UNESCO Tetapkan Memory of The World pada Manuskrip Tuanku Imam Bonjol

NU Cilacap Online – Baru-baru ini Unesco menetapkan manuskrip ‘Tambo Tuanku Imam Bonjol’ sebagai Memory of The World atau Warisan Ingatan Dunia se-Asia Pasifik pada Rabu 8 Mei 2024.
Hal tersebut merupakan prestasi bagi Provinsi Sumatera Barat, khususnya kebudayaan Minangkabau.
Diketahui proses pungusulan dilakukan Dinas Kebudayaan Sumatera Barat sejak tahun 2021 hingga sampai tahun 2024.
Naskah ditetapkan karena dinilai layak menjadi Warisan Ingatan Dunia atau Memory of the World (MoW) for Asia and the Pacific.
Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol merupakan karya perintis, sebagai manuskrip yang mempunyai relevansi sejarah faktual dan signifikan pada masa pra-kemerdekaan Indonesia. Dan bagian penting data bukti sejarah Minangkabau abad ke-19.
Demikian Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Jefrinal, melaporkan kepada wartawan, Jumat (10/5/2024) kemarin.
Adapun Ahli filologi Universitas Andalas Dr Pramono, mengungkapkan bahwa ditetapkannya manuskrip naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol sebagai Memory of The World atau Warisan Ingatan Dunia se-Asia Pasifik memberikan dampak positif terhadap ekosistem pengelolaan khazanah naskah kuno ini.
Perlu diketahui naskah ‘Tambo Tuanku Imam Bonjol’ ditulis oleh Naali Sutan Caniago, putra Tuanku Imam Bonjol, semasa pengasingannya di Manado.
Naskah tersebut menceritakan peristiwa sejarah di Minangkabau pada abad ke-19 dan dianggap sebagai autobiografi Melayu pertama dalam pengertian modern.
Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol memuat refleksi pribadi Tuanku Imam Bonjol tentang pengorbanan dan efek perang yang berkepanjangan selama 34 tahun.
Tuanku Imam Bonjol Lahir pada tahun 1772 di Sumatera Barat, adalah sosok pemimpin perang Paderi, salah satu perang terlama suku Minangkabau melawan kolonialisme Belanda dari tahun 1803-1837 di Indonesia.
Ia ditahan dan diasingkan di beberapa tempat di Indonesia, dan dalam masa pengasingannya, ia masih mengatur pergerakan perlawanan melawan penjajah.
Tiga Dokumen Sejarah Indonesia
Selain manuskrip naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol, Unesco juga menetapkan pada arsip Indarung Semen Padang, lalu menyusul kemudian arsip tentang Indonesian Sugar Research Institute tahun 1887-1986.
Naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol diusulkan Perpusnas dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat. Adapun Arsip Indarung Semen Padang diusulkan PT Semen Padang.
Kemudian Arsip tentang Indonesian Sugar Research Institute tahun 1887-1986 diusulkan Kantor Perpustakaan dan Arsip Jawa Timur, serta Balai Penelitian Gula Indonesia.
“Jadi Indonesia mengajukan satu naskah dan dua arsip. Alhamdulillah, ketiganya diterima dan ditetapkan sebagai Memory of the World for Asia and Pasific,” ungkap Ketua Kelompok Kerja Pengelolaan Naskah Nusantara Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Aditia Gunawan dalam keterangannya usai memaparkan dokumen tersebut di Ulan Bator, Ibu kota Mongolia. Jumat (10/05/2024).
Menurutnya Ke depan penting untuk memastikan dan menjamin pelestarian ketiga dokumen tersebut.
Termasuk, melanjutkan penelitian dan diseminasi ketiga dokumen hingga program-program yang dapat menunjang kedua arsip dan satu naskah twrsebut semakin dikenal luas masyarakat.
Perpusnas menegaskan dokumen tersebut dianggap signifikan bukan hanya secara nasional namun juga pada tataran global.
Sebagai contoh isi dari naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol yang berisikan atau mengajarkan tentang diplomasi, kedamaian dan konsiliasi.
“Naskah kuno itu penting karena satu-satunya di dunia. Jadi ini sangat langka dan istimewa,” Pungkasnya.
Apa itu Memory of The World
Memory of The World adalah Warisan Ingatan Dunia yang merupakan bagian salah satu program kegiatan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Unit ini difokuskan pada aktivitas kearsipan dan perpustakaan dan bertugas untuk menjaga ingatan sejarah dalam bentuk dokumen atau naskah tertulis maupun multimedia.
Program UNESCO yang dimulai 1992 ini mendorong pentingnya perawatan dan penyimpanan dokumen-dokumen bernilai sejarah. (IHA)