MWCNU Maos Cilacap Memaknai Harlah Satu Abad NU
NU CILACAP ONLINE – “Hari lahir atau Harlah Nahdatul Ulama (NU) yang ke satu abad tak hanya dirayakan oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama. Harlah NU satu abad juga semarak dirayakan sampai tingkat ranting yang dikoordinir majelis wakil cabang dalam hal ini MWCNU Maos, Kabupaten Cilacap”.
Nahdatul Ulama yang telah mencapai usia satu abad dalam eksistensinya harus membawa semangat tersendiri bagi pengurus sampai jami’yah Nahdatul Ulama di berbagai penjuru dunia.
NU, rumah besar paham ahlussunah wal jamaah serta membawa visi dan misi kemanusiaan dan terlibat dalam membangun peradaban dunia.
Langkah-langkah besar dan mendasar sudah semsestinya dilakukan Nahdatul Ulama (NU) sebagai bagian dari modernisasi di abad ke duanya ini dengan berbagai tantangan zaman dan bentuk-bentuk praktik berorganisasi.
Satu Abad NU, di mana eksistensi NU sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, seyogyanya melakukan langkah besar menuju hal-hal baik dalam visi dan misi di berbagai tingkatan pengurus.
MWCNU dan Ranting NU
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama atau MWCNU Maos, Kabupaten Cilacap sendiri dalam memakanai satu abad NU dilakukan dengan berbagai kegiatan dan seremonial keagamaan, serta upaya-upaya terus melakukan perbaikan organisasi baik di tingkat ranting maupun internal MWCNU.
Kegiatan yang dilakukan oleh pengurus MWCNU Maos menyongsong Satu Abad NU, salah satu yang penting adalah pembenahan organisasi, administrasi dan manajemen sampai tingkat ranting NU dan banom-banomnya.
Ketua Tanfidziyah MWCNU Moas, Kiai Julistanto saat ditemui NU Cilacap Online di sela-sela kegiatan lomba Musbaqoh Tilawatil Barzanji di Kompleks Pasar Pahing (28/01) yang menjadi pusat kegiatan MWCNU Maos memperingati Harlah ke- 1 Abad NU.
Kiai Julistanto mengatakan selama ini di berbagai tingkatan pengurus baik di ranting maupun MWCNU ihal administrasi, data dan infraskturktur masih lemah. Karena itu dirinya mendorong setiap ranting harus punya kantor dan seperangkatnya guna menjalankan organisasi.
“Masalahnya ada pada sisi AOM (Admisnistrasi, Organisasi dan Manajemen). Di abad ke-2 NU nanti masalah itu sudah harus selesai di semua ranting” ujar Kiai Julis
Sebagai stimulus, MWCNU Maos di satu abad NU menginisiasi lomba ranting tergiat dalam hal Administrasi, Organisasi dan Manajemen untuk pengurus ranting NU di Kecamatan Maos beserta Banom-Banom NU.
Baca juga Mujahadah Kubro Satu Abad NU Maos
Profesional Mengelola Organisasi
Tujuan lomba ranting NU tergiat ini mendorong setiap pengurus ranting NU di Kecamatan Maos untuk professional dalam mengelola organisasi.
“Bagaimana mau baik organisasinya jika tata admisnistrasi dan manajemennya tidak jalan di setiap lembaganya. Kantor dan orang-orang yang mengelola itu harus ada supaya sentralisasi kegiatan organisasi berjalan” kata Kiai Julis kepada NU Cilacap Online (28/01)
Lebih lanjut, Kiai Julistanto mengemukakan dalam kegiatan lomba hal ranting tergiat menyongsong satu abad NU untuk mengukur manajemen di setiap kepengurusan ranting NU.
Dirinya mengatakan setidaknya ada lima ranting yang sudah mendekati standart manajemen kepengurusan organisasi dan seperangkatnya itu yakni Ranting NU Desa Merenek, Gelempang, Maos Lor, Panisihan, dan Karang Kemiri.
Langkah Abad ke-2 NU MWCNU Maos
Sebagai upaya pada pembenahan organisasi dan kepengurusan di abad ke-2 NU, masalah manajemen pengurus Ranting NU tersebut disinggung oleh Kiai Julistanto harus selesai di awal abad ke-2 nanti dan berfokus pada hal lain yakni pendidikan.
Menurut Kiai Julistanto, MWCNU Maos sendiri memiliki agenda di abad ke- 2 NU yang prioritas seperti mengadakan pelatihan-pelatihan administrasi dan menejemen kepada pengurus ranting NU di kecamatan Maos.
“Kita akan mulai di adab ke 1 NU ini pembenahan administrasi dan manajemen di setiap ranting NU di bawah MWCNU Maos. Berikutnya di masa depan kita fokuskan ke pendidikan,” tandas Kiai Julis
Disebut oleh Kiai Julistanto, pendidikan bagi warga NU sangat penting sebagai langkah baik di masa depan NU khususnya di Kecamatan Maos.
Kiai Julistanto menambahkan lembaga pendidikan seperti pondok pesantrren dan sebagainya di Kecamatan Maos jumlahnya masih kecil. Pondok pesantren yang dikenal besar di Kecamatan Maos yakni Jabal Nuur di Desa Panisihan, Kecamatan Maos.
“Karena itu pendidikan kedepan juga harus menjadi perhatian selain dari pada menejemen organisasi yang kuat di semua tingkatan pengurus NU,” ungkapnya.
Perkuatan manajemen di setiap ranting NU sendiri juga sejalan dengan visi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, yang menginginkan adanya pemerintahan ala NU yang mampu mengoordinir berbagai kegiatan Jami’yah Nahdatul Ulama di setiap tingkatan baik dalam keagamaan maupun kegiatan-kegiatan lainnya.
Seperti diketahui kegiatan menyongsong satu abad NU MWCNU Maos selain lomba ranting NU tergiat dalam hal Administrasi, Organisasi dan Manajemen. Juga diadakan serangkaian berbagai kegiatan dari tanggal 20 hingga 29 Januari 2023.
Kegiatan satu Abad NU MWCNU Maos antara lain Donor Darah, Khitan Masal, Posbindu, Musbaqoh, Tilawatil Albarzanji dan acara puncak Majelis Khidmah Asmaul Husna yang dilaksanakan Ahad, 29 Januari di komplesks Pasar Pahing, Desa Kelapagada, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. (Toto Priyono)