Sapi Kurban Tewas Sebelum Disembelih, Inilah Sebabnya.

NU CILACAP ONLINE – Kejadiaan naas menimpa shahibul kurban (pekurban) Masjid Salafiyah, Dengok V, Rt 15/05, Dengok, Playen, Gunungkidul sapi kurban tewas di hari raya Iduladha sebelum disembelih.

Kepala Desa Dengok Suyanto mengatakan, pada Minggu, (16/06) sore sapi masih dalam kondisi sehat dan dibawa ke masjid. Sapi tersebut ditali pada sebuah pohon.

“Minggu malam pukul 24.00 WIB, sapi masih aman ditali di sisi kidul masjid. Karena posisi masjid proses pembangunan, jadi tidak ada yang berjaga di masjid,” ujarnya kepada wartawan pada Selasa (18/6/2024).

Karena tidak ada yang berjaga, kondisi sapi kurban tidak terpantau. Sehingga paginya (Senin, 17/6), dilokasi diketahui sapi terlihat lunglai dan dipastikan meninggal dunia, diduga lilitan tali pengikat (dadung kendat) itulah penyebabnya hingga sapi itu tewas.

“Sapi pun dikubur di pagi hari raya Iduladha kemarin, dan pemilik sapi (pekurban) pun ikhlas dengan peristiwa naas ini,” pungkasnya iba.

Baca juga: Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban Sesuai Syariat

Cilacap Alami Peningkatan Hewan Kurban

Sementara itu di Kabupaten Cilacap alami peningkatan jumlah hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah atau 2024 ini. Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap mencatat ada sebanyak 22.485 ekor.

Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 tercatat sebanyak 19.063 ekor, tahun 2023 sebanyak 19.765 ekor sapi, kambing maupun domba.

Baca juga: Daging Kurban Agar Tetap Segar dan Berkualitas, Inilah Resepnya!

“Tahun ini ada 6.350 ekor sapi, untuk kambing ada 15.500-an dan domba hanya ratusan 635 ekor,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Susilan.

“Adapun pemeriksaan terhadap hewan kurban telah dilaksanakan sebelum Idul Adha dan tidak ditemukan adanya penyakit PMK, LCD maupun Anthrax. ” Terang Susilan yang juga ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPNU) Cilacap masa khidmat 2019-2024,

“Pemeriksaan masih akan terus dilakukan oleh Dinas Pertanian pasca penyembelihan atau post mortem, artinya setelah di potong, dilihat organ dalamnya terutama hati, paru-paru lidah dan kepalanya,” katanya ketika dikonfirmasi via telpon.

“Pemeriksaan post mortem ini masih akan dilakukan petugas di lapangan hingga H+3 Iduladha.” pungkasnya.

Baca juga: LPPNU Inisiasi Pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) NU

Untuk diketahui Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) merupakan salah satu Lembaga Resmi di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) yang membidangi pengembangan pertanian dalam arti luas yaitu, pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan manajemen sumber daya alam, pengembangan peedesaan serta lingkungan hidup. (IHA)

Baca juga: Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button