Gus Mus Rais Aam PBNU Gantikan Kiai Sahal Mahfudz
NU CILACAP ONLINE – KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus secara resmi menggantikan posisi yang ditinggalkan KH Sahal Mahfudz dikukuhkan sebagai Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senin (3/3/2014). Rois Aam Syuriyah merupakan jabatan tertinggi di organisasi dengan massa dan jamaah terbesar di Indonesia tersebut.
Pengukuhan Gus Mus menggantikan posisi yang ditinggalkan KH Sahal Mahfudz yang wafat, 25 Januari 2014, dilakukan setelah digelar rapat gabungan selama empat jam lebih antara Syuriyah dan Tanfidziyah di Gedung PBNU Jakarta yang dipimpin Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.
Salah satu Ketua PBNU Saifullah Yusuf mengatakan, terpilihnya Gus Mus sebagai Rais Aam terjadi secara aklamasi. “Semua yang hadir dalam rapat sepakat dan secara bulat menetapkan Gus Mus sebagai Rais Aam Syuriyah PBNU menggantikan Kiai Sahal Mahfudz yang wafat beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Dengan terpilihnya Gus Mus, maka sesuai AD/ART organisasi, Gus Mus akan menjabat Rais Aam Syuriyah PBNU sampai berakhirnya masa jabatan periode 2010-2015 atau hingga digelarnya Muktamar NU Tahun 2015.
“Dengan demikian jabatan Wakil Rais Aam Syuriyah akan kosong. Jadi dapat dikatakan Gus Mus rangkap jabatan, yakni sebagai Rais Aam dan juga wakilnya sekalian,” jelas Wakil Gubernur Jatim ini.
Menurut Gus Ipul, setelah ditetapkan sebagai Rais Aam Syuriyah, Gus Mus berpesan dan mengingatkan kepada semua pengurus PBNU bahwa NU merupakan organisasi ulama dan pengikutnya yang beraliran Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Saat ini NU, kata Gus Mus, membutuhkan orang-orang yang ikhlas menjalankan amanah dan berbuat untuk umat serta masyarakat.
Kesempatan itu, kata Gus Ipul, juga dimanfaatkan oleh Gus Mus untuk menyerukan agar suasana politik di masyarakat tetap tenang menjelang digelarnya Pemilu 2014. Masyarakat juga diminta menggunakan hak pilih sesuai keyakinan masing-masing dan memilih pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab dan mencintai rakyatnya.
Rais Aam 2 Periode
Kiai Sahal Mahfudz memiliki peran dalam organisasipun sangat signifikan, terbukti beliau dua periode menjabat Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (1999-2009) dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2000-2010.
Pada Musyawarah Nasional (Munas) MUI VII (28/7/2005) Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), itu terpilih kembali untuk periode kedua menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2005-2010.
Saat Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Donohudan, Boyolali, Jateng., Minggu (28/11-2/12/2004), beliau pun dipilih untuk periode kedua 2004-2009 menjadi Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU).
Pada 26 November 1999, untuk pertama kalinya dia dipercaya menjadi Rais Aam Syuriyah PB NU, mengetuai lembaga yang menentukan arah dan kebijaksanaan organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan lebih 30-an juta orang itu. KH Sahal Mahfudz, kembali mendapat amanat untuk menjadi Rais Aam Nahdlatul Ulama periode 2010-2015.