Trending

Banom NU Karangjengkol Ziarah Wali Se Cilacap – Banyumas

NU Cilacap Online – Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Karangjengkol Kecamatan Kesugihan bersama Banom NU nya – Muslimat NU, GP Ansor NU, Fatayat NU, Ranting IPNU dan IPPNU – melaksanakan ziarah ke makam wali se Cilacap – Banyumas.

Kegiatan ini diikuti kurang lebih 200 orang kader NU. Ziarah ke 6 titik lokasi menjadi tujuan yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Cilacap dan Banyumas.

Agenda Rutin Ziarah Wali

Ziarah wali ini menjadi pengobat rindu jamaah setelah sempat diliburkan selama dua tahun sejak pandemi melanda. Tentu saja hal ini disambut dengan sangat antusias oleh Nahdliyin.

“Ziarah wali ini menjadi agenda rutin Ranting NU Karangjengkol, tapi karena Pandemi terpaksa ditiadakan dalam waktu dua tahun ini. Alhamdulillah sekarang bisa melaksanakan lagi dan warga juga sangat antusias. Terlihat dari banyaknya peserta yang mengikuti, sekitar dua ratusan orang,” ujar Ketua PRNU Karangjengkol Mustangin Hilmi saat dikonfirmasi oleh NU Cilacap Online, Senin (13/12).

Rais Syuriyah PRNU Karangjengkol K Sulam Munajat kepada jamaah menyampaikan sisi positif dari kegiatan berziarah wali.

“Dengan berziarah sesungguhnya akan mengingatkan kita pada kematian; yang demikian menjadikan kita semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berziarah juga menjadi sarana berbakti kepada orang tua karena bacaan doa dan ayat-ayat Alqur’an akan menjadi hadiah untuk mereka di alam kubur,” katanya.

6 Makam Wali Cilacap Banyumas

Ziarah Wali Cilacap Banyumas mengggunakan 6 buah armada bus, rombongan bertolak dari Balai Desa Karangjengkol. Perjalanan ziarah ditempuh dalam waktu satu hari sejak pagi sampai malam hari, Ahad (12/12).

  • KH Badawi Khanafi

Tujuan pertama adalah makam KH Badawi Hanafi yang berlokasi di jalan Kebon Sawo Dusun Sendang Arum Desa Kesugihan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. KH Badawi merupakan pendiri Pesantren Al ihya Ulumaddin, salah satu pesantren terbesar di Kabupaten Cilacap.

  • Syekh Mahfudz

Lokasi kedua adalah makam Syekh Mahfudz yang berada di dalam kawasan Wisata Religi Gunung Selok, masuk Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.  Nama lengkapnya Syekh As-Sayid Mahfudz bin Abdurrahman Al-Hasani adalah seorang ulama inovatif dan pejuang kemerdekaan. Semasa hidupnya, Syekh Mahfudz aktif berjuang di medan pertempuran dan memiliki strategi jitu dalam mengorganisasi pasukan. Maka nama beliau itu menjadi masyhur. Beliau sangat getol dalam memperjuangkan kemerdekaan RI, maupun sesudahnya.

  • KH Hisyam Zuhdi

Dari Gunung Selok, perjalanan berlanjut menuju situs makam para wali di Kabupaten Banyumas.  Situs pertama adalah makam KH Hisyam Zuhdi Leler, di Desa Randegan Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Beliau adalah pendiri Pesantren Attaujieh Al Islami. Pada zamannya, KH Hisyam termasuk ulama yang jadi rujukan sekaligus panutan umat Islam Banyumas dan sekitarnya.

  • Mbah Mohammad Ilyas

Ziarah pun berlanjut menuju Sokaraja. Di sana rombongan berziarah ke makam KH RM Mohammad Ilyas.  Mbah Ilyas, demikian orang-orang menyebutnya. Makamnya berlokasi Jl. Raya Kembaran, Dusun II Sokaraja Lo, Sokaraja Lor, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sejak awal 1880-an, KH Muhammad Ilyas telah menjadi mursyid (guru tarekat) terkemuka. Ia salah satu khalifah wilayah Jawa dari Syekh Sulaiman Zuhdi, guru tarekat Naqsabandiah Kholidiyah di Mekkah yang asal Turki.

  • Syekh Maqdum Wali

Dari Sokaraja, rombongan bertolak makam Syekh Maqdum Wali yang berlokasi di Sawah, Purwokerto Barat, Sawah, Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Syekh Makhdum Wali adalah salah seorang bangsawan dan ulama yang ditunjuk Sultan Demak Raden Patah untuk menyiarkan Islam di wilayah Kadipaten Pasir Luhur (sekarang Banyumas). Kala itu Raden Patah meminta agar siar Islam dilakukan dengan dakwah dengan damai tanpa peperangan.

  • Syekh Abdus Somad

Tepat saat adzan Maghrib berkumandang, rombongan tiba di Cilongok Banyumas. Di sinilah makam Syekh Abdus Somad tepatnya di Jombor, Cipete Kecamatan Cilongok Banyumas. Beliau merupakan kakek Buyut dari Syekh Abdul Malik bin Muhammad Ilyas, Kedungparuk Mersi yang merupakan guru dari Maulana Habib Luthfi bin Hasyim bin Yahya Pekalongan.

Selain Mbah Malik Kedungparuk, Syekh Abdush Shomad juga menurunkan banyak keturunan yang menjadi obor agama di wilayah Banyumas hingga nusantara, termasuk yang turut serta berperan merebut, mempertahankan hingga mengisi perjuangan NKRI termasuk termasuk di antaranya adalah Mbah Kiai Nuruz Zaman.

Di pesantren Kiai Nur Zaman di Jombor ini sering menjadi tempat singgah para pejuang. Di sinilah para pejuang turut serta mendapatkan, olahkanuragan, olah batin, pencerahan hidup hingga logistik makanan sebelum dan pasca berjuang.

Makam Syekh Abdus Shomad sebagai tempat persinggahan terakhir dalam perjalanan ziarah hari itu. Makamnya berada di sebuah perbukitan. Untuk mencapai makam, peziarah harus mendaki jalan berupa undakan berjumlah 99.

Sementara di kanan kirinya terdapat banyak pohon Nagasari berumur ratusan tahun. Rombongan berziarah setelah sebelumnya melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di masjid yang berada di depan jalan undakan menuju makam.

Banom NU Karangjengkol Ziarah Wali

Alasan Ziarah Wali

Ziarah kubur termasuk ke makam para wali (auliya) menjadi aktivitas rutin bagi Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Terutama ke makam-makam para wali Allah. Habib Luthfi memiliki alasan mengapa suka melaksanakan ziarah Wali. Menurutnya, para wali Allah tetap hidup di alam kuburnya (barzakh) seperti kehidupan mereka di dunia.

“Para wali yang ahli tahajjud tetap tahajjud di alam kuburnya. Yang ahli tadarus Al-Qur’an tetap tadarus Al-Qur’an. Yang ahli silaturahim tetap silaturahim. yang ahli Shalawat tetap bershalawat dan seterusnya,” demikian kata Habib Luthfi seperti yang diposting di akun instagram @ulama.nusantara.

“Hal ini sebagai kenikmatan yang mereka alami di alam kubur. Jika ada para peziarah berdiri mengucapkan salam dan doa-doa, maka si wali yang diziarahi juga ikut berdiri, menjawab salam dan mengamini doa-doanya,” imbuh Habib Luthfi.

Lalu, lanjut Habib Luthfi, jika para peziarah membaca Yasin, tahlil, dan sebagainya, maka si wali juga ikut membacanya.

Jika para peziarah tawassul, maka beliau ikut mendo’akan,” tutur Rais Am Jam’iyah Ahlith Thariqah Mu’tabarah An-Nahdliyiah (JATMAN).

Habib Luthfi bin Yahya menuturkan kisah-kisah para Waliyullah. Di antara wali ada yang ahli darok (menolong), sering keluar dari kuburnya ke alam dunia ini untuk menolong para pecintanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button