KH Maslahudin, Catatan Kenangan HM Taufiq Hidayattulloh
NU CILACAP ONLINE – KH MASLAHUDIN kiprah dan perjuangan dan perjalanan hidupnya ada dalam catatan memorial dan kenangan banyak orang, salah satunya adalah HM Taufiq Hidayattulloh, seorang Muhibbin yang sedang kehilangan Sahabat.
NU Cilacap Online mengunggah untaian bijak memorial KH Maslahudin ini dalam Jejak Ulama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Berikut ini catatan lengkapnya.
Bakti Sosial Pemuda Ansor
Suatu saat pada medio Juni 2000. Awal Ketika Sekretariat PCNU Cilacap, berpindah dari Gedung Pusat Informasi Keluarga Maslahat MWCNU Kesugihan (Sekarang Poliklinik Az Zahra Husada) ke Kantor milik PCNU Cilacap di Jalan Masjid 1/36 Cilacap.
Saya membuka arsip lama berdebu yang ada di rak Kantor PCNU, dan saya temukan dokumen kegiatan PAC Gerakan Pemuda Ansor Kawunganten saat melaksanakan kegiatan bakti sosial GP. Ansor di Kampung Laut, tahun 1980-an.
Di situ saya temukan pas foto hitam-putih ukuran 4×6, bergambar pemuda dengan rambut jabrik tinggi disisir rapih ke belakang, dan di balik foto, terbaca tulisan latin cukup rapih, Maslahuddin, Ketua Panitia Bakti Sosial (Baksos).
Saya cukup penasaran dengan gambar tersebut, dan berusaha mencari tahu, siapakah gerangan sosok pemuda yang saat saya masih usia SMP, telah melakukan kegiatan Dakwah dan Bakti Sosial di Kampung Laut? Satu wilayah yang sulit terjangkau dan dikenal sebagai basis missionaris bahkan disebut sebagai daerah kasis kristenisasi dan saat itu menjadi episentrum Gerakan misionaris Katolik, di bawah Yayasan Sosial Bina Sejahtera.
Maklum, pada periode itu, memang kami yang berbasis organisasi kemahasiswaan Islam NU sering mendapat informasi tentang adanya program kristenisasi di daerah tertinggal, dan Kecamatan Kampung Laut, merupakan kecamatan baru, pecahan dari Kawunganten, yang disinyalir sebagai sasaran utama program mereka.
Ketua MWCNU Kawunganten
Rasa penasaran sayapun terbayar, beberapa saat setelah secara sukarela kami mendampingi Ketua PCNU Cilacap saat itu, KH M Suhud Muchson, Lc, bersama Rais Syuriyah, KH Suada Adzkiya. Saat melakukan serangkaian konsolidasi organisasi ke MWC-MWC, atau lebih dikenal dengan Turba.
Posisi Saya yang pengangguran selanjutnya membantu sekretaris PCNU, H Syamsul Hidayat Hammaf, yang memiliki kesibukan baru sebagai Ketua Komisi A DPRD Cilacap, sekaligus menjadi Ketua FKB DPRD Cilacap. Almarhum H Syamsul Hidayat Hammaf adalah ayah dari Ahmad Fajri Nida atau Gus Fani (Ketua PC GP Ansor Cilacap 2022-2026).
Tanpa diperintah, saya yang masih berstatus mahasiswa abadi (Saya mahasiswa semester 10 di IAIIG, Masuk Tahun 1994 dengan NIM 940077) untuk mbadali atau menggantikan peran-peran kinerja Sekretaris PCNU CIlacap. Dan ternyata, sosok pemuda berambut jabrik yang saya temukan fotonya di arsip lawas tersebut adalah Maslahudin, Kiai muda energik, yang menjabat Ketua MWCNU Kawunganten.
Pegiat Sekretariat PCNU Cilacap
Kantor PCNU Cilacap di Jalan Masjid 1/36 Cilacap saat itu menjadi sekretariat dan basis pegiat Nahdlatul Ulama (NU) dalam berkonsolidasi. KH Maslahudin salah satunya yang mondar-mandir Kawunganten – Cilacap dan sebaliknya
Saat itu, resource NU Cilacap juga masih sangat terbatas. Satu-satunya fasilitas yang dimiliki adalah kantor dan satu unit mobil Suzuki Carry tahun 1983, dan belum ada aktifis muda NU yang bisa nyopir.
Begitupun dengan keuangan PCNU. Masih sangat minim. Untuk sekedar menghidupkan seretariat, Saya bersama pegiat sekretariat lainnya seperti HA Muslikhin, Drs Musa Ahmad, KH Charir, Asipuddin, S.Pt., dan aktifis lintas partai dan lintas agama Cilacap membentuk Forum Lintas Pelaku (FLP).
Dari FLP ini mendapatkan bantuan dana operasional dari Bupati Cilacap, saat itu Alm. H. Herry Tabri Karta. Dari honor pengurus FLP yang berlatar belakang NU, kami sepakat untuk menyisihkan honornya, masing-masing Rp. 50.000/orang/bulan.
Kemudian dari honor bulanan yang diterima saat itu, @300.000,- dan dipegang HA. Muslikhin untuk pembiayaan kebutuhan rutin kantor sekretariat PCNU Cilacap seperti Listrik, langganan tilpun, PDAM dan kebersihan.
Kami bersama PC LAKPESDAM NU Cilacap, dengan jajaran pegiatnya aantara lain Drs Musa Ahmad, KH Charir Mukharir, dan Gus Khazam, mengajukan proposal program Perencanaan Partisipatorik Penyusunan Program Desa kepada Bupati Cilacap.
Ada dana yang dikucurkan saat itu sebesar Rp. 50.000.000 setahun. Sekali lagi, dari honor pengelolaan program tersebut, kami bersepakat untuk setiap orang, setiap bulan, secara sukarela iuran perorang 50.000,- untuk membiayai biaya rutin secretariat PCNU Cilacap.
Saat tahun 2000-an, sekretariat PCNU Cilacap sudah aktif menggeliat. Meski memang PCNU Cilacap masih kekurangan personal muda, sehingga memungkinkan seseorang menjabat di beberapa Lembaga dalam waktu bersamaan. Dan sebelum Muktamar NU di Donohudan Solo, ketentuan rangkap jabatan kepengurusan memang belum begitu ketat ditegakkan.
Sebagai Ketua LDNU Cilacap
Kamipun diberi kesempatan untuk sering bekerja bersama, saat KH Maslahudin diberi amanat menjadi Ketua Lembaga Dakwah PCNU Cilacap, dan saya menjadi salahsatu wakil sekretaris, bersama Alm. Munawir, S.Ag. sekaligus juga merangkap jabatan sebagai Sekrearis PC. LP. Maarif NU Cilacap, juga bendahara di PC. LAKPESDAM NU CIlacap Bersama Drs. Musa Ahmad, KH Charir Mukharir, Gus Khazam, dan Asifuddin, S.Pt. keponakan KH Mukhlisuddin Affandi, BA.
Di LDNU Cilacap, potensi KH Maslahudin sebagai penggerak organisasi (muharrik) terlihat begitu menonjol. Tahun pertama beluai sebagai Ketua, sebagai Langkah konsolidasi organisasi, kami menyelenggarakan Diklat Mubaligh NU Se-Kabupaten CIlacap, bertempat di Jala Bhumi Cilacap, selama tiga hari, dengan rencana anggaran sebesar Rp. 17.000.000,-
Tentu itu bukan angka yang kecil pada saat itu, dan modal kami, uang satu juta pemberian KH Maslahudin, dan kekurangannya kami membuat puluhan proposal kegiatan, disebar ke berbagai tokoh. Dan saat ceking terahir, tiga hari sebelum kegiatan, kami panik, karena belum serupiahpun masuk ke panitia dari ser-kiler proposal yang kami edarkan, sehingga hampir saja kami berpikir untuk membatalkan Diklat Munaligh NU tersebut.
Namun diluar dugaan, kekurangan pendanaan secara keseluruhan ditutup oleh Ketua LDNU, KH Maslahudin, dan diharapkan panitia untuk terus menggali dana dari berbagai sumber. Kalau sampai ahirnya tidak mendapatkan sejumlah itu, KH Maslahudin mengikhlaskan.
Kami ingat sekali kalimat beiau. “Kita coba mengatasi masalah tanpa masalah, toh sekarang sudah ada Maslah, bisa digantu mengatasi Masalah Bersama Maslah.”
Acarapun terselenggara. Seluruh kebutuhan terpenuhi, peserta mendapatkan uang saku, dan saat pembubaran panitia, ternyata pihak-pihak yang kami kirim proposal sudah memberikan bantuan, hingga pinjaman dari KH Maslahudin dapat dikembalikan penuh, hingga KH Maslahudin menginfaqkan uang pengembalian sebesar Rp. 5.000.000,- sebagai modal PC. LDNU melaksanakan kegiatan.
Mendukung LP Maarif NU
Pada masa khidmat PCNU Cilacap 2002-2007, sesuai jabatan saya sebagai Sekretaris PC Lembaga Pendidikan Maarif NU Kabuoaten CIlacap dengan Ketua H Djamaluddin Azhar, program awal kami adalah konsolidasi organisasi bidang pendidikan.
Cukup lama vakum kegiatan LP Maarif NU Cilacap, paska periode Ketuanya Drs KH Mubasyir Ismail, berpindah domisili ke Jakarta. Berbagai dinamika organisasi terjadi, sehingga kehadiran pengurus PC. LP. Maarif NU ke madrasah-madrasah diterima dengan respon kurang memadai.
Kami berkunjung ke Madrasah/Sekolah, ke tokoh-tokoh Pendidikan setempat, bahkan mendatangi pengurus NU setempat, Sebagian besar merespon LP Maarif NU dengan pandangan negatif. Bahkan kami harus menerima kenyataan bahwa para pemangku kebijakan Kementrian Agama Kabupaten Cilacap pada saat itu, berada dalam posisi ‘memusuhi’ LP Maarif NU.
Permohonan PC LP Maarif NU Cilacap kepada Ketua MWCNU setempat untuk menugaskan beberapa orang sebagai pengurus Koordinator Kecamatan (Saat ini, LP. Maarif NU Kecamatan langsung di Bawah MWCNU dan pengurus LP Maarif di tingkat kecamatan/Koordinator Kecamatan dibentuk oleh PC. LP. Maarif NU) sebagaian besar tidak dipenuhi oleh Pengurus MWCNU setempat
Namun tidak demikian dengan MWCNU Kawunganten. Di bawah kepengurusan KH Maslahudin, Kawunganten adalah MWCNU kedua di Kabupaten CIlacap yang langsung mendukung dan menindaklanjuti permohonan untuk membentuk Kortan LP Maarif NU, setelah MWCNU Majenang.
Bahkan pada pertemuan-pertemuan PC LP Maarif NU Cilacap, Pengurus Kortan Maarif NU Kawunganten, H Muslikhun, S.Ag., seringkali dibekali uang bensin oleh KH Maslahudin. Termasuk kesediaan KH Maslahudin untuk turun menemani PC LP Maarif NU Ciacap saat konsolidassi organisasi di wilayah Bantarsari dan Kawunganten.
Menggagas GNRHL
Pada ahir tahun 2021, saya berkesempatan mendampingi KH Maslahudin menghadiri kegiatan Simposium Nasional Pimpinan Pusat Lembaga Dakwan NU di Jakarta. Dan sebagai tindak lanjut Simposium Nasional tersebut, sepulang kegiatan, kami membentuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) Kabupaten CIlacap.
DI sinilah kelincahan dan keseriusan KH Maslahudin membangun jejaring organisasi ditunjukkan. Tidak lama setelah kepengurusan terbentuk, GNRHL langsung melakukan audiensi dengan Bupati Cilacap, Kepala Dinas Kehutanan, PT. Pertamina Persero, PT. Holcim TBK Cilacap.
Baca juga Sosok HM Murtado di Mata Masyarakat Lintas Agama
Melakukan kunjungan ke Administratur Perhutani Wilayah Banyumas Barat, dan dari pertemuan tersebut, GNRHL mendapatkan program Kerjasama pengijauan di Cilacap, Penanaman Hutan Bakau di Segara Anakan, termasuk juga mendapatkan konsesi lahan yang berada di Bukit Selok, yang digunakan untuk aream wisata religi, yakni komplek Makam Syekh Mahfudz Abdurrahman (Syekh Mahfudz Somalangu di Gunug Selok Adipala, red).
GNRHL PCNU Cilacap juga beberapa kali dilibatkan dalam kegiatan Bersama Komunitas Pemangku Hutan, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), serta Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pariwisata Terpadu, untuk penyadaran pentingnya kelestarian alam.
Politisi dan Deklator PKB
Sesuatu yang jarang digali, KH Maslahudin adalah deklarator, Juru Kampanye dan Calon Anggota DPRD Kabupaten CIlacap dari PKB pada Pemilu 1999. Sebenarya KH Maslahudin berpeluang duduk sebagai Anggota Legislatif, pada saat Pemilu 1999, namun merelakan nomor urutnya diberikan kepada calon lain untuk memduduki kursi DPRD Kabupaten CIlacap, demi kebesaran NU dan PKB.
KH Maslahudin juga mentor politisi NU yang banyak menciptakan guyon bernas serta syair sholawat yang berisi ajakan untuk membesarkan PKB, partai yang kelahitannya dilahirkan dari Rahim Nahdlatul Ulama.
Saat saya menjadi Ketua DPC PKB Cilacap, KH Maslahudin sering sekali menyengaja berkunjung ke rumah, pada jam yang sudah sangat larut. Biasanya usai mengisi pengajian di Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara, atau daerah lain di seputar Cilacap bagian timur, hanya untuk mengajak diskusi tentang pemenangan PKB.
Dan upaya menegakan marwah politik NU di Cilacap, agar PKB besar, kuat dan berwibawa. (biasanya KH Maslahudin menyampaikan : “Aja Mung Disegani, terus meneng. Maksude, diwei sega, terus anteng, diregani terus klalen, diwei rega terus klalen NU.”)
Hingga ahir hayat, KH Maslahudin tercatat di jajaran Dewan Syuro DPC PKB Cilacap, dan dalam banyak kesempatan, KH Maslahudin tilpun hingga berjam-jam, untuk membicarakan masa depan NU dan PKB Cilacap.
Syahid Saat Ibadah Haji
Persinggungan saya dengan KH Maslahuddin kian erat saat ahir tahun 2002-an, PCNU Cilacap membentuk Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama(KBIHNU). Saat awal kami melakukan koordinasi, sowan ke kediaman KH Maslahudin, sebelum minta bantuan untuk mengumpulkan calon jamaah haji asal Kawunganten.
KH Maslahudin menawarkan diri untuk mengumpulkan calon jamaah haji di Masjid Al-Hidayah Kauman Lama Kawunganten Lor, yang berada di sebelah kediamanbya, dengan fasilitas konsumsi ditanggung penuh oleh KH Maslahudin. Bersama KH Abdul Kholiq (Alm) saat itu KH Maslahudin dipercaya sebagai Koordinator Distrik KBIHNU Wilayah Kawunganten.
Dari beberapa distrik yang ada, dari segi jumlah, memang jamaah haji KBIHNU asal distrik Kawunganten paling kecil. Tetapi dari segi prosentase antara jamaah haji KBIHNU dan Non KBIHNU, jamaah haji Distrik Kawunganten jumlahnya paling besar. Hal itu kami saksikan sendiri karena KH Maslahudin telaten membesarkan KBIHNU (KBIHUNU saat ini, red.). Baca juga Calon Jamaah Haji KBIHUNU Cilacap Wafat Sebelum Terbang
Kami bersaksi, karena keuletan dan ketelatenan KH Maslahudin menyambangi calon jamaah haji, dari rumah ke rumah. Dan totalitas keterlibatan KH Maslahudin di KBIHNU Cilacap, hingga ahir hayat, KH Maslahudin wafat dalam keadaan membimbing jamaah haji KBIHNU. Wafat di tempat mulia yang selalu KH Maslahudin rindukan, Makkatul Mukarromah.
Sungguh, satu kematian mulia, yang mengingatkan saya akan ungkapan salafunas sholih :
يموت المرء على ما عاش عليه.
“Seseorang akan mati sesuai dengan apa yang dilakukan semasa hidupnya.”
KH Maslahudin wafat dan syahid dalam keadaan melaksanakan ibadah haji, membimbing jamaah haji, hingga kelak di hari kebangkitan, sesuai Sabda Rasulullah Muhammad SAW riwayat Imam Ahmad Bin Hambal dari Jabir Bin Abdullah:
من مات على شيء بعثه الله عليه
“Siapa saja yang mati dalam keadaan mengerjakan sesuatu, maka dalam kondisi demikian ia akan dibangkitkan dari kuburnya.”
Kelak KH Maslahudin dibangkitkan dalam keadaan berhaji, Syahid fii sabilillah. Amiin.
Cilacap, 21 Juni 2023, 23:32, HM Taufiq Hidayattulloh
Baca juga Mengenang HM Murtadho, Pejuang Toleransi Majenang Cilacap