Trending

Benarkah Amalan Malam Nisfu Sya’ban Haram?, Ini Penjelasannya

NU Cilacap Online – Bulan Sya’ban merupakan satu dari empat bulan Haram ( Bulan yang dimuliakan) oleh Allah. Tak terasa bulan Sya’ban di tahun ini telah memasuki 2 pekan. Yang artinya malam Nisyfu Sya’ban telah hadir di depan mata. Lantas adakah amalan khusus yang dianjurkan di Malam Nisfu Sya’ban? Banarkah amalan Nisfu Sya’ban itu haram? berikut penjelasannya.

Sebagaimana biasanya pada malam Nisfu Sya’ban, banyak kita temui di beberapa masjid masyarakat Nusantara selepas shalat maghrib berjamaah, mereka bersama-sama membaca Al-Qur’an surat Yasin 3 kali, lalu berdoa dengan doa nisfu sya’ban dengan harapan agar hajatnya dikabulkan oleh Allah dan kebaikan dunia akhirat.

Amalan seperti itu tidaklah diharamkan dalam agama, karena masuk dalam kategori bertawasul dengan amal salih. Sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Muhammad bin Alawi al Maliki al Hasani rahimahullah dalam kitabnya yg khusus membahas tentang bulan Sya’ban berjudul ” Syahru Sya’ban Maadza Fiiha “, Beliau mengatakan: Membaca surah yasin dengan niat meminta kebaikan dunia dan akhirat atau membaca Al-Qur’an seluruhnya sampai khatam semua itu tidak diharamkan juga tidak dilarang.

Baca juga Amalan, Doa Dan Shalat Di Malam Nisyfu Sya’ban

Ada sebagian kalangan yang menganggap bahwa amalan seperti itu adalah haram, dilarang. Mereka mengatakan: Orang-orang awam apa yang mereka lakukan mulai dari membaca surah yasin 3 kali, satu kali agar niat panjang umur disertai kemampuan untuk taat. Kedua kali dengan niat agar dijaga dari keburukan dan dilapangkan rezekinya, ketiga kali dengan niat agar hati menjadi tenang tentram dan husnul khatimah. Kemudian melakukan shalat hajat disela sela doa.

Dikatakan bahwa semua itu adalah tidak ada dasarnya dan tidak sah shalat kecuali dengan niat ikhlas kepada Allah bukan semata mata tujuan tertentu. Maka aku menjawab: sesungguhnya tuduhan seperti ini dengan sendirinya bathil (tidak benar).

Dugaan seperti ini akan menutupi karunia Allah dan rahmatnya. Yang  benar adalah amalan seperti ini tidaklah di larang sama sekali selamanya. Mulai dari membaca Al-Qur’an, wirid-wirid zikir, doa-doa untuk tujuan bersifat duniawiah atau permintaan setiap orang, hajat-hajat, dan cita-cita setelah mengikhlaskan niat kepada Allah pada semua itu.

Adapun  syaratnya adalah Ikhlasnya niat melakukan karena Allah SWT. Niat  ini memang dituntut di segala ibadah dan perbuatan mulai dari shalat, zakat, haji, berjihad, berdoa, dan membaca Al-Qur’an. Maka sahnya amal harus dibarengi niat ikhlas kepada Allah SWT. Hal ini memang dituntut tidak dikhilafkan di dalamnya. Bahkan jika suatu amalan tidak dibarengi ikhlas karena Allah maka ia tertolak sebagaimana firman Allah

: وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّين … الآية

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (QS. Al bayyinah : 5)

Baca Juga >> Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban Dengan Amal Ibadah

Akan tetapi tidak ada yang melarang seseorang menambahkan pada amalnya beserta niat ikhlas kepada Allah juga permintaan-permintaan atau hajat-hajatnya yang bersifat agama dan duniawiah, materi ataupun tidak materi, yang tampak ataupun yang bathin.

Siapa saja yg membaca surah Yasin atau lainnya dari surah-surah Al-Qur’an lillah ta’aala mengharap keberkahan di dalam umurnya, keberkahan di dalam hartanya, keberkahan di dalam sehatnya, maka sesungguhnya semua itu tidak berdosa baginya melakukannya. Karena ia menempuh jalan kebaikan dengan syarat tidak meyakini amalan tersebut secara khusus disyariatkan.

Maka ia membaca surah Yasin tiga 3 kali, 30 kali atau 300 kali, bahkan ia membaca Al-Qur’an sampai khatampun ikhlas karna Allah SWT. Serta mengharap hajatnya dikabulkan, keinginannya ditunaikan, kesusahannya dihilangkan, penyakitnya disembuhkan dan hutang-hutangnya dilunaskan. Maka apa semua itu pantas dianggap berdosa sedangkan Allah menyukai hamba yang meminta-minta kepadanya segala sesuatu?

Maka ia hadapkan kepada Allah dengan bacaan surah yasin atau sholawat kepada nabi SAW. Tidaklah itu melainkan hanya sebagai perantara dalam bertawassul dengan Amal amal saleh. Tiada  seorangpun dari umat islam yang mengkhilafkan tawasul dengan amal saleh.

Maka siapa saja yang ia berpuasa, sembahyang atau membaca Al-Qur’an dan bershodaqoh maka sesungguhnya ia bertawasshul dengan shalatnya, puasanya, bacaanya dan sedekahnya. Bahkan ia lebih diharapkan dikabulakan.

Sebagaimana dalam hadits Sahih, hadits yang menceritakan tiga orang yang terjebak di dalam Gua. Lalu satu orang bertawashul dengan perbuatan baiknya dengan orang tua, yang kedua bertawashul dengan menjauhi perbuatan buruk, dan yang ketiga bertawasul dengan amanahnya dengan menjaga harta orang lain dan menunaikannya dengan sempurna. Kemudian Allah mengabulkan doa mereka sehingga mereka terbeaskan dari gua tersebut.

Baca juga Bulan Syaban; Nyekar, Besik, Nyadran Apa dan Bagaimana?

Dengan ini jelas sudah amalan Nisfu Sya’ban termasuk amalan yang dibolehkan bahkan dianjurkan dalam agama, bertawassul dengan amal-amal saleh. Adapun doa yang biasanya dibaca dalam nisfu sya’ban setelah membaca Yasin 3 kali yaitu:

بسم الله الرحمن الرحيم وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أللهم يا ذا المن ولا يمن عليه يا ذا الجلال والإكرام يا ذا الطول والإنعام لا إله إلا الله أنت ظهر اللاجئين ، وجار المستجيرين ومأمن الخائفين . أللهم إن كنت كتبتني عندك ( في أم الكتاب ) شقيا أو محرما أو مطرودا أو مقترا علي في الرزق فامح ( أللهم بفضلك شقاوتي وحرماني وطردي وإقتار رزقي وأثبتني عندك غي أم الكتاب سعيدا مرزوقا موفقا للخيرات فإنك قلت وقولك الحق في كتابك المنزل على لسان نبيك المرسل : يمحو الله ما يشاء ويثبت عنده أم الكتاب (سورة الرعد : 39). إلهي بالتجلي الأعظم في ليلة النصف من شهر شعبان المكرم التي يفرق فيها كل أمر حكيم ويبرم . أسألك أن تكشف عنا من البلاء ما نعلم وما لا نعلم وما أنت به أعلم إنك أنت الأعز الأكرم . وصلى الله تعالى على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه وسلم

Doa ini oleh Sayyid Alawi al Maliki telah ditunjukkan kepada para masyaayikh guru-guru beliau dari ulama hadits dan fiqih, mereka semua memastikannya dan membenarkannya. Dalam hadits pun doa ini ditemukan dalam hadits mauquf. dalam kitab al Mushannaf libni abi Syaibah dan ibnu abu dunya dalam ad du’a :

عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ ، قَالَ : مَا دَعَا قَطُّ عَبْدٌ بِهَذِهِ الدَّعَوَاتِ إِلَّا وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي مَعِيشَتِهِ : ” يَا ذَا الْمَنِّ ، فَلَا يُمَنَّ عَلَيْكَ , يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ ، يَا ذَا الطَّوْلِ وَالْإِنْعَامِ ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ , ظَهْرُ اللَّاجِئِينَ وَجَارُ الْمُسْتَجِيرِينَ وَمَأْمَنُ الْخَائِفِينَ , إِنْ كُنْتَ كَتَبْتنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا فَامْحُ عَنِّي اسْمَ الشَّقَاءِ , وَأَثْبِتْنِي عِنْدَكَ سَعِيدًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرِ فَإِنَّكَ تَقُولُ فِي كِتَابِكَ يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ سورة الرعد آية 39

Inilah keyakinan kita, manhaj Ahlussunah wal jamaah. Semoga manfaat, Wallahu a’lam bishowwab.

Baca juga Khutbah Bahasa Sunda: Kautamaan Sasih Sya’ban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button