Ngaji Posonan, Tradisi Mengaji di Bulan Ramadhan

NU CILACAP ONLINE – Ngaji posonan (pasanan, puasanan) adalah tradisi mengaji kitab selama beberapa hari di bulan Ramadhan; posonan sendiri merupakan istilah dengan akar kata puasa; bagi sebagian orang Jawa, menyebutnya dengan pasanan, puasanan atau posonan.

Posonan sebagai sebuah istilah, identik dengan kata pasaran yang menunjukan waktu berdasarkan hari pasaran. Itu sebabnya, ada juga ngaji pasaran; yaitu ngaji yang pelaksanaannya setiap hari dan atau sesuai pasaran. Misal, ngaji Kemisan, berarti ngaji yang dilaksanakan setiap hari Kamis. Atau Kliwonan, ngaji yang terlaksana setiap pasaran Kliwon.

Sebagai tradisi, ngaji posonan sudah berlangsung sekian lama, sudah mengakar dan hampir pasti terlaksana sepanjang bulan Ramadhan. Dikatakan dengan ngaji posonan karena memang pelaksanaannya selama / sepanjang hari-hari di bulan Ramadhan.

Mulanya, tradisi ngaji posonan ada di pondok pesantren. Kitab yang dikaji biasanya kitab-kitab tertentu yang tidak dibaca dan atau diajarkan pada waktu-waktu reguler di pesantren yang bersangkutan. Kitab yang dibacapun tergolong tipis dalam jumlah halaman; mengingat target ngaji pasanan dibatasi waktu.

Jenis kitab yang dibaca selama ngaji posonan bulan Ramadhan bervariasi; namun tidak lepas jauh dari Kitab Aqidah, Fikih, Akhlak, Tauhid; atau Kitab Ilmu Alat Nahwu Shorof. Juga Kitab Tafsir. Ada Kitab Tafsir Al-Qur’an, ada juga kitab tafsir surat-surat dalam Al-Qur’an seperti Tafsir Surat Al Fatihah dan Surat Yasin.

Yang menarik dari ngaji posonan antara lain, santri dan mereka yang mengaji biasanya datang khusus untuk mengaji selama terselenggaranya ngaji pasanan. Tentu, selain santri yang memang menetap di sebuah pesantren. Jadi, mereka nyantri hanya selama bulan Ramadhan, bahkan sebelum bulan Ramadhan selesai, sudah pulang.

Fenomena nyantri selama bulan Ramadhan ini kemudian menginspirasi apa yang disebut dengan Pesantren Ramadhan. Ada juga yang menggunakan isitilah Pesantren Kilat (meski istilah ini kurang tepat). Namun sesuai perkembangan zaman, ngaji pasanan tidak hanya di pesantren, melainkan di tempat lain seperti Masjid dan Madrasah.

Trend Ngaji Pasanan

Ngaji pasanan juga berkembang secara tematik; artinya proses kajiannya tidak lagi utuh mengkaji kitab secara keseluruhan. Namun diambil tema-tema khusus dalam rentang waktu yang khusus. Ini hanya variasi saja; sebab sejatinya adalah melaksanakan kajian selama bulan puasa.

Trend ngaji posonan belakangan juga lebih ekspresif karena memanfaatkan teknologi digital. Ngaji posonan secara online misalnya dengan video live streaming. Dan itu menjadi bagian dari dinamika perkembangan zaman. Kita mengapresiasi kepada semua yang terlibat.

Trend Ngaji Pasanan Online memang tidak akan pernah bisa menggantikan Ngaji Posonan ala pondok pesantren. Namun tidak kehilangan substansinya; yaitu memperdalam ilmu bagi para santri (pendengar, penyimak), juga menebarkan ilmu bagi para Kiai, Ulama dan Ustadz.

NUCOM melalui konten Ramadhan juga sejatinya ikut serta mengisi fenomena Ngaji Posonan; tujuan nya untuk mengisi dan mensyiarkan Ramadhan. Selain itu, menebar ilmu pengetahuan dan sekaligus mengharap berkah Ramadhan.

Semoga ikhtiar NU Cilacap Online tergolong ikut melestarikan tradisi ngaji posonan, dengan cara yang berbeda. Kepada semua santri yang kebetulan sedang ikut ngaji di bulan Ramadhan, semoga diberi kekuatan hingga mendapatkan ilmu yang kelak bermanfaat. (Munawar AM)

Baca juga  Selapanan dan Pasaran, Pengertian Dan Praktik Dalam Tradisi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button