KH Chasbullah Badawi Kesugihan Cilacap
NU CILACAP ONLINE – KH Chasbullah Badawi adalah putra ke-7 dari KH Badawi Hanafi sosok kharismatik sang Muassis atau pendiri pondok pesantren Al-Ihya Ulumaddin Kesugihan Cilacap Jawa Tengah. KH Badawi Hanafi lahir di kampung Brengkelan, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sekitar tahun 1885 M.
Menjelang bulan Ramadhan tahun 1343 H/tahun 1924 M, atas kesepakatan warga masyarakat dusun platar dan lemah gugur kecamatan Kesugihan, didirikanlah Pondok Pesantren. Namun pendirian pondok tersebut baru disahkan pemerintah yang berpusat di Banyumas pada tanggal 24 November 1925 M /1344 H.
Pada waktu itu, bangunan pondoknya hanya terdiri dari beberapa kamar, dengan ruangan tengah yang cukup lebar untuk mengaji dan KH Badawi menempati salah satu kamar tersebut. Pada tahun 1936 beliau membangun sebuah masjid, dan langgar duwur yang tadinya digunakan untuk shalat jamaah dibongkar.
Pondok Pesantren Al-Ihya Ulumaddin
Karena pondok pesantren Al Ihya Ulumaddin berdiri tahun 1925, sehingga kini di tahun 2017 oase lautan ilmu tersebut sudah berumur 92 tahun. KH Chasbullah Badawi Wafat Senin 10 Ramadhan 1438 H/ 05 Juni 2017 pukul 19.20 WIB, dimakamkan Selasa 11 Ramadan 1438 H/ 06 Juni 2017 pukul 13.00 WIB.
Pada awalnya pondok pesantren ini dikenal dengan nama pondok pesantren Kesugihan. Pada tahun 1961 Pondok Pesantren ini berubah nama menjadi Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam (PPAI). Dan pada tahun 1983 kembali berubah nama menjadi Pondok Pesantren Al-Ihya Ulumiddin.
Perubahan nama dilakukan oleh KH Mustolih Badawi, Putra KH Badawi Hanafi. Perubahan tersebut untuk mengenang almarhum ayahnya yang sangat mengagumi karya monumental Imam Al-Ghozali (Kitab Ihya Ulumuddin) tentang pembaharuan islam.
Dalam sejarah perjuangan menyebarkan Islam di pesisir selatan Jawa Tengah ini, setelah sang pendiri PP. Al-Ihya Ulumaddin KH Badawi Hanafi meninggal dunia, kepemimpinan ponpes ini kemudian dilanjutkan oleh KH Ahmad Mustholih Badawi dan KH Chasbullah Badawi (Mustasyar PBNU), putra pendiri.
Visi Pendidikan yang Kuat
Dalam asuhan kedua kiai ini, pesantren mengalami perkembangan pesat sehingga lahir pula lembaga-lembaga pendidikan formal mulai TK hingga madrasah aliyah. Setelah KH Mustholih Badawi wafat pada 1999, kepemimpinan pondok pesantren dalam asuhan ipegang adiknya, KH Chasbullah Badawi. Hingga wafatnya hari ini 11 Ramadan 1438 H/ 06 Juni 2017.
KH Chasbullah Badawi adalah sosok yang sangat sederhana, tapi cakrawala pemikirannya sangat sangat luas, kedalaman ilmunya tercermin oleh akhlaq yang halus dan santun dalam perilaku sehari-hari. Kealiman dan kewibawaan KH Chasbullah Badawi sangat tersohor se-Nusantara, sehingga santrinya datang dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu karena kewaraan dan kadar keulamaan yang dimilikinya, beliau masuk daftar kiai khos Nasional sehingga diberi amanah sebagai Mustasyar PBNU.
Salah satu hal sangat penting yang telah dilakukan Al-Maghfurlah KH Chasbullah Badawi, bahwa beliau memiliki visi pendidikan jauh menjangkau kedepan.
Maka beliau termasuk yang merintis cikal bakal madrasah di pondok pesantren sampai kemudian merintis berdirinya Yayasan YA-BAKII. Kini menaungi sekitar kurang lebih 53 lembaga pendidikan formal dari mulai TK sampai perguruan tinggi.
Dengan berdirinya lembaga pendidikan formal, maka pondok pesantren Al-Ihya Ulumuddin telah memiliki orientasi baru pendidikan yang beradaptasi dengan modernitas. Namun tetap menjaga metode pendidikan tradisional.
Dalam kesehariannya jadwal rutin pendidikan di pesantren adalah mengajarkan berbagai kitab kuning, khususnya dengan metode bandungan atau sorogan. Terutama ilmu fikih, tasawuf, akhlak, dan nahwu shorof, tafsir, hadits, falak, tahfidzul qur’an dan berbagai cabang kelimuan lainnya.
Dan KH Chasbullah Badawi mengampu kitab paling Mulia Al-Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali dengan metode bandungan setiap bada shalat Subuh.
Dalam diri beliau tercermin sifat-sifat mulia; santun, ramah senyum, tawadhu, sangat menghormati undangan, tidak membedakan tamu yang datang. Hampir seluruh hidupnya telah beliau wakafkan untuk ummat.
Romo Chas
Nama lengkap beliau adalah KH Chasbullah Badawi yang kini biasa di pangggil oleh para santrinya, Romo Chas atau ada juga sebagian Mbah Chas.
Terlepas dari perbedaan penyebutan, beliau adalah seorang ‘ulama besar, terbukti beberapa pejabat negara dan artis artis indonesia bahkan syeikh-syeikh dari timur tengah sering bertandang bersilaturrahim di Kesugihan Cilacap. Kegiatan beliau yang penuis ikuti tiap harinya adalah mengaji kitab Al-Ihya Ulumiddin karya Imam Ghozali setiap paginya.
Kiai Chasbullah Badawi sangat sederhana, tapi cakrawala pemikirannya bisa di bilang sangat luas. Beliau sangan kagum dan terinspirasi sekali dengan Hujjatul Islam Imam Ghazali. Bahkan sampai ada yang menjuluki Imam Ghazali nya Cilacap.
Beliau adalah putra dari KH Badawi Hanafi yaitu Muassis Pondok Pesantren P Al-Ihya Ulumuddin, putra kedelapan dari KH Badawi Hanafi meneruskan kepemimpinanpondok pesantren Al-Ihya Ulumaddin sepeninggal kakaknya yaitu KH Mushtolih Badawi.
Dalam masa kepemimpinan beliau terdapat perubahan orientasi kepondokkan. Sepreti yang sering di ceritakan oleh beliau,bahwa santri sekaramg harus bisa bersaing dengan yang lain Ini terbukti. Dari usaha gigih beliau memsakkan Pendidikan formal di pesantren pada tahun 70-an.
Pada saat itu banyak sekali kyai-kyai yang sangat tidak mendukung beliau. Tapi karena kekuatan tekadnya, beliau memulainya dengan ikut membangun sekolahan yang kini menjadi MI YA-BAKII. Yang mana merupakan cikal bakal dari Yayasan BAKII.
UNUGHA Cilacap
Untuk pendidikannya beliau banyak melalang buana ke berbagai pesantren, bahkan beliau pernah masuk ke suatu universitas pada jurusan adab. Tapi beliau tidak kerasan karena pelajaran yang di pelajarinya pada tingkat universitas adalah apa yang sudah di pelajarinya di pondok pesantren.
Bahkan menurut pengakuan beliau,beliau pernah mencoba sebelum berdirinya sekolah formal di PP Al-Ihya Ulumuddin mencari beberapa santri untuk di ajarinya belajar ilmu ilmu kealaman. Dan hasilnya ketika beliau ikutkan santrinya ke ujian di sekolah lain, nyatanya mampu bersaing dengan yang bukan pondokan.
Sampai akhirnya beliau mulai merintis cikal bakal madrsah di Pondok sampai kemudian merintis berdirinya Yayasan YA-BAKII. Kini menaungi sekitar 53 lembaga pendidikan formal dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi (Institut Agama Islam Al-Ghazali/IAIIG).
Pemikirannya sangat kental sekali dengan nuansa Ke-Ghozali-an, terutama antara keseimbangan dunia dan akhirat. Salah satu ijtihad Rama Chas yang terwujud di usia senjanya adalah berdirinya Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA). Alamat UNUGHA Jl. Kemerdekaan Barat No.17, Gligir, Kesugihan Kidul, Kec. Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 53274