Taushiyah PBNU Tentang Pemilu Presiden 9 Juli 2014
NU Cilacap Online – Inilah Taushiyah PBNU Tentang Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Taushiyah ini secara resmi disampaikan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Salah satu butir taushiyah berisi ajakan “keikutsertaan secara aktif warga negara dalam pilpres merupakan perwujudan dari rasa tanggung jawab akan kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sudah menjadi kesepakatan kita bersama untuk menjaganya”. Berikut taushiyah selengkapnya.
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdu LILLAH, berkat taufiq, hidayah, i’anah dan ‘inayah-Nya, bangsa Indonesia telah selesai melaksanakan agenda kenegaraan yang sangat penting, yakni Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif pada tanggal 9 April 2014.
Kendati di sana-sini masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan yang perlu dibenahi di masa-masa mendatang, namun secara umum Pemilu telah berlangsung dengan aman dan damai.
Tiga bulan setelah selesainya Pemilu Legislatif, tepatnya pada tanggal 9 Juli 2014 bertepatan dengan bulan Ramadlan 1435 H, bangsa Indonesia kembali menyelenggarakan agenda kenegaraan yang tak kalah pentingnya, yakni Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia (Pilpres).
Perjalanan Politik NU 1914-2004
Agar supaya Pilpres berlangsung dengan aman dan lancar serta menghasilkan pemimpin yang terbaik bagi bangsa, negara dan agama, maka Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menganggap perlu untuk menyampaikan taushiyah berikut ini:
– Keikutsertaan secara aktif warga negara dalam pilpres merupakan perwujudan dari rasa tanggung jawab akan kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sudah menjadi kesepakatan kita bersama untuk menjaganya.
– Bahwa partisipasi dalam pilpres dapat dianggap sebagai bentuk ibadah, selama hal itu dilakukan dengan cara-cara yang baik dan benar, yang mengindahkan nilai-nilai agama dan moral. Sebaliknya, manakala partisipasi itu dilakukan dengan menghalalkan segala cara (al-ghayah tubarrir al-wasilah), maka hal itu merupakan bentuk kedurhakaan (maksiat) kepada Allah swt dan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara.
– Bahwa money politics yang terbukti telah terjadi dalam pemilu legislatif yang lalu, baik yang melibatkan para calon anggota legislatif (caleg), tim sukses dan masyarakat pemegang hak pilih maupun aparat penyelenggara pemilu, tidak boleh berulang kembali pada pilpres yang akan datang. Money politics adalah bentuk suap (risywah). Ia merupakan risywah siyasiyyah (suap yang berdimensi politik).
– Mengimbau kepada warga NU khususnya dan masyarakat serta bangsa Indonesia pada umumnya, untuk melakukan istighotsah, memohon pertolongan Allah swt agar pilpres nanti dapat berlangsung dengan aman, damai, dan lancar. Semoga Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih nanti benar-benar merupakan sosok pemimpin yang amanah, yang mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Pemimpin yang memiliki kemampuan untuk membawa bangsa Indonesia menuju kehidupan yang adil, makmur dan bermartabat.
– Mengimbau kepada warga NU khususnya dan segenap anak bangsa pada umumnya untuk menjaga ikatan tali persaudaraan (ukhuwwah), kendati terjadi perbedaan pilihan dan dukungan di antara mereka. Kita wajib bersama-sama menciptakan iklim dan suasana damai, jauh dari hiruk pikuk provokasi dan agitasi yang mengancam keutuhan bangsa dan negara.
Semoga ALLAH SWT berkenan mengabulkan harapan kita dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Amin ya Mujibas-sailin!Wa akhiru da’wana ‘anil-hamdu LILLAH Rabbil-‘alamin, waLLAHUl muwaffiq ila aqwamith thariq.
Jakarta, 30 Jumadil Akhirah 1435 H / 30 April 2014 M.
Dr. KH A. Mustofa Bisri (Pj. Rais Aam).
Dr. KH A. Malik Madaniy, MA (Katib Aam).
Dr. KH, Said Aqil Siradj, MA (Ketua Umum).
Dr. H. Marsudi Syuhud (Sekretaris Jendral).
Demikian Taushiyah PBNU Tentang Pemilu Presiden 9 Juli 2014, semoga bermanfaat.