Trending

Thariqah Naqsyabandiyah Al Khalidiyah: Mursyid, Guru & Silsilah

NU Cilacap Online – Di Kedung Paruk, Sokaraja Banyumas Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah diajarkan oleh Syekh Muhammad Ilyas bin Aly yang lebih dikenal dengan panggilan Mbah Guru Ilyas tahun 1864 M dan sejumlah penerusnya seperti Mbah Malik, KHR Rifa’i Afandi, KHR Abdussalam dan KHR Toriq Arif Ghuzdewan.

Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah adalah salah satu thariqah mu’tabarah yang dalam sejarah mempunyai silsilah (guru) sampai Rasulullah SAW melalui mursyid akbar (guru besar) Syekh Muhammad Bahaudin al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi.

Mbah Ilyas Kedung Paruk

Semula Mbah Guru Ilyas hanya mengajarkan thariqah ini di Grumbul Kedung Paruk Desa Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas (Purwokerto). Namun perkembangannya meluas sampai Sokaraja dan daerah-daerah sekitar (Karisidenan) Banyumas.

Penerus dan pengembang thariqah yang diajarkan oleh Mbah Guru Ilyas di Kedung Paruk adalah putra beliau dari istri Kedung Paruk Nyai Zainab (cucu Syekh Abdus Shomad/Mbah Jombor ), yaitu Syekh Muhammad Abdul Malik, sedang yang di Sokaraja adalah putra beliau dari istri Sokaraja Nyai Khatijah (putri Kiai Abu Bakar Penghulu Landrat/ Peradilan Agama), yaitu Syekh Muhammad Affandi.

Syekh Muhammad Ilyas (Mbah Guru Ilyas), memperoleh ijazah sebagai mursyid Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah dari Syekh Sulaiman Zuhdi Al Makki di Jabal Qubes Makkah Saudi Arabia. Beliau berguru memperdalam ilmu tasawuf dan berbagai disiplin ilmu lainnya di tanah suci selama 40 tahun.

Mbah Guru Ilyas adalah salah satu dari sembilan Ulama yang mendapat amanah mengajarkan dan menyebarluaskan thariqah di tanah jawa khususnya dan nusantara Indonesia pada umumnya. Dari sang guru Syekh Sulaiman Zuhdi Al Makki Selama 48 tahun (1864-1912) Mbah Guru Ilyas mengemban amanah mengajarkan dan menyebarluaskan Thariqah Naqsyabandiyah Al Khalidiyah di sekitar (Karsidenan) Banyumas.Thariqah Naqsyabandiyah Al Khalidiyah: Mursyid, Guru & Silsilah Kedung Paruk Sokaraja

Syekh Muhammad Abdul Malik

Beberapa saat sebelum Mbah Guru Ilyas wafat (tahun 1333 H/1912 M), kemursyidan Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah Kedung Paruk diamanahkan kepada Syekh Muhammad Abdul Malik dan kemursyidan di Sokaraja diamanahkan kepada Syekh Muhammad Affandi. Mbah Guru Ilyas wafat dalam usia 147 tahun dimakamkan di komplek Pondok Thariqah Sokaraja Lor.

Syekh Muhammad Abdul Malik yang lebih dikenal dengan panggilan Mbah Malik, di samping mengajarkan (mursyid) Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah juga mengajarkan (mursyid) thariqah Syadziliyah dua thariqah terbesar di Indonesia. Baca juga Toriqoh Menurut Maulana Habib Lutfi bin Yahya

Syekh Muhammad Abdul Malik dikenal sebagai Guru Besar Thariqah An Naqsyabandiyah dan Thariqah As Syadziliyyah Indonesia. Beliau memperoleh ijazah mursyid Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah langsung dari sang ayah Syekh Muhammad Ilyas, sedang ijazah mursyid thariqah Syadziliyyah diperoleh dari Al Qutub Al’Arif Billah As Sayyid Ahmad Nahrawi Al Makki Makkah Saudi Arabia.

Di samping itu Mbah Malik juga pengamal Thariqah Qadiriyyah, Alawiyyah dan lainnya. Konon Mbah Malik mengamalkan 12 Thariqah. Namun ada  empat thariqah yakni Naqsyabandiyah Khalidiyah, Syadziliyah, Qadiriyyah dan Awwaliyyah yang beliau ajarkan kepada penerus-penerusnya.

Mbah Malik memangku kemursyidan thariqah di Kedung Paruk selama 68 tahun (1912-1980 M). Beliau wafat dalam usia 99 tahun, pada hari Kamis malam Jum’at, 2 Jumadil Akhir 1400 H/ 17 April 1980 M dan dimakamkan di belakang Masjid Bahaa-ul-Haq wa Dhiyaa-ud-Dien Kedung Paruk

Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah diturunkan (kemursyidannya) kepada Syekh Abdul Qadir (cucu Mbah Malik) dan dua thariqah terbesar (Naqsyabandiyah Khalidiyah dan Syadziliyah) diturunkan (kemursyidannya) kepada murid kesayangannya, yaitu Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, Pekalongan Rais ‘Am Jam’iyyah At Thariqah Mu’tabarah An Nahdiyyah Indonesia (JATMAN).

Penerus Thariqah

Penerus Syekh Muhammad Abdul Malik di Kedung Paruk adalah cucu-cucu beliau, karena beliau tidak menurunkan anak laki-laki (anak laki-laki satu-satunya yang bernama Ahmad Busyairi wafat ketika masih lajang umur 36 tahun). Satu-satunya anak perempuan Mbah Malik (Nyai Chairiyah), menurunkan 9 orang anak (3 anak laki-laki dan 6 anak perempuan). Baca juga Halal Bihalal dan Silaturahim Toriqoh Nahsyabadiyah

Penerus pertama Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah adalah Syekh Abdul Qadir bin Haji Ilyas Noor cucu nomor 3, memperoleh ijazah mursyid langsung dari Mbah Malik, memangku kemursyidan selama 22 tahun (1980-2002). Syekh Abdul Qadir wafat pada hari senin 5 Muharram 1423 H/ 19 Maret 2002 M, dalam usia 60 tahun dimakamkan di belakang Masjid Bahaa-ul-Haq wa Dhiyaa-ud-Dien Kedung Paruk.

Penerus kedua Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah adalah cucu nomor 6, Syekh Sa’id bin Haji Ilyas Noor, Beliau memperoleh ijazah mursyid  dari Alhabib Almursyid Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan. Ia memangku kemursyidan selama 2 tahun (2002-2004). Syekh Said wafat pada hari kamis, 3 juli 2004 dalam usia 53 tahun dan dimakamkan di belakang Masjid Bahaa-ul-Haq wa Dhiyaa-ud-Dien Kedung Paruk.

Baca juga 45 Thariqah NU Yang Berstandar Atau Mu’tabarah

Sedangkan penerus ketiga Thariqah Naqsyabandiyah al Khalidiyah adalah cucu nomor 7, Haji Muhammad bin Haji Ilyas Noor.  Ia memperoleh ijazah mursyid  dari Alhabib Almursyid Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya pada hari senin 1 Rajab 1424 H/ 18 Agustus 2004 M. Saat ini, thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyah Kedung Paruk dipimpin oleh Haji Muhammad Ilyas Noor penerus ketiga Mbah Malik.

Nama pondok pesantren Bani Malik resmi pada tahun 2004. Sebelumnya jam’iyyah thariqah Kedung Paruk memiliki nama Pondok Pesantren Thariqah Robithoh As-shufiyah. Pergantian nama ini  untuk mengabadikan Mbah Malik, sebagaimana ungkapan Kiai Muhammad Ilyas Noor.

Perubahan nama menjadi pondok pesantren bani malik ini mulai tahun 2004. Dulu awalnya malah tanpa nama ketika tahun 1864-1980. Perubahan nama ini karena ingin mengabadikan Mbah Malik karena Beliau sebagai pendobrak, pemerkasa dakwah di sini

Mursyid Thariqah

Berikut mursyid-mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Al Khalidiyah Sokaraja.

  1. KHR Ilyas, Wafat 29 Shofar 1334 H (05 Januari, 1916 M)
  2. KHR Muhammad Affandi, Wafat 1347 H (1929 M)
  3. KHR Ahmad Rifa’i, Wafat 1388 H (1969 M)
  4. KHR Abdusalam, Wafat  Hari Senin, 13 Rajab, 1435 H (12 Mei 2014 M)
  5. KHR Toriq Arif Ghuzdewan MSCE

Silsilah (Guru-Guru) Thariqah

  1. Rasululloh Muhammad SAW
  2. Sahabat Abu Bakar-Siddiq
  3. Sahabat Salman Al-Farisi
  4. Syekh Qashim bin Muhammad
  5. Syekh Ja’far Shodiq
  6. Syekh Thaifur bin ‘Isa Abu Yazid Bustomi
  7. Syekh Abi Hasan ‘Ali Khorqoni
  8. Syekh Abi ‘Ali Al Fadloi
  9. Syekh Yusuf Hamdani
  10. Syekh Abdul Kholiq Ghujdawani
  11. Syekh ‘Arif Riwikari
  12. Syekh Mahmud Anjir Faghnawi
  13. Syekh ‘Ali Romitani
  14. Syekh Baba Samasi
  15. Syekh Amir Kulal Khojikaniyah
  16. Syekh Muhammad Bahauddin Naqsyabandi
  17. Syekh ‘Alaudin ‘Aththor
  18. Syekh Ya’qub Jarhi
  19. Syekh Nashiruddin ‘Ubaidillah Ahror
  20. Syekh Muhammad Zahid
  21. Syekh Muhammad Darwisy
  22. Syekh Muhammad Khaujaki
  23. Syekh Muhammad Baqi Billah
  24. Syekh Ahmad Faruqi
  25. Syekh Muhammad Ma’shum
  26. Syekh Muhammad Saifudin
  27. Syekh Nur Muhammad Budwani
  28. Syekh Habibullah Syamsuddin Jana Janan
  29. Syekh Abdullah Dahlawi
  30. Syekh Khalid Baghdadi
  31. Syekh ‘Abdullah Makki
  32. Syekh Sulaiman Qorimi
  33. Syekh Sulaiman Zuhdi  Ismail Barusi
  34. KHR Muhammad Ilyas
  35. KHR Affandi Ilyas
  36. KHR Rifa’i Afandi
  37. KHR Abdussalam
  38. KHR Toriq Arif Ghuzdewan

Thariqah Naqsyabandiyah Al Khalidiyah: Mursyid, Guru & Silsilah, sumber: Thariqah Sokaraja (Khayaturrohman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button