FKUB Cilacap Ikuti Seminar Internasional Kurikulum Berbasis Cinta

NU Cilacap Online – Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) penting untuk dijadikan sebagai landasan pendidikan untuk menciptakan harmoni kehidupan. Kalau KBC diterapkan dalam dunia pendidikan kita, maka tidak ada lagi dusta di antara kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia sebagai tujuan harmoni agama di mata dunia.

Maksud dari kegiatan Internasional seminar bertopik “Indonesia as the World Destination for Religious Harmony; Strategies and Effort”. Seminar ini  diselenggarakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI, pada Jumat, (24/1/2025) berlangsung secara daring.

Seminar international ini menghadirkan Prof. Dr. Andi Salman, staff ahli Menteri Agama RI sebagai keynote speaker, Rudolf Wirawan, Ph.D., Seorang senior lecturer dan researcher dari University of Adélaïde South Australia sebagai narasumber. Sedangkan M. Adib Abdussomad, M.Ed., Ph.D., sebagai moderator yang juga Ketua Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Cilacap Fahrur Rozi mengatakan seminar international menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia sebagai bahasa pengantarnya.

Seminar international ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat dan berbagai FKUB yang diundang. FKUB Cilacap sebagai salah satu peserta seminar mengerahkan semua pengurus dan anggotanya untuk mengikuti seminar bergengsi ini.

“Hampir semua pengurus hadir dan menjadi peserta aktif. Baik yang berkumpul di ruang rapat kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap. Maupun yang mengikuti kegiatan dari rumah masing-masing”. kata Gus Rozi.

Perbedaan itu Sebuah Kekuatan

Hadir Seminar Internasional di antaranya Ketua FKUB Cilacap Fahrur Rozi, , Banu Tholib, wakil ketua FKUB yang juga wakil ketua PCNU Cilacap beserta pengurus lain.

Fahrur Rozi bahkan sempat memberikan respon atas presentasi dari narasumber Rudolf Wirawan, Ph.D., Terkait bahwa ‘perbedaan itu adalah sebuah kekuatan. Tetapi problemnya adalah bagaimana mengelola perbedaan itu.

“Problem yang di hadapi bagaimana cara mengelola perbedaan” ujarnya.

Beliau menyampaikan bahwa Indonesia memiliki basis filosofis untuk bisa menjaga harmoni di tengah perbedaan yang ada, yaitu Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Respon juga datang dari peserta lain seperti dari FKUB Demak, Mataram, Bali, Semarang, dan lain-lain.

Penghujung acara Ketua Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI. M. Adib Abdussomad, M.Ed., Ph.D selaku  moderator menyampaikan bahwa seminar internasional yang pertama. Insya Allah akan ada dengan seminar internasional  yang kedua, ketiga, dan berkelanjutan. Nantinya  dengan menghadirkan para akademisi dan praktisi kerukunan umat beragama.

“Untuk tetap menjaga harmoni kehidupan dan sebagai promosi bahwa Indonesia itu memang layak sebagai negara tujuan dunia di bidang kerukunan dan harmoni” pungkas Adib. (Rhmn)

Kontributor : Fahrur Rozi Kroya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button