdulillah saya lolos. Kemudian langsung diberi suntikan vaksin, rasanya seperti disuntik biasa dan aman.
Pemerintah sangat hati-hati dan teliti serta dijamin halal dalam melaksanakan pemberian vaksin Covid-19 ini, bagi siapa pun yang organ tubuhnya berupa jantung, paru, ginjal, pankreas atau lainnya bermasalah, termasuk faktor usia di atas 60 tahun, maka belum bisa mengikuti vaksinasi Covid-19.
Oleh karena itu, monggo bagi yang sudah memenuhi syarat dan diberi kesempatan, segera laksanakan vaksinasi Covid-19. Abaikan berita hoax dan fitnah baik dari teman atau media sosial tanpa sumber yang jelas.
(Disarikan dari hasil wawancara via waths app oleh Naeli Rokhmah dengan KH Maslahudin)
Ditulis oleh Shevilla Dewi Pramudita (Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto)